Part 10

74.5K 2.4K 49
                                    




Pagi ini Shilla datang terlambat ke sekolah dikarenakan kelelahannya yang menumpuk dan waktu tidurnya kemarin yang berkurang harus dituntaskan semalam, sehingga kini ia pun harus berhadapan dengan guru ter-sangat-killer di sekolah yaitu Bu Rosa guru BP yang sudah setengah abad umurnya, namun terus merasa seperti anak muda dengan gaya berpakaiannya, dan pengetahuannya tentang artis selalu paling terdepan.

"Shilla, kenapa kamu terlambat?" tanya Bu Rosa yang sudah siap dengan rotan yang selalu ditangannya "maaf bu, saya ketiduran bu" jawab Shilla dengan jujur, mendengar keberanian Shilla dengan jawaban seperti itu, meluluhkan hati Bu Rosa untuk meringankan hukumannya. Karena, biasanya para siswa akan beralasan 'ban saya bocor bu' untuk menjawab pertanyaan serupa yang tadi ia tanyakan.

"ya sudah. kamu saya hukum untuk menulis kata "saya tidak akan terlambat lagi" dalam kertas folio ini. Mengerti?" terang Bu Rosa, Shilla yang hanya bisa pasrah mendengar hukuman tersebut pun mengangguk dan mengambil kertas tersebut. "bolak balik ya Shilla!"perintah Bu Rosa lagi "iya baik bu" jawab Shilla pasrah.

Ketika Shilla sedang menulis hukumannya, ia melihat Devan baru saja datang ke sekolah dengan santainya dan seragam yang bisa dibilang sangat tidak rapi. baju sekolah yang hanya sebelah kanan yang dimasukan, dan dasi yang tidak rekat dipasangnya. Melihat Devan yang semena-semena seperti itu pun, membuat kemarahan Bu Rosa sudah mencapai puncak dan melengkingkan suaranya untuk memanggil Devan "DEVAN ARDHIA VAHREGAZ, CEPAT KESINI KAMU!!" teriak Bu Rosa, Shilla yang baru sekali mendengar kegarangan Bu Rosa kaget namun tetap menulis untuk menghindari teriakan itu akan mengarah padanya jika dia tidak melakukan perintah Bu Rosa.

Dari kejauhan, Devan sudah melihat Shilla yang dihukum dan mempercepat langkah kakinya untuk cepat menghampiri Bu Rosa "ada apa si bu? masih pagi loh ini tapi udah bikin gendang telinga rusak aja"ucap Devan sembari menutup telinganya "Devan, kamu jangan mentang-mentang anak pemilik sekolah ya jadi bisa seenaknya seperti ini!" bentak Bu Rosa, Devan yang sudah sangat paham dengan hukuman yang akan dijalaninya, lebih memilih untuk mengaku salah agar mendapat hukuman yang sama dengan Shilla, karna jika ia tetap ngeyel seperti ini maka hukuman itu pun akan merembet dari pagi sampai nanti pulang sekolah.

"iya bu yaampun, maaf ya bu saya ngaku saya salah kali ini. beneran deh bu saya yang salah. garagara baju ini ya bu? makanya ibu kesel"ucap Devan dengan tampang rasa bersalah yang dibuat-buatnya seraya memasukkan bajunya kembali "nah ini lagi dasi ya bu? ibu kesel ya bu sama dasi saya soalnya ga rekat. tenang bu saya bakal pakai rapi seperti yang ibu mau kok" ujar Devan, dan dalam waktu satu menit Devan sudah berubah menjadi seperti anak teladan di sekolah

"Devan, kamu ga sakit kan?"tanya Bu Rosa yang heran melihat sikap Devan tidak seperti biasanya, "engga kok bu. saya ga sakit. beneran deh bu. ibu mau hukum saya kan bu? saya emang pantes di hukum bu" jawab Devan dengan tampang yang sudah sangat lebay seperti di ftv ketika pemain tertindasnya mengaku kesalahan "iya iya. kamu saya hukum, lari lapangan aja lima kali setelah itu kamu bisa masuk kedalam kelas" ujar Bu Rosa "aduh bu, saya nulis di folio aja deh bu kaya anak lain. saya mencintai keadilan bu. biar saya jadinya enak sama yang lain soalnya hukumannya sama" ucap Devan, karena sudah malas melihat Devan yang terus berakting seperti sedang syuting drama pun akhirnya Bu Rosa menyetujui permintaan Devan.

Devan yang sudah mengincar meja disamping Shilla pun langsung menghampirinya "eh gendut misi lo"ucap Devan pada Bima, anak cupu di sekolah yang gendut namun tetap imut karna Bima termasuk kategori anak bersih dan kulitnya yang putih. "i-iya Dev" jawab Bima takut, dengan segera mengambil alat tulisnya dan tasnya lalu mencari meja lain.

"lo apaan sih seenaknya ngusir-ngusir orang"ketus Shilla "itu bukan ngusir Shil, cuma nyuruh minggir aja hehe"kekeh Devan "sama aja beler" ucap Shilla yang disambut dengan tawa Devan "wahh curiga gua nih, lo London mananya sih sampe tau bahasa kaya gitu?"tanya Devan "diem deh Dev gue lagi konsen nih tangan gue udah pegel" jawab Shilla dengan pandangan tetap pada kertasnya "SHILLA DEVAN!! Ibu suruh nulis ya bukan gosip!!"teriak bu Rosa pada merea berdua. Shilla yang merasa bersalah pun menjawab "iya maaf bu" setelah itu ia langsung menatap Devan tajam. Namun yang ditatap pun hanya nyengir serasa tak bersalah.

Dear, you (PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang