*
"Bona??? Sepertinya aku pernah mendengar nama itu" batin yuna. "benar, dia itu kan bona, Mantan kekasih dokyeom...."
Yuna POV
Aku terkejut melihat wanita yang memanggil dokyeom tadi. Aku tau dia itu bona, mantan kekasih dokyeom ketika mereka kuliah dulu. Dan menurut dokyeom mereka sekarang menjadi teman dekat.
Tapi, apakah wajar jika seseorang yang sudah menjadi mantan kekasih, fotonya masih terpajang di kamar?. Ya, aku pernah tak sengaja melihat foto bona yang masih berada di kamar dokyeom ketika aku sedang menjenguknya yang sakit kala itu, itulah sebabnya aku mengenali wajah wanita yang berparas cantik itu.
Dokyeom terus berjalan ke arah bona, sementara yuna hanya mengikuti dari belakang.
"Dokyeom-ah, lama tidak bertemu" sapa bona ramah sembari memeluk dokyeom.
"oo... lama tak bertemu juga bona-ya" balas peluk Dokyeom. Sementara Yuna yang melihat hal itupun hanya menarik perlahan nafasnya.
Bona tersenyum dan melepas pelukan mereka, tak lama ia tersadar akan keberadaan seorang wanita dibelakang Dokyeom.
"Siapa ini?" tanya bona.
"Ahhh, perkenalkan ini yuna.. pacarku.." ucap dokyeom tersadar.
"Pacar??" sontak bona terkejut. "Ah.. aku bona" sambung bona sambil mengajak yuna berkenalan.
"iya,, aku yuna" balas yuna dengan senyum ramahnya.
"Hia kau! kenapa tidak bilang jika kau sudah memiliki pacar?" ucap bona sambil menatap dokyeom
"haha, kenapa aku harus memberitahumu,? Lagipula kau tidak akan punya waktu untuk mendegarkanku, aku tau kau itu wanita yang sangat sibuk" jawab dokyeom terkekeh.
"itu hanya alasanmu saja, mana pernah aku tidak meluangkan waktuku untuk seorang lee dokyeom " balas bona mendengus kesal.
Dokyeom pun hanya tertawa membalas ucapan bona. Keduanya terus bercanda satu sama lain. Seakan dokyeom lupa bahwa yuna berada di sampingnya dan yuna hanya melihat pemandangan menyakitkan itu dengan perasaan tak karuan.
Alhasil Yuna pun memutuskan untuk pergi keluar sekedar mencari angin segar, walau Dokyeom tak menyadari hal itu.
Yuna terus berjalan keluar tanpa arah, ia hanya melangkahkan kakinya begitu saja sembari menunduk . Hatinya jelas terluka melihat sikap dokyeom yang seolah meganggapnya tak ada.
Setelah cukup lama ia berjalan, tak sengaja ia menabrak seseorang. Tanpa melihat yuna langsung membungkukan badannya untuk meminta maaf.
"Maaf, aku tidak melihat, maafkan aku"
"Yuna..." ucap orang yang ditabraknya tersebut.
Yuna segera mendongakkan kepalanya. "Minhyuk-shi..."
"Hei, apa yang kau lakukan disini? Setauku ini jauh dari rumahmu dan juga sekolah" tanya minhyuk.
Yuna terlihat berpikir "emmm.. tadi aku menemani dokyeom menghadiri acara temannya di gedung sebelah sana, tapi aku merasa bosan, jadi aku putuskan untuk berjalan-jaan keluar" jelas yuna.
"hemm begitu?? Dokyeom tau jika kau pergi?"
Yuna hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan minhyuk. Minhyuk seakan mengerti dengan keadaan yuna, ia memutuskan untuk tak bertanya apa-apa lagi.
"Ah Yuna-ya, di dekat sini ada sebuah kafe, sepertinya kau butuh segelas coklat hangat, hehe" tawar minhyuk.
"hem?? Coklat?? Boleh.." senyum yuna dan mereka pun memutuskan untuk pergi.
Tak berapa lama keduanya sudah sampai di sebuah cafe. Minhyuk segera memesan minuman dan membawakannya kepada yuna.
"cah minumlah, ini coklat hangatmu" ujar minhyuk.
"Gomawo minhyuk-ah" yuna tersenyum dan segera menyeruput minuman itu. Sementara minhyuk ikut tersenyum dan terus memandangi wanita yang ada di hadapannya itu.
"Ah minhyuk-ah, kau sendiri apa yang kau lakukan di sekitar sini?" ucap yuna tiba-tiba yang membuat minhyuk tersadar.
"Oh itu, aku tadi hanya mencari-cari peralatan olahraga untuk di sekolah, di daerah sini kan banyak toko olahraga hehe" jawab minyuk santai.
Yuna mengangguk paham dan kembali meminum coklatnya.
"Tapi yuna-ya, jika dokyeom tau kau pergi begitu saja, apa dia tidak marah?"
"Ntahlah, kurasa dia juga tidak sadar dan tidak akan perduli ada aku atau tidak disana" jawab yuna menghela nafasnya berat.
"em? Kenapa kau berpikir begitu? Dia pasti khawatir jika kau tidak ada, dia kan pacarmu?" ujar minhyuk.
"aku tidak yakin akan hal itu" jawab yuna dengan senyuman tipisnya, kemudian ia tertunduk dan kejap berikutnya air mata mulai mengalir perlahan di pipi yuna. Tangannya mengepal keras secangkir coklat miliknya hanya untuk menahan perasaannya.
Minhyuk menyadari yuna yang menangis, ia menatap wajah itu dengan prihatin, perlahan tangannya maju untuk menggenggam tangan yuna, tapi segera ia mengurungkan niatnya dan hanya menunggu wanita dihadapannya itu kembali tersadar dari kesedihannya.
Sementara di tempat Bona.
"Ah, dokyeom-ah, yuna mana?" tanya bona.
"em? Oh iy, dimana dia?" Dokyeom tersadar dan mulai celingak celinguk mencari kekasihya itu.
"tadi sih aku melihatnya pergi, aku pikir dia hanya mau ke toilet, tapi kok belum kembali juga, jangan-jangan dia pulang" pikir bona.
"heh, itu tidak mungkin,dia pasti masih disekitar sini" pikir dokyeom. "Aku mencarinya dulu ya,nanti kita mengobrol lagi" ucap dokyeom dan segera pergi mencari yuna.
Setelah sekian lama mengitari gedung, Dokyeom tetap tak menemukan yuna. "ck, kemana sih dia? tidak mungkin dia pulang kan?" batin dokyeom.
Dokyeom mulai kebingungan mencari yuna, ia pun memutuskan untuk keluar gedung. Ia semakin bingung karena ponsel yuna juga tidak bisa dihubungi.
Setelah sekian lama akhirnya dokyeom berhasil menemukan yuna, ia melihat yuna yang sedang berjalan dengan seseorang dari kejauhan,. Hal yang dilihatnya itupun membuatnya berdecah tak percaya.
"heh... ternyata.."
*********************
Tinggalin Jejak Vote and Commentnya ya ^^
Gamsahamnida..^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Love Me
Fanfiction"Hanya satu kata yang ingin aku dengar darimu Lee Dokyeom, "Cinta". Katakan kau mencintaiku"