Roti cokelat

42 1 0
                                    

Pagi itu perut lusi merengek kelaparan. Lusiana membuka loker khusus berwarna pink yang ada diatas meja belajarnya. Ia tampak murung setelah melihat kedalam loker itu.

"yah.. habis'ujar lusi.

Itulah loker khusus persediaan roti lusi. Yang  tak dihuni satupun bungkus roti .

Lusiana memutuskan untuk keluar berburu roti cokelat. Ia segera mengambil switer merah muda yang tergantung dibalik pintu, tak lupa merapikan rambut dan memakai jepitan .

Bu!lusi keluar dulu beli roti,"teriak lusi didepan pintu kamar.
Iya, hati - hati yah diluar dingin.
Ok bu."jawab lusi.

Disepanjang jalan yang sepih,lusiana berlari kecil sesekali berputar - putar. Ia tertawa lebar meskipun hujan mulai turun dan membasahi wajahnya. Tetap saja senyumnya nampak walaupun diantara air hujan.

Beberapa saat setelah melalui hujan ,lusi tiba didepan sebuah minimarket . Ia masih sesekali menggigil  kedinginan. Lusi melangkah masuk, mudah saja mencari roti cokelat disini. Soalnya ia begitu hafal letak roti cokelat yang ada dibagian paling depan samping kasir.

Kak, kok roti cokelatnya kosong sih?"tanya lusi dengan pandangan kosong kearah rak roti.

Yah harus gimana lagi lusi, roti terakhir dibeli orang itu,"sambil menunjuk kearah seorang laki - laki yang tengah duduk menunggu hujan redah lantaran hujan kembali berlanjut.

Baru kali ini lusiana keluar dengan raut sedih dari supermarket itu, padahal salah satu kebahagiaannya berasal dari tempat itu.

Ia berhenti disamping laki - laki tadi. Duduk dengan diam hanya itu pilihan terakhirnya sampai hujan redah. Sesekali ia memandang kearah kresek yang berisi dua roti cokelat milik laki - laki disampingnya.

Sedangkan laki - laki tadi asik menulis dibuku berwarna biru muda yang ia pangku. Seakan tak sadar ada seseorang disampingnya.

Huh!dasar supermarket aneh masa roti sebiji pun nggak ada, aku janji gak bakalan kembali kesini lagi" ujar lusi yang tiba - tiba mengoceh sendiri.

Hey! Kamu? Lalul menatap lusi dengan kesal.
Hey, kamu!apa liat - liat ?

Dasar orang aneh! ngoceh sendiri bikin kaget saja"balas lalul

Biarin! dengan nada sok gak peduli.

Hanya karena gara - gara sebungkus roti , kamu bersikap aneh seperti itu dasar anak aneh!'ocehan lalul kian terdengar semakin keras.

Kamu gak sadar apa! roti cokelat terakhirnya kamu yang beli ! gertak lusi sambil berdiri dan menunjuk kearah lalul.

hey, gadis bodoh itu hak pembeli kali. kalau mau ambil saja gratis!! dengan raut wajah yang mulai peduli.

ihklas? " tanya lusi sambil mengerutkan kening.

ya, ambi saja ihklas kok" ujar lalul yan sekarang dengan muka polos

  Gemuruh suara perdebatan tak lagi terdengar hanya rintik - rintik hujan bersama kesunyian. lusi tampak duduk kembali sambil membuka bungkusan roti tadi. Lalu masih duduk disampingnya tapi dengan diaam yang begitu hening.

eh, nama kamu? tanya lusi.

lalul" jawab lalu dengan nada datar

aku lusi, maaf sudah marah - marah gak jelas sama kamu .

nggak papakok maklum kamu perempuan, ini ambil kopi susu hangat."

terimah kasih , terus kamu bagaimana?

gampang, nanti beli lagi"ujar lalul

  lusi terlihat begitu lahap makan roti dengan kopi susu hangat pemberian lalul. Ia tidak begitu suka dengan kopi tapi entah kenapa sekarang seperti doyan dan lahap sekali. Meskipun seperti tu pikirannya masih berputar - putar dan bertanya soal kebaikan lalu lantaran aneh barusan ia ketemu dengan laki - laki baik , yang kebanyakan usil dan gak peduli.

 Sementara lusi asik makan roti , lalul terlihat menggoreskan penah biru mudanya .  Entah apa yang dia tulis , lusi sesekali melirik tapi akhirny  gak peduli dan lebih memilih mengigit potongan terakhir roti cokelat itu. dan semuanya bersamaan selesai , hujan juga sudah redah.

ini untu kamu, anggap saja ini pesan untuk sesekali mengingatkanmu jika kembali terjadi hal yang sama" ujar lalul dengan sebuah senyum tipis setelahnya

Terimah kasih, tapi?

sudahlah jangan banyak bertanya, baca saja nanti. ok" jawab lalul  yang perlahan berjalan menjauh dari bangku supermarket merah itu.

     Lusi yang masih duduk diam , membuka sedikit demi sedikit kertas kecil itu.

" Kalau roti disupermarket habis lusi, cari aja di penjual lain pasti ada ." :D .L.

Huh dasar kalau itu , yaiyalah. Tapi memang benar sih lagian cuma tidak kepikiran kesitu ajah. Dasar lusi " sambil menabok kepala sendiri.

Penasaran sebenarnya dia siapa , besok aku akan tanya sama deli . Siapa tau dia kenal sama si lalul itu. Sambil berjalan meninggalkan bangku itu dengan langkah kaki yang santai.





















from L to LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang