"Choi yuna, menikahlah denganku"
Dokyeom berlutut dihadapan yuna sambil mengenggam erat tangan kekasihnya itu.
"Do- Dokyeom-ah.. kau serius??"
Dokyeom terus menatap yuna dengan tulus"Ne yuna-ya, kau mau kan? .."
"tentu saja..tentu saja aku mau" jawab yuna dengan air mata yang mulai menetes.
"Gomawo yuna-ya, aku mencintaimu"
Senyum dokyeom merekah dan langsung memeluk yuna. Keduanya pun saling berpelukan mesra.
*
*
*
Tok...tok...tok...!!!
"Yuna-ya.. putriku... ayo bangun.. kau bisa terlambat.. Yuna-yaa!!"
Yuna terkejut mendengar teriakan ibunya dan seketika matanya terbuka "hmphh, Cuma mimpi, aku pikir.... " ucapnya dengan nada kecewa.
"Hiaa yuna-ya bangun, ini sudah siang!!!" teriakan eomma masih mengaung dari balik pintu kamarnya.
"Neee eomma, aku sudah bangun" sahut yuna sembari menetralkan tubuhnya yang masih mengawang dari mimpi nya tadi.
"selamat pagi" sapa yuna yang menuju meja makan dengan pakaian yang rapi serta polesan wajah yang cantik.
"ohh pagi putriku.. ayo sarapan" ucap ayah dengan senyumnya.
"loh? Dino mana? belum bangun ya?"
yuna mulai celingak celinguk mencari keberadaan adiknya itu.
"mungkin sedang bersiap-siap..padahal eomma sudah membangunkannya dari tadi loh"
"hisshh.. anak itu, selalu saja seperti ini, bisa-bisa aku kesiangan lagi karena menunggunya" kesal yuna sembari menyantap sarapan yang ada di hadapannya.
"waaa sarapan..sarapann,,,"
Seketika terdengar teriakan dino yang berlari menuju meja makan . sekejap ia sudah duduk di samping yuna.
"cepat makan sarapanmu, nanti kita terlambat lagi" gerutu yuna
"neeee noona"
"ngomong-nomong yuna.. bagaimana hubunganmu dengan dokyeom? Sudah lama dia tidak pernah ke rumah lagi? kalian baik-baik sajakan?" tanya eomma.
"Ah, Ne eomma, kami baik-baik saja kok, hanya saja belakangan ini dia sedikit sibuk" jawab yuna gugup.
Yuna POV
Sesungguhnya aku bingung, aku tidak tau apa hubunganku dengan dokyeom baik-baik saja atau tidak. sudah satu tahun lebih aku berpacaran dengannya, tapi tidak ada tanda-tanda keseriusan dari dokyeom.
ya, hubungan kami seperti tidak ada kemajuan. Apalagi belakangan ini kami tidak berkomunikasi lagi karena kesibukan dokyeom. Dokyeom adalah seorang direktur perusahaan besar di korea. Itulah sebabnya aku jarang bertemu dia. Bertemu pun hanya sekedar makan dan mengobrol biasa.
Di korea, Dokyeom hanya tinggal berdua dengan hansol adiknya, sementara ayahnya menetap di Amerika. Dan hansol adalah musuh besar Dino di sekolah. Sementara aku merupakan guru bahasa inggris di dekolah itu.
Yaa.. karena pertengkaran keduanya lah, yang menjadi awal mula perkenalanku dengan Dokyeom.
"cah ..noona untuk apa sih kau masih berhubungan dengan hyungnya hansol, aku yakin sifat dokyeom hyung pasti tak jauh berbeda dengan adiknya yang brengsek itu" ucap dino tersenyum remeh.
"hisshh, jaga mulutmu, kau tidak berhak berbicara tentang orang lain seperti itu"
Yuna yang merasa kesal langsung memukul punggung dino. Sementara yang dipukul hanya mengaduh kesakitan
"noona sakit, jika kau memukul punggung ku seperti tadi, aku bisa mengeluarkan semua makanan yang aku makan" gerutu Dino.
"Hiaaa Dino-ya..yang dikatakan kakakmu itu benar. Dan satu lagi, jangan membuat masalah dengan hansol di sekolah" Ayah mulai memberikan ocean pagi harinya.
"ayah, hansol yang selalu mencari masalah denganku di sekolah, bukan aku yang salah" bela dino.
"pokoknya jangan pernah membuat masalah lagi! jika kakakmu bukan guru di sekolah, mungkin sudah lama kau dikeluarkan dari sekolah itu, berhenti menyusahkan noona mu, kau mengerti??" emosi appa.
"aku tidak menyusahkan noona, sudah kubilang hansol yang selalu mencari masalah padaku, wajar jika aku membalasnya"
"aisshhh.. anak ini" kesal ayah dan hendak memukul dino.
"ayah, ayah, sudahlah, ayo kita berangkat, ini sudah siang" ucap yuna berusaha melerai.
"eomma kami berangkat" pamit dino segera melesat keluar rumah. Sementara yuna hanya tersenyum melihat tingkah adiknya itu dan berpamitan dengan eomma dan ayah juga menyusul dibelakang mereka.
*********
"Hyung, aku pergi.!." pamit hansol dengan nada cuek.
"Ooo.. ingat jangan membuat terlibat perkelahian lagi di sekolah, mengerti?" ucap dokyeom yang sibuk memakai kemejanya tanpa melihat hansol.
"Heh, sejak kapan kau peduli padaku? Lagipula harusnya kau senang dong, jika aku membuat masalah dan kau dipanggil ke sekolah, kau kan bisa bertemu dengan yuna-sam"
Hansol tersenyum remeh.
"Hiaaa.. aku tidak punya waktu untuk mengurusimu terus ke sekolah dan harus berapa kali kukatakan jangan pernah ikut campur dengan urusan pribadiku!" kesal dokyeom.
"cah.. aku jadi kasihan dengan wanita itu.. kenapa dia harus berpacaran dengan pria sepertimu, padahal masih bnyak pria baik diluar sana" Lagi-lagi hansol berdecah remeh.
"HIAA!! Tutup mulutmu.. pergi sana!!"
"heh, aku memang mau pergi, annyeong" pamit hansol cuek dan langsung pergi tanpa melihat dokyeom.
Sementara dokyeom hanya berdecah kesal dengan tingkah adiknya itu. Kemudian pikirannya teralihkan oleh suatu hal.
Sesaat kemudian, dokyeom mengeluarkan ponselnya dan segera mengirim pesan pada seseorang.
Dokyeom : maaf aku baru membalas pesanmu, kebetulan hari ini aku ada waktu, kita bertemu ya sore ini.. aku akan menjemputmu! "
*****************
FF pertama hehe, semoga suka^^
Next????
Vote and Comment Juseyo^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me
Fanfiction"Hanya satu kata yang ingin aku dengar darimu Lee Dokyeom, "Cinta". Katakan kau mencintaiku"