Rindu

40 8 6
                                    

Satu bulan terasa begitu sepi, karena biasa ada Jihan yang membuat gua bergairah kini telah hilang, walaupun masih ada Dwi dan Fauzian disana. Entah mengapa gua merasa rindu akan kehadiran Jihan, keceriaannya, semua itu membuat gua lupa akan masalah yang telah atau sedang gua hadapi. Di kampus juga, ia selalu berdua dengan Fatur, apakah gua cemburu. Gua masih belum bisa menafsirkan apa yang sedang gua rasain sekarang.

Lalu gua kembali memilih untuk menulis, yap biarkan itu semua mengalir seperti air. Gua tulis di buku gua 'roby, masih ada sahabat yang akan membantu lu, percayalah cinta akan datang pada waktunya'. Entah kenapa gua menulis itu, seperti gua sudah percaya akan cinta. Seketika itu gua juga berpikir, alay banget sih gua. "Enggak-enggak, gua gak sealay ini ah", hati gua berkata. Langsung gua tutup bukunya.

Tiba-tiba Dwi dan Fauzian datang ke kostan gua. "Ehh elu berdua, sini masuk-masuk", kami pun ngobrol-ngobrol, bercanda, saling tertawa, dan masih banyak hal seru lainnya. Seketika gua gak merasakan galau lagi. Tapi itu gak berlangsung lama. "ohh iya btw, gimana si Jihan??", Ucap Fauzian. "Masih langgeng kayaknya" jawab gua. "Syukurlah, gua kadang takut dan kasian kalau orang sebaik Jihan disakitin sama si Fatur". Ucap fauzian.

Setelah tiga jam kami ngobrol, Dwi dan Fauzian pun ijin untuk pulang. Setelah mereka pulang, gua pun kembali merasa sepi, layaknya pena yang sudah kehabisan tinta.

"Tinggal beberapa bulan lagi gua bakal pindah kampus,". Ohh iya gua mendapatkan beasiswa ke bandung, karena nilai gua yang melejit tinggi, gua direkemondasikan untuk belajar ke Bandung. Jadi mau gak mau, ya gua harus pisah dari sahabat gua dan Jihan. Gua berpikir entah gua bakal bisa pamit dengan Jihan atau enggak, karena sejauh ini gua hampir gak pernah ngomong lagi dengan Jihan.

Akhirnya gua menulis kembali di buku gua, 'jalani dan syukuri, Talk Less Do More'.

Pena : Coretan Indah Berhasil SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang