Part 6

76.4K 3.1K 62
                                    


Setelah kejadian tadi pagi antara Shilla dan Nia, mood Shilla benar-benar dalam keadaan yang sangat buruk. Shilla sampai harus bolos 1 mata pelajaran untuk menenangkan fikirannya. Shilla kini tengah duduk bersantai di taman belakang sekolah. Sebenarnya taman ini cukup indah dan sejuk namun karna jarang siswa yang mengetahui tempat ini, jadi taman ini sedikit tak terurus.

Shilla menonaktifkan ponselnya agar teman-teman dan yang lainnya tidak mengganggu dan menghubungi Shilla dan kini ia hanya mendengarkan lagu melalui earphone dari ipodnya, Shilla memejamkan matanya sembari menikmati hembusan angin yang sangat menyejukkan dan mampu membuatnya tenang.

****

"Shilla kemana?" Tanya Anin pada Gladis dan Intan, "gatau. Gamasuk kali?" ucap Gladis "tapi, masa gamasuk dia ga ngabarin kita sih?" Tanya Intan "iya kan. Gamungkin kayanya itu anak ga ngabarin kalo gamasuk, coba deh gue telfon" ucap Anin sembari mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Shilla, namun hasilnya nihil. Ponsel Shilla sedang tidak aktif. "gak aktif lagi"ucap Anin dengan raut wajah yang bingung, tepat setelah Anin menghubungi Shilla pak Anton masuk kelas dan langsung mengintruksikan para siswa untuk memulai pelajaran matematika.

Dua jam sudah pelajaran pak Anton berlalu dan Shilla tak kunjung datang ke kelas, kini kelas sedang tidak ada guru karna ada pengumuman bahwa guru akan mengadakan rapat dan pembelajaran akan dimulai lagi setelah istirahat.

Devan dan Raka masuk kedalam kelas XII IPA III untuk menghampiri Rian dan Aldi, karna memang mereka berempat tidak sekelas. Sudah tak asing lagi jika para siswi bagaikan terhipnotis dengan kedatangan Devan dan Raka karna itu membuat 1 paket lengkap  ditambah dengan yang paling special berkumpul dikelas mereka. Devan mengmbil kursi dan duduk di samping Aldi, matanya mengitari seluruh penjuru kelas namun yang dicari tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Shilla mana?" Tanya Devan, Rian dan Aldi yang mendengar pertanyaan Devan seakan tidak percaya bahwa temannya ini akan bertanya suatu kalimat yang tidak pernah didengarnya selama ini, yaitu bertanya dimana keberadaan seorang perempuan yang bukan osis, anggota osis ataupun yang ada hubungan dengannya untuk ditanyakan. Sedangkan Raka, dia hanya biasa saja karna Devan sebelumnya sudah pernah bertanya pertanyaan yang menurut mereka lebih ekstrim ditanyakan oleh Devan.

"lo nanya apa barusan? Shilla?"ulang Rian pada Devan "iya. Kenapa emang? Dia kemana?"tanya Devan "wah Dev, langka ini langka" ucap Aldi dengan tampang lebay miliknya "gatau. Gamasuk kali gaada juga soalnya dari tadi pagi pas pelajaran" jawab Rian "gamasuk? Masa sih? tadi pagi gue ketemu sama dia dikantin"ucap Devan dengan tak percaya "lah mana gue tau Dev, dia beneran gamasuk tadi  matematika"jawab Rian.

Sementara itu didepan kelas sudah tampak Nia cs yang sedang berjaga-jaga didepan XII IPA III entah apa maksudnya, namun setiap Nia bertingkah disana pasti ada keributan dan hal itu lah yang dinantikan para siswa kini yang sedang menunggu aksinya.

"Eh ada Shilla, kok masih pake tas? Kenapa? Kekunci gerbang karna telat bisnya tadi pagi?" ucap Nia yang sedang mencegat Shilla untuk masuk kekelasnya, dengan wajah datar dan berusaha menahan amarah Shilla menjawab "Nia, please gue lagi ga mood untuk adu mulut sama lo. Oke?" "kenapa? Lo takut adu mulut sama gue?" ucap Nia dengan nada yang sangat menyebalkan dan sengaja dikeras-keraskan karna dia tau Devan sedang berada dalam kelas ini. "minggir" ucap Devan, Nia pun langsung menoleh dan berkata "hey Devan kamu mau kemana? Kok kamu disini?"ucap Nia dengan sok imut "sekali lagi gue bilang minggir. Gue mau lewat." Ucap Devan singkat dan menatap kearah Nia dengan tajam. Shilla yang melihat kejadian itu langsung saja masuk kedalam kelas dan menghampiri teman-temannya.

"Shilla lo kemana aja? Kita cariin tau dari tadi pagi" ucap Intan yang langsung menghampiri Shilla "hahhaa gapapa gue tadi di taman eh gakerasa kalau udah dua jam aja gue disana"jawab Shilla santai. Anin yang mengetahui sikap Shilla yang berbeda hanya diam saja, karna dalam seminggu dia berteman dengan Shilla Anin sudah megetahui bahwa Shilla bukan orang yang pandai untuk berbohong.

Dear, you (PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang