Chapter 8

179 27 6
                                    

**

Dokyeom mendapat telepon dari kepolisian bahwa hansol mengalami kecelakaan sepeda motor. Dokyeom yang panik pun segera menyusul hansol yang dikabarkan sudah berada di rumah sakit.

Dokyeom tersentak melihat keadaan hansol yang terbaring lemah dengan banyak luka di tubuhnya serta se;ang oksigen yang menutupi mulut serta  hidung adiknya itu.   Ya.. Hansol koma.

Dokyeom berjalan lunglai mendekat ke arah hansol.  Wajar ia menangis melihat keadaan adiknya itu. Malam pun dilewati dokyeom dengan terus terjaga di samping hansol, berharap sang adik segera sadar.

*

Seperti biasa pagi ini Yuna bertugas mengajar di kelas Hansol yang sekaligus juga merupakan kelas Dino.

"hemm.. anak-anak ada yang tau hansol kemana??" tanya yuna yang heran karena tidak melihat hansol di kelas.

Semua siswa bingung, kecuali ada satu siswi yang tiba-tiba mengangkat tanganya. Itu adalah Umji.

"han-hansol ada di rumah sakit saem??"

"em?? Rumah sakit? Kenapa?" tanya yuna.

"semalam hansol mengalami kecelakaan motor.."  ucap umji tertunduk sedih.

Sontak semua orang yang ada di kelas itu terkejut, tak terkeculi yuna dan dino "apa??siapa yang memberitahumu?" panik yuna.

"tadi malam , polisi menelponku untuk memberi kabar itu,  karena mereka melihat kontak terakhir yang dihubungi hansol adalah nomorku"  Jawab umji dengan mata yang berkaca-kaca.

"lalu??"  tanya yuna.

"aku sempat melihat  keadaannya di rumah sakit tadi malam, hansol koma saem" umji semakin menudukkan dalam kepalanya.

Wajah yuna benar-benar penuh dengan kekhawatiran sekarang.  Akhirnya ia memutuskan menyudahi kelasnya dan segera bergegas pergi.

"ikut aku" tiba-tiba dino menymbangi kursi umji dan meminta umji keluar. Umji pun mengikuti dengan pasif ajakan dino.

"kenapa hansol menelponmu tadi malam?" tanya dino dengan nada bicara emosi.

"dia hanya menanyakan tugas sekolah padaku, memangnya salah? Lagipula itu tidak penting, sekarang dia sedang terbaring di rumah sakit, apakah kau tidak memikirkannya?? dia temanmu juga kan?" jawab umji.

Dino tak bisa menawab pertanyaan umji, karena jauh di dalam hatinya, dia juga peduli terhadap hansol.

"nanti malam aku akan pergi menjenguk hansol.. terserah kau mau ikut atau tidak" tegas umji dan berlalu meninggalkan dino yang masih berpikir.

*

Kembali ke yuna yang sekarang sudah berada di rumah sakit. Setelah menanyakan kepada pihak rumah sakit dimana hansol dirawat. Yuna bergegas menuju kamar hansol.

Tetapi baru sampai di depan pintu. Langkah yuna terhenti ketika melihat Bona yang merangkul pundak dokyeom. Yuna seakan marah dan kecewa melihat hal itu.. Sesaat kemudian ia memutuskan untuk pergi tanpa jadi melihat keadaan hansol.

"kau yang sabar ya? Sebentar lagi hansol pasti akan sadar" ucap bona yang masih megusap-ngusap belakang punggung dokyeom sekedar untuk menenangkannya.

"Gomawo Bona-ya.. kau sudah mau datang, aku tidak tau lagi meminta bantuan siapa untuk membawakan pakaian ganti hansol.. aku tidak boleh pergi meninggalkannya" jawab dokyeom.

"iya, tidak apa kok.." senyum bona.

"bagaimana jika kita mengobrol di depan saja, tidak enak jika disini , takut akan mengganggu hansol" ajak dokyeom

"baiklah.." bona menuruti dokyeom dan berjalan keluar.

"kau sudah beritahu yuna?" tanya bona yang sekarang sudah duduk disamping dokyeom.

Dokyeom menggelengkan kepalanya.. " aku sudah berusaha menghubunginya dari tadi pagi, sepertinya dia tak mau lagi mengangkat telepon dariku"...

"Mungkin dia sedang sibuk" ucap bona.

"bona-ya.. kau tau kan? aku bukanlah pria yang bisa mengekpresikan perasaanku dengan baik, aku menyayangi yuna, hanya saja aku tak bisa mengatakannya, setiap kali aku mencobanya, yang ada kami malah bertengkar " sambung dokyeom tersenyum tipis.  "sekarang aku paham  alasanmu dulu memutuskanku juga karena ini kan?"

"Hiaaa.. aku dan yuna itu berbeda, yuna itu wanita yang baik, dia lebih bisa memahamimu daripada aku.. kalian pasti akan berbaikan.. tenang saja"

Tiba-tiba ekpresi wajah dokyeom berubah  "terlambat bona-ya.. Yuna akan menikah dengan orang lain"

"apa??" bona sontak kaget mendengar hal itu.

"kau ingaat saat semalam kita ke rumah yuna.. waktu itu aku memintamu untuk menunggu di mobil, karena aku pikir yuna ada di dalam rumah. Lama aku berdiri di depan pintu rumahnya. Dari dalam aku mendengar samar tentang rencana pernikahan yuna dengan orang lain.  itu sebabnya ketika yuna bilang tidak ada lagi yang bisa kami bicarakan, aku mundur,  karena aku tau itu akhirnya" jelas dokyeom dengan air mata yang sudah di pelupuk matanya.

"ta-tapi bukankah kau akan menikahi yuna? Bahkan kita sudah membicarakan tentang merancang gaun pengantin yuna kan?" ujar bona.

"Aku hanya pria egois yang pengecut bona-ya, aku masih takut untuk menikah, kau tau kan aku punya trauma berat akibat perceraian kedua orang tuaku.. aku takut menikah malah akan memisahkanku dengan yuna.." Dokyeom menangis saat ini.

"Dokyeom-ah" bona juga tak dapat menahan air matanya.

Kemudian dokyeom menarik nafasnya "setidaknya yuna akan bahagia dengan pria itu dibanding denganku yang hanya bisa membuatnya terluka selama ini.."

"lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"

"ntahlah, untuk saat ini aku hanya ingin fokus pada kesembuhan hansol dan menjadi hyungnya yang lebih peduli dan perhatian padanya.. aku sudah kehilangan yuna, aku tidak mau kehilangan hansol juga" pasrah dokyeom.

Sementara bona tak dapat berkata-kata lagi, selain menatap prihatin temannya itu.

*

"Ayah, ayah bercanda kan?" ucap yuna bingung bercampur kaget. 

"ayah ingin aku menikah dengan siapa???"..

**********************

Next???

Vote and Commentya ya chingu.. ^^

Kamsahamnida ^^

Say You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang