Buku Merah Jambu

20 1 0
                                    

Disisi lain , ada lalul yang baru saja tiba dirumah. Ia mengetuk pintu perlahan sebab rumah begitu sepih. Ternyata kali ini pintu depan tak terkunci . Ia melihat kesemua  sudut ruang tamu tapi tak ada satupun tanda - tanda keberadaan orang. Tapi bagi lalul itu sudah biasa sebab orang tuanya meamng seperti itu jarang dirumah karena kerjaan.


      Lalul tidak begitu peduli dengan kondisi rumah , dari pada duduk menunggu seseorang datang untuk menanyakan sesuatu tentang keadaannya. Ia lebih memilih kekamar untuk mengganti seragam yang kusut dan membawa buku - buku pelajarannya. Seragamnya langsung di cuci bersih begitupun dengan perlengkapan sekolah ia susun dengan rapi dia atas meja.

    Setelah semuanya selesai , ia mulai membuka buku matematika. Mengerjakan tugas sedemikian banyaknya . Sangking banyaknya kali ini dikerjakan sampai larut malam. Itu tidak masalah baginya, karena sudah terbiasa tidur larut malam hanya karena mengerjakan tugas. Lalul mulai merasa mengantuk tanpak sekarang ia menatap jam dinding yang tepat mrnunjukkan pukul 12.00 .Ia mengucek mata kemudian merapikan kembali buku - buku peajaran  karena tugasnya baru saja selesai.


   Ia berjalan menuju rak buku dengan seonggok buku. Meskipun malam semakin sunyi dan larut , tetap saja ada hal yang takkan ia lewatkan. Menulis sesuatu sebelum tidur adalah kebiasaannya sejak lama. Sekarang ia nampak mencari sesuatu yang tak lain buku diary biru muda miliknya.  Beberapa menit ia mencari tak ada satupun tanda - tanda buku biru muda itu. Pikirannya kembali pada kejadian siang tadi. Berfikir beberapa detik lalu tersadar setelah melihat kearah sebuah buku berwarna merah muda yang tergelatak di sudut meja.

    Ia membuka perlahan buku merah jambu itu, di lembar pertama tanpak sebuah goresan nama"ini Lusi". Sekarang baru sadar bukunya tertukar . Baru kali ini ia membuka buku orang tanpa izin, tapi sekali lagi ia berfikir soal lusi yang pasti sekarang sudah asik baca bukunya. Gak mau rugi soal bukunya. Sekarang ia putuskan baca buku lusi sebelum tidur.

   Buka lembaran kedua terlihat ada beberapa kalimat yang tertulis dengan tinta pink. "Orang yang mungkin anda sebut 'ANEH'  adalah seseorang yang jauh dari kata itu, jika anda memandangnya karena sikap, mungkin itu caranya untuk bahagia. Anggap saja seperti itu" Lusi, jangan sebut aku aneh. Hanya lembaran kedua yang Lalul putuskan untuk dibaca hanya karena menyadari sesuatu pada kata - kata yang Lusi tulis  .

Setelah membaca kata - kata itu, ia putuskan untuk menulis sesuatu untuk lusi. Hanya karena sekali lagi menyesal pernah menyebutnya gadis aneh dan bodoh. Ia mengambil sebuah kertas berukuran kecil lalu menulis sesuatu. Dengan pena bertinta biru muda ia menulis" Mereka salah jika pernah menyebutmu ' ANEH' mereka akan menyesal karena lupa untuk meminta maaf padamu ,satu sunggingan senyum kecil dapat mengalihkan dunia yang menggunjing." L

     Catatan pendek itu ia letakkan dilembar kedua tepat diatas catatan kecil lusi. Setelah selesai kembali ia meletakkan buku merah jambu itu di sudut meja belajar. Dan memutuskan untuk dikembalikan besok setelah jam sekolah berakhir. Sekarang ia berjalan menuju ranjang dan menarik selimut, matanya perlahan menutup . Ia terlihat sangat lelap dalam tidur yang jauh dari alam tugas dan semua  hal yang membuatnya berfikir.

Tapi ada beberapa hal yang juga ia tulis , sebelum tidur di selembar kertas putih. Masih dengan warna tinta yang sama. "Jika aku memiliki satu  kesempatan untuk punya satu sahabat, yang sama anehnya denganku ,mungkin aku akan lebih bahagia dan terhibur ketika satu kesempatan itu tuhan berikan padaku, aku juga selalu percaya diantara kalimat - kalimat yang ada dalam skenario kecilku  tuhan telah merencanakan , tapi belum memberiku sampai hari ini" L.

  Caranya menulis dengan kata "aku" memang sebenarnya seperti itu berbeda dengan lembaran yang ada pada buku biru mudanya , kadang "gua" terdengar lebih mendominasi , inilah satu titik rahasia Lalu, ia juga pemimpi dan selalu percaya akan rencana tuhan.



from L to LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang