My Lovely Book & My friends

46 4 16
                                    

Seminggu berlalu, gua gak mendengar kabar dari Jihan. Lalu gua fokus untuk membantu Jihan dulu. Semua kegiatan menulis gua, gua stop sementara. Gua pun pergi ke rumah Jihan sendiri. Sampai disana, gua panggil si Jihan, tapi yang keluar malah om Zaki dan kata om Zaki, Jihan sedang pergi. Gua bingung cari kemana. Gua inget ada suatu tempat yang pernah Jihan ceritain ke gua.

"Di sini gua merasa selalu tenang, indahnya pepohonan membuat hati gua sejuk, yaa kira-kira sama lah seperti lu yang sukanya nulis trus, kalo gua suka banget disini walaupun hanya diam aja." Ucap Jihan dahulu.

Dan benar ketika gua sampai disana dia sedang menangis dan duduk sendiri di tepi danau. Lalu gua deketin dan gua nguping tentang omongan dia.

"Kenapa akhirnya harus begini, apakah semua cowok begini?? Berjuang lalu pergi??" Sambil menangis. Lalu dengan santai gua duduk disebelah dia dan berkata, "enggak semua kok, aku akan tetap memperjuangkanmu meski tanpa sepengetahuan dirimu. Jika aku dapat  memilikimu, aku gak akan pergi, karena aku akan tetap disini bersama dirimu, menyayangimu, mencintaimu untuk selamanya". Lalu Jihan menoleh "robyy, jadi selama ini?", seketika itu gua baru merasakan yang namanya cinta sesungguhnya, dia langsung memeluk gua erat, dan gua balas lembut pelukan itu dengan sebuah kalimat, "pena akan membutuhkan buku untuk menuangkan segala isi coret-coretannya, sama kayak gua, gua butuh elu untuk menjadi tempat menuangkan rasa cinta gua, for the first time I love you".

Setelah itu gua gandeng tangan dia dan gua ajak dia pulang, "itu tadi lu nembak gue kan??", tanya si Jihan, "geer,siapa yang nembak lu??", kami pun bercanda seperti dulu lagi. Detik itu juga, gua pertama kali nya sebahagia ini, bersama cinta pertama gua, ehh gak deh cinta pertama gua buku. Tapi kan Jihan itu 'buku' gua juga. So gua janji bakal jaga Jihan sampai titik darah penghabisan. Layaknya sebuah pena yang akan terus menulis dan berkarya diatas sebuah buku sampai tinta itu habis.

Akhirnya, gua jalani kehidupan gua dengan menulis dengan pena dan buku, bersama 'buku ku' si Jihan. Bahagia rasanya memiliki Jihan dan gua berharap akan terus sampai pelaminan. "Sebelum itu nabung dulu kali,hehehe". Lalu bersama dia, gua buka toko kecil-kecilan. Yap, gua buka sebuah tempat membaca. Memang gak banyak penghasilannya sih, yang penting berguna untuk mereka yang mempunyai niat untuk membaca.

'Pena pun bersatu kembali dengan buku, setelah sekian lama berpisah'. Gua tutup buku harian gua dengan kalimat itu.

<sedikit isi di dalam buku coretan pena gua>

<<<<<<<<<<<<<<♡>>>>>>>>>>>>>>>
Thanks for:
- Jihan {my lovely book}
- dwi {penghapus kesedihan gua}
-fauzian {rautan yang bisa memperbarui rasa semangat gua}
-om dan tante {yang telah membesarkan gua, ibarat penjual pulpen lah :v}
-om zaki {yang telah memberikan 'buku' ke gua}
-serta semua teman you are the best

TAK AKAN KUTINGGALKAN KESEMPURNAAN INI DI JAKARTA

"Beranilah bermimpi dan jangan takut gagal"

jika gagal bangkitlah kembali, karena banyak pemimpi yang gagal diawal. namun pemimpi itu akan bangkit dan mewujudkan mimpi-mimpi itu menjadi kenyataan 

<<<<<<<<<<<<<<♡>>>>>>>>>>>>>>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pena : Coretan Indah Berhasil SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang