Pagi ini Devan sangat senang dan bersemangat untuk datang ke sekolah. Dia sudah bersenandung ria sejak dari rumah sampai kini di dalam mobilnya, Devan bukan tipe orang yang sabar jika sudah menghadapi kemacetan kota Jakarta namun kini ia sangat tenang dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Baru saja Devan masuk kedalam pekarangan sekolahnya ia sudah menjadi pusat perhatian, bagaimana tidak? Devan sangat berbeda datang kesekolah hari ini, biasanya Devan hanya akan menggunakan jaket jeans, bomber jaket atau yang lainnya saja. Namun kini Devan memakai kaca mata hitam yang membuatnya nampak seperti sedang berada di catwalk acara fashion show.
Hal langka seperti ini tentu tidak akan dilewatkan begitu saja bagi para murid yang melihatnya di sekolah. Kesempurnaan ciptaan Tuhan yang sedang mereka pandang saat ini selalu mampu membuat mereka terpana, Devan yang tinggi semampai serta kulit yang putih bersih, serta hidung yang mancung dan bibirnya yang merah selalu jadi perbincangan. Walaupun Devan suka merokok namun, bibirnya tetap indah dan segar untuk dipandang. Mereka kini sibuk memotret Devan untuk sekedar simpanan di galeri atau update instagram dan insta story. Dari kejauhan teman-teman Devan sudah tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Devan kali ini.
"Kenapa?" Tanya Devan sembari melepas kacamatanya "lo yang kenapa Dev? Kesambet apaan sampe pake kaca mata?" Tanya Aldi yang masih belum bisa menghentikan tawanya "gapapa gua lagi pengen aja gitu. Silau" jawab Devan yang tentu saja itu sangat bukan jawaban yang ironis "boonggg. Ngibul mulu lu mah" ucap Rian yang memang sangat tak percaya dengan jawaban Devan. "Terserah lo. Udah ah gua mau rokok dulu ke belakang" ucap Devan langsung meninggalkan teman-temannya.
Devan yang kini sedang merokok di taman belakang sendirian, terkejut dengan tangan yang memegang pundaknya begitu pelan. Langsung Devan menoleh kearah belakang dan mendapati Shilla yang sudah nyengir duluan menatapnya. "Lo Shil bikin kaget aja"ucap Devan pada Shilla "lo ngapain disini?" Tanya Shilla pada Devan yang masih setia menghisap rokok itu "harusnya gua yang nanya. Lo ngapain disini? Kok bisa tau tempat ini?" Tanya Devan penasaran karna memang kawasan ini sangat jarang didatangi para murid karna sudah agak tak terurus "suka-suka gue dong kan ini tempat umum" ucap Shilla sembari melangkah mundur karna asap rokok Devan yang sudah mondar mandir didepan hidungnya.
Devan yang masih belum sadar akan kerisihan Shilla dengan asap rokok malah menyuruh Shilla untuk duduk disampingnya "engga Dev makasih. Gue kekelas aja. Gue ga tahan asap rokok. Bye" Devan yang masih setia menatap punggung Shilla hanya tersenyum dan langsung mematikan rokoknya karna 5 menit lagi bel masuk akan berbunyi.
****
Setelah pelajaran yang cukup melelahkan untuk Devan karna ia sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan gurunya, Devan memilih untuk langsung pulang kerumah.Baru saja Devan membuka pintu rumahnya sudah terlihat kedua orang tuanya bertengkar dengan permasalahan yang sampai saat ini pun Devan tidak ketahui.
"Devan bagus kamu udah pulang. Kamu lihat nih kelakuan papa kamu sama mama"ucap mama Devan yang sudah menangis terisak "Dina kamu jangan salah sangka terus. Kenapa sih semua yang aku lakuin salah?" Teriak papa Devan "kamu bilang apa? Aku gasalah denger? Aku gasalah sangka karna memang kamu yang udah selingkuh di belakang aku. Aku udah capek nahan selama ini dengan berpura2 tetap harmonis sama kamu disemua klien atau karyawan kamu Adrian" mendengar semua pertengkaran kedua orang tuanya Devan langsung meninggalkan rumah dan membanting pintu dengan keras.
"Kamu lihat Dina? Kamu lihat efek dari ucapan kamu? Aku gangerti ya permasalahan dari tiga tahun yang lalu ini masih belum bisa kamu lupain dan kenapa harus diungkit didepan Devan?" Ucap papa Devan sembari mengusap wajahnya dengan kasar "aku udah siap. Kalaupun harus pisah sama kamu. Aku udah gatahan mendem semua ini sendirian selama tiga tahun ini tanpa ada titik terang dari kamu" "kamu tau kenapa gaada titik terang dari aku? Karna aku gapernah ngelakuin apa yang kamu bicarain barusan didepan aku. Didepan Devan. Didepan seisi rumah ini" ucap papa Devan yang kini sudah bergegas meninggalkan rumah. Karena memang jika masih disana pertengkaran akan terus berlanjut dan tak ada yang mau mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, you (PROSES PENERBITAN)
Teen Fiction(FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA:)) Devan Ardia Vahregaz. cowok paling most wanted seantero SMA Bhakti Pertiwi cowok yang dikenal sangat dingin dengan tatapan mata elang tajamnya, cowok paling tajir dan badboy, serta kepribadiannya yang membuatnya nam...