Part 10. Penyesalan

242 28 5
                                    

*

Yuna menangis melihat Dokyeom yang perlahan menghilang dari pandangannya. "Kau bodoh choi yuna"..

Disaat yuna masih terisak, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Yuna mendapat panggilan telepon dari nomor tak dikenal. Dengan ragu ia mengangkat telepon tersebut sambil berusaha menyeka air matanya.

"Haloo..."

"yuna-shi.. ini aku bona, bisa kita bertemu sebentar."

Yuna kemudian menutup teleponnya, lama ia berpikir.. hingga akhirnya ia memutuskan untuk menerima ajakan bona. Sekejap yuna menetralkan perasaannya dan mulai melangkah pergi.

Tak berapa lama Yuna sudah sampai di sebuh cafe, tempat dimana bona mengajak bertemu. Bona juga sudah sedari tadi menunggu kedatangan yuna. Yuna yang melihat bona pun perlahan menghampirinya.

"Lama tidak bertemu " sapa bona tersenyum.

"Kau mau apa?? aku tidak punya banyak waktu " jawab yuna datar.

"em... kau sudah tau kan bahwa dokyeom akan pindah?" tanya bona ragu.

"iya, tadi dia mengadakan pertemuan di sekolah untuk mengatakan itu.." wajah yuna sedikit berubah.

"baguslah jika kau sudah tau, dia pasti sudah berangkat sekarang" ucap bona perlahan.

"sebenarnya kau ingin bicara apa sih??"

"oh maaf.. emm, aku hanya ingin memberikan ini padamu" jawab bona sembari menyodorkan sebuah kertas pada yuna.

Yuna melihat isi kertas tersebut "apa ini?"

"itu desain gaun pengantinmu, Dokyeom yang memintaku membuatnya, karena dia ingin kau menggunakan gaun  yang berbeda dari orang lain.." ucap bona tersenyum pilu.

"apa maksudmu??" Ekpresi yuna memperlihatkan bahwa ia bingung dan menyesal.

"Sebenarnya dokyeom berencana melamarmu,, hanya saja ia terlalu takut jika kau akan menolaknya. Dia ingin menikahimu, tapi ada satu hal yang membuatnya ragu. Dokyeom trauma akan perceraian kedua orang tuanya, maka dari itu dia berpikir jika dia menikahimu hanya akan membuat kalian berpisah, pada intinya dia  takut kehilanganmu" Jelas bona.

Sementara yuna terdiam mendengar ucapan bona dan mencoba menahan air matanya sambil terus menggenggam erat kertas tersebut.

"ketika dia melihatku menggambar gaun itu, dia sangat bahagia dan dia selalu mengatakan bahwa kau akan sangat cantik jika memakainya" senyum bona. "aku sangat sedih ketika tau kalian berakhir seperti ini.." sebulir air mata jatuh di pipi bona.

"Maafkan temanku yang pengecut itu, tapi asal kau tau dia sangat menyayangimu.. hanya saja dia tidak bisa mengatakannya, dan maafkan aku juga karena sudah membuat kau salah paham.. aku tidak tega mengembalikan kertas itu pada dokyeom, jadi kuberikan padamu, secara tidak langsung itu milikmu, terserah mau kau apakan" sambung bona menyeka air matanya.

"Aku yang minta maaf karena sudah berpikiran buruk padamu" ucap yuna masih dengan air mata yang mengalir.

Bona tersenyum lebar "tidak apa,, kalau begitu aku permisi yuna-ya" pamit bona dan ia pun pergi meninggalkan yuna yang masih menangis perih dengan rasa penyesalan yang mendalam.

*

Malam hari di kamarnya, yuna masih menatap kertas yang diberikan bona .. "aku benar-benar minta maaf dokyeom-ah, andai aku bersabar menunggumu, kita tidak akan berakhir seperti ini" batin yuna menangisi kesalahannya.

Tak lama ada yang mengetuk pintu kamar yuna, dan itu adalah Dino. Segera yuna menghapus seluruh air mata yang membasahi pipinya.

"Noona, aku boleh masuk?" tanya dino menyelipkan kepalanya dari balik pintu.

"oo.. masuklah" jawab yuna cepat. "kenapa?"

"ahh tidak aku hanya ingin melihat noona saja hehe.." cengir dino.

"apa-apaan sih" decah yuna tak percaya.

"Ini apa noona??" Dino mengambil kertas yang tergeletak di hadapan yuna. "waahh, ini desain gaun pengantinmu?? Ini cantik.. kau yang membuatnya noona?" tanya dino ingin tau.

Yuna segera menarik kertas itu dari tangan dino "kau tidak perlu tau".

Dino merengutkan wajahnya, tapi kemudian ekpresinya berubah sendu "sebentar lagi noona ku akan menikah, setelah menikah noona dan minhyuk hyung pasti akan pindah, huftt rumah ini pasti akan sepi" keluh dino.

"Dino-yaa.." yuna menatap adiknya itu.

"kau bahagia noona??" tiba-tiba dino menanyakan pertanyaan yang sesungguhnya sangat sulit untuk dijawab oleh yuna.

"te-tentu saja, kenapa tidak?" bohong yuna.

"syukurlah, aku ikut bahagia, jika noona bahagia" jawab dino tersenyum.

"ah dino-ya, bagaimana umji? Hubungan kalian berjalan lancar kan?" alih yuna.

Sesaat dino diam. "Umji lebih memilih hansol daripada aku noona dan sekarang mereka menjalani hubungan jarak jauh" jawab dino tertunduk.

"Hah?? Aku pikir umji juga menyukaimu?"

"tidak noona, dia lebih menyukai hansol, selama ini umji hanya merasa tak tega padaku, makanya dia menerimaku" . kemudian dino menarik nafasnya "yaa.. setidaknya aku senang umji bisa jujur pada perasaanya sendiri, daripada dia memilihku tapi hatinya untuk orang lain" tegar dino.  "jujur pada perasaan sendiri itu jauh lebih baik kan noona?"

"ohh... " yuna tersadar mendengar pertanyaan dino..

"ah noona, sepertinya kau butuh istirahat.. aku keluar dulu noona, selamat malam" ucap dino dan ia pun pergi dari kamar yuna.

Dari balik pintu, dino masih menatap ke dalam kamar yuna. "aku harap , kau juga bisa jujur pada perasaanmu noona.."

*

Seminggu berlalu.. Ini adalah hari pernikahan Yuna dan minhyuk. Yuna sudah siap dengan gaun pengantin yang simple namun tetap terlihat elegan.  Wajahnya cantikya pun sudah selesai di poles.

Namun, Alih-alih bahagia.. yuna malah terdiam menatap wajahnya di depan cermin.. Hatinya sudah tak karuan, ia hanya pasrah menerima kenyataan yang harus dihadapimya..

Tiba-tiba yuna dikejutkan dengan kedatangan seorang pria yang sudah berdiri di ambang pintu ruangan mempelai wanita tersebut.

"Ke-kenapa kau???"

*****************************

Next???

Tinggalin Jejak Vote and Commentnya ya^^

Kamsahamnida..


Say You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang