Part 1

255K 5.3K 146
                                    

Malam ini Shilla baru saja tiba dari penerbangan London menuju Jakarta, Kota yang sangat ia rindukan akhirnya ia pijakkan kembali kakinya di Kota ini.

Setelah 2 tahun lamanya shilla tidak pulang dikarenakan sibuk dengan tugas sekolah dan beberapa bisnis fashion yang tengah ia rintis disana. Shilla melepas earphone yang terpasang ditelinganya dan mengambil handphone di tas tangannya untuk mencari kontak mamanya dan tepat saja handphone Shilla berdering dengan nama yang tertera "Queen"disana.

"Hallo ma. dimana? aku udah di airport" ucap shilla sambil celingak celinguk mencari keberadaan orangtuanya. "Maaf sayang mama sama papa lagi ada urusan mendadak yang harus diurus dikantor. Sorry baby, pak Kiman udah jemput shilla kok". Shilla diam sebentar mendengan perkataan mamanya.

Memang Shilla terlahir dari keluarga yang sangat berada dan kaya raya namun inilah yang membuat Shilla tidak terlalu merindukan Jakarta, karena kesibukan orangtuanya yang membuat dirinya seperti hidup sendirian.

"Baby, can you hear me?" ucap mamanya yang menghentikan shilla dari lamunannya. "oh iya mah gapapa kok. oke hati-hati aku tunggu dirumah" "Oke sayang love you""love you too." setelah percakapan itu berhenti, Shilla membuka jaket jeans yang ia kenakan karna hawa Jakarta yang mulai terasa panas dan ia sampirkan dilengannya, Shilla yang sedari tadi berdiri akhirnya menyadari bahwa dirinya sudah menjadi pusat perhatian bagi kaum adam dan hawa yang berada disekitar bandara.

bagaimana tidak? gadis berperawakan tinggi, putih, mata coklat nan indah serta lekukan tubuhnya yang sangat sempurna dengan rambut panjang yang terurai lurus namun sedikit ikal berwarna hitam serta style fashionnya itu walaupun ia hanya mengenakan kaos putih yang dimasukkan ke celana jeans hitam serta mengenakan sepatu adidasnya membuat penampilan Shilla tampak simple namun tetap modis.

"Non Shilla" panggil pak Kiman membuyarkan pikiran Shilla yang entah pergi kemana. "Ah bapak akhirnya, Shilla tunggu daritadi sampe bingung mau ngapain" ucap shilla dengan cengiran khasnya.

"Alhamdulillah non Shilla masih fasih bahasa indonesia ya, pak Kiman pikir harus bawa kamus dulu buat ngobrol sama non Shilla" "ya engga dong pak Kiman. Aku kan orang Indonesia masa iya aku lupain bahasa negara kelahiran aku. ayok pak Shilla udah capek nih" "iya hayuk atuh non Shilla" ujar pak Kiman sambil mendorong trolli Shilla yang bermuatan 4 koper merk Louis Vuitton

Diperjalanan menuju kerumah Shilla hanya diam sambil memperhatikan kota kelahirannya itu, tidak banyak yang berubah dari yang terakhir kali Shilla lihat. gedung-gedung pencakar langit masih tegap berdiri kokoh menghiasi gemerlap kota Jakarta. sampai akhirnya kedua mata indahnya itu menutup dan ia tertidur lelap.

****

"Non bangun kita sudah sampai" ucap pak Kiman sambil membangunkan Shilla pelan karna tidak tega melihat wajah damai Shilla yang tertidur nampak sangat kelelahan. "Eh? udah? yaampun aku ngantuk banget pak Kiman" ucap Shilla sambil menggeliat dan langsung membuka pintu untuk turun.

Dilihatnya rumah mewah yang berada dihadapannya. masih sama seperti yang dulu rumah bergaya klasik modern dengan cat bersih berwarna putih itu kini dihadapannya.

Shilla melangkahkan kaki masuk ke rumah dan langsung saja para asisten rumah tangga berhamburan membantu Shilla dan menanyakan keadaan Shilla, namun yang menjadi pusat perhatian malah berlari kearah bi Inah "Bi Inaaahhhhhhh Shilla kangen" ucap Shilla sambil memeluk erat Bi Inah, perempuan paruh baya yang kirakira berumur 45 tahun itu pun membalas pelukan Shilla tak kalah eratnya.

"Iya bibi juga, non Shilla sih jarang pulang kan bibi kangen" Shilla hanya menatap dengan penuh kasih sayang kearah bi Innah dan memeluknya lagi dengan erat.

Setelah acara temu kangen berakhir. Shilla sudah membersihkan diri dan sekarang tengah berada di ruang keluarga sambil memainkan ponselnya sampai akhirnya kedua orangtuanya pun datang. "Shilla mama kangenn" ucap Sinta mama Shilla dengan sedikit berlari untuk memeluk anak perempuan semata wayangnya itu dan disusul papa Shilla yang sudah tidak sabar memeluk anak cantiknya itu.

Dear, you (PROSES PENERBITAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang