Hari ini Devan datang kesekolah menggunakan motor ninja merah kesayangannya, begitu motor Devan berada di pekarangan sekolah seperti biasa para siswa siswi pun menatapnya dengan penuh kagum dan senang karna mendapat pemandangan indah seorang cogan di pagi hari untuk menambah semangat dalam menjalani sepanjang hari ini.Devan melepas helm fullfacenya dan mengacak sedikit rambutnya, ada yang berbeda dari Devan yaitu bibirnya yang mulus terpasang plester diujungnya sedikit. lucu memang kalau dibayangkan namun jika Devan yang memakainya entah kenapa rasanya 'cogan mah bebas'.
Dengan santai dan melirik keseluruh penjuru sekolah Devan berjalan menuju kantin untuk menunggu teman-temannya.
Sepanjang perjalanan banyak siswa yang menatapnya bingung karna biasanya Devan akan datang ke sekolah kalau sudah sebentar lagi masuk atau 1 jam pelajaran sudah terlewati namun berbeda dengan hari ini Devan datang tepat waktu sebelum masuk kelas.
"Wey Dev, tumben"ucap Rian sambil menepuk bahu Devan
"Wow Devan gerangan apa yang membuatmu memakai benda tipis itu nak?" ucap Raka yang juga sudah datang entah dari mana
"Ini emang benda ya?"tanya Devan dengan wajah polosnya
"Gak tau. emang plester bukan benda ya?"tanya Raka
"Bego emang lo pada. udah tujuh belas tahun hidup didunia masih gak tau juga kategori benda" ucap Rian dengan kekehannya
"Oh bukan ya berarti? terus plester termasuk kategori apa yan?" tanya Devan pada Rian, yang ditanya hanya diam dan nampak berfikir
"Gue juga kurang tau sih"jawab Rian dan langsung mendapat lemparan sebongkah tissue dari teman-temannya.
"Eh ada apaan sih kalian? pagi-pagi seru aja"ucap Aldi sambil bergabung duduk bersama teman-temannya.
"Dev lo angin apa pake begituan? luka kecil doang padahal" ucap Aldi dengan sedikit tertawa "yeee dibahas ulang sama si kunyuk" jawab Raka pada Aldi
"Lebay deh lebay wajar kali orang luka pake plester"jawab Devan santai dan dibalas tatapan bingung dari temannya. karna, biasanya Devan tidak akan melakukan hal itu menurut Devan luka malah lama sembuhnya kalau dikasih plester.
Pandangan Devan kembali teralih keseluruh pejuru sekolah sampai akhirnya pandangannya terhenti pada sesosok gadis cantik yang sedang berjalan menuju kantin, pandangan Devan tak lepas dari gadis itu sampai tersadar bahwa gadis itu kini sedang berjalan kearahnya
"Ngerti juga lo cara pakenya? gue kira kurang penjelasan gue kemarin" ucap Shilla pada Devan.
"Oh jadi yang kasih si Devan plester itu lo?" tanya Rian
"Iya. kenapa?"
"Gapapa."
"Saran aja sih, kalau mau berantem dan ngehasilin luka. jangan lupa siapin plester"ucap Shilla dengan cengiran khasnya dan menambah kecantikan yang tersirat wajahnya sembari menepuk bahu Devan.
Devan, Raka, Rian, dan Aldi masih terdiam mendengar ucapan Shilla dengan tatapan mata yang terus menuju kearah gadis cantik itu.
"Gue doang atau kalian juga ngerasa agak asing sama perlakuan dia barusan, aneh tapi gokil. Ya gak sih?" tanya Aldi pada teman-temannya.
"Perfect. cara dia jalan, ngomong, cantiknya, dan yang lebih penting gue bener-bener gangerasa dia gak modus ngelakuin hal tadi ke Devan. ya gak Dev?" tanya Raka pada Devan yang hanya dibalas senyuman dengan gelengan kepala oleh Devan
"Siapa sih namanya? gue tertarik nih kayaknya" tanya Rian dengan tatapan mata jahilnya.
"Namanya Shilla. Shilla Indira kelas XII IPA III, pindahan dari London. Sekelas sama elu gilak" jelas Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, you (PROSES PENERBITAN)
Teen Fiction(FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA:)) Devan Ardia Vahregaz. cowok paling most wanted seantero SMA Bhakti Pertiwi cowok yang dikenal sangat dingin dengan tatapan mata elang tajamnya, cowok paling tajir dan badboy, serta kepribadiannya yang membuatnya nam...