lusiana terburu - buru pagi ini, sebuah roti cokelat dan susu hangat ditinggalkan percuma berdua diatas meja . Bahkan kali ini dia lupa pamit sama ibu. Berkali - kali ia menengok kearah arloji bulat merah muda miliknya , masih menunjukkan pukul 07.00. Teman sekelas tetangga lusi masih asik mandi santai berjam - jam , sampai - sampai suaranya yang lagi nyanyi kedengeran didepan rumah. Belum ada satupun anak sma yang lalu lalang. Bukan masalah baginya jika sendiri sampai disekolah dengan alasan saat si deli datang bisa langsung dapat jawaban atas pertanyaan rasa penasarannya.
Pak ojek!"Teriak lusi kearah pak tukang ojek yang sering ia tumpangi .
Bukan hal yang langkah jika lusi membuat kaget tukang ojek . Entahlah tapi itu terjaadi setiap nunggu ojek depan rumah. Pak tukang ojek juga sudah biasa nginjak rem terburu - buru dan bergegas kearah lusi.
sma pak!"
Saat itu juga lusi hilang tanpa jejak kebawa ojek.
Beberapa menit saja sudah cukup untuk menuju sekolah. lusi melihat kesemua sudut sekolah yang tampak sunyi dan hening. Hanya ada seorang tukang sapu dibawah pohon beringin. Ini sudah biasa bagi lusi , ia hanya memilih duduk dibangku taman dan menulis sesuatu hingga sideli datang.
ia mulai membuka buku diary berwarna pink dan menggoreskan sesuatu. Dear diary... belum banyak yang ia tulis karena kaget dan takut mendengar suara seseorang yang memanggil di belakang . Suaranya begitu terdengar keras
lusi!lusi!
Bukannya berbalik lusi malah tetap melihat kearah depan dengan diam alias takut.
woy! ini deli emangnya hantu" ujar deli yang sedang berjalan kearah lusi.
Dasar! bikin takut saja, eh sini duduk" ujar lusi
tumben serius, mau nanya kan heh apaan tuh?
ini serius yah , bukan abal - abal . Kamu taunggak yang namanya lalul?
Lalul? nemu dimana? buset gak ngajak - ngajak" ujar deli dengan nada bingung sekaligus semangat
nemu di depan supermarket kemarin, emangnya siapa dia?" tanya lusi dengan muka super duper pennasaran
Dia itu siswa sma sebelah,namanya lalul-tan dia itu punya banyak pengagum karena pintar, sopan dan sederhana yah termasuk gue. Loh bicara sama dia?
iya, cukup lama dan akhirnya dikasi sebuah pesan kecil" jawab lusi dengan nada datar
what! Katanya sih pesannya lalul itu hanya untuk hal tertentu saja . Secret gitu deh"
Apaan cuman pesan biasa kok."
Ya sudahlah, yang jelas secara garis besar lalul seperti itu." ujar deli singkat padat dan jelas
Bel masuk sudah terdengar lusi bergegas kekelas sambil berlari. Dan segera mengetuk pintu lalu duduk dengan diam. Pelajaran sudah dimulai, kelas sudah sedari tadi hening kecuali suara bu yeni yang sibuk ngoceh jelasin rumus matematika. Lusi seperti biasa fokus kepapan tulis. Tapi kali ini ia masih kepikiran sama pesan dan roti cokelat kemarin yang rasanya begitu berbeda.
Semua pelajaran berlalu begitu cepat hari ini , lusi melirik kembali kearah arlojinya sudah jam 01.30. Bel pulang berbunyi siswa siswi berhamburan keluar begitu cepat. Lusi hanay berjalan pelan menuju gerbang sekolah. Tapi kali ini ia memutuskan untuk jalan kaki sendiri saja.
Lusi hanya melihat kejalan saja tanpa berbalik ataupun menoleh kemana - mana. Jalan juga sudah sepih, kalii ini lusi sangat lambat berjalan persis kura - kura.
Bruk! Tiba - tiba lusi terjatuh karena ditabrak sesuatu . Tapi rasanya lebih kecil dari pada motor apalagi mobil. lusi berbalik kebelakang untuk mengecek meski pandangannya masih kabur . Ternyata sebuah sepeda , untunglah lusi selamat gak sampai mati . Hanya saja lutut dan sikunya lecet. Tanpak pengendara sepeda itu mengulurkan tangannya. Perlahan lusi mengulurkan tangan.
Hati - hati kalau bawa sepeda entar nabrak orang !"gertak lusi
Maaf, aku gak sengaja" Ujar lalul dengan nada pelan.
Lusi mengucek matanya sekali, lalul?
Iya ini saya, maaf yah soalnya keasikan ngelamun. Sini saya bersihkan lukannya'ujar lalul
Saya yang minta maaf karena menggertakmu dengan kasar. Dan maaf sudah merepotkanmu untuk mengobati lukaku.
lalu tak berkata apapun ia hanya sibuk membersihkan luka lusi dan sesekali meniupnya dengan pelan . Ia nampak begitu khawatir dengan luka lusi , untuk itu ia segera membalutnya agar tidak terkena debu. Lalul tak menyadari bahwa bukunya dan buku lusi berserakan dijalan.
Sudahlah aku baik - baik saja, mendingan kamu rapiakn buku - bukumu itu" ujar lusi dengan suara pelan
Lalul nampak mulai memunguti satu persatu buku itu lalu ia tumpuk.
Kamu pulangnya aku antar yah, takutnya kamu tidak bisa jalan kaki lagi" Pinta lalul
Yasudahlah , tapi bukumu biar aku yang bawa" jawab lusi
Lalul mengantarkan lusi sampai kerumah meskipun rumah lusi jauh dari rumah lalul. T api lalul tetpa mengantarakannya agar bisa memastikan dia sampai dengan selamat. Tak ada sebarispun percakapn yang terjadi hanya suara kayuhan pedal lalul yang terdengar begitu perlahan. Ia mengayuh sepeda begitu pelan hanya karena alasan yang sama.
Mereka tiba setelah beberapa menit didepan rumah lusi. Lusi menyerahkan buku lalul, lalu berterimah kasih dan membals senyum tipis lalul. Lusi berbalik meninggalkan lalul menuju pintu rumahnya. Sedangkan si lalul masih melihat lusi dari kejauhan lagi - lagii dengan alasan yang sama soalnya baru kali ini ia sangat merasa bersalah sebelum mengayuh pedalnya kembali