Lalul

39 1 0
                                    

"Lalul.Tidak banyak bicara. Lebih sering tersenyum tipis dibanding tertawa. Memiliki mata sipit yang khas."

Dia Lalul, siswa kelas 10 di sebuah sma ,berjalan lurus dan santai menuju garasi rumah. Seragam putih abu - abunya nampak begitu rapi dari kejauhan, sepatu bersih mengkilap, rambut yang tersisir rapi . Menggendong tas dipundak. Ada sesuatu yang tak pernah ketinggalan,buku catatan berwarna biru muda lengkap dengan sebuah pena berwarna senada.

Lalul, mengendarai sepeda ke sekolah . Meskipun memiliki motor tapi, ia lebih senang dengan sepeda tua warisan kakeknya. Kakinya mengayuh pedal dengan pelan dan santai . Dia selalu kebagian udara segar pagi yang sejuk dan bersih.

Lalul melirik kearah arloji bulat miliknya tepat menunjukkan pukul 07.00 . Sepeda ontel tua itu tampak terparkir di sudut paling depan. Ia melangkahkan kakinya dengan santai menuju sebuah kursi taman , tempat pertama yang selalu ia hampiri. Kursi taman itu dijuluki "lalul's place"Badannya yang tak begitu tinggi perlahan bersandar nyaman .

Buku catatan dan sebuah pena tadi terlihat berada diatas pangkuannya . Ia mulai menggoreskan pena bertinta hitam itu, tak ada yang tahu apa yang selalu ia katakan pada buku catatan biru mudanya. Meskipun buku itu polos dan tak memiliki kunci atau pengaman sejenisnya,tak ada satupun yang berani membuka buku itu. apalagi membacanya. Hanya terlihat dua kata pada bagian covernya" from lalul"  .Seperti tulisan kop surat saja,aneh "menurut sebagian teman yang sempat melihat cover buku catatan biru muda itu.

Lalul ... terdengar panggilan kecil yang perlahan semakin terdengar berkali - kali . Teman - temannya mulai berdatangan.Ia tak pernah kekurangan sapaan dan senyum dipagi hari hingga jam sekolah berakhir. Banyak siswa ataupun siswi yang merasa kagum padanya,sosok yang dikenal sederhana,murah senyum dan pintar.

Setelah banyak sapaan berlalu, lalul mulai berlari kecil menuju kelasnya yang berada diujung koridor. Segera mengetuk pintu dan langsung duduk dibangkunya, dengan diam.

Semua hal itu terulang setiap hari.

from L to LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang