"Yaelah si eneng. Gua cuma ngasih beberapa gombalan ke abang elu."
"GOMBALAN DARI ELU GA PERNAH NORMAL!"
Jadi gini,
Setelah menceramahi si malika alias Haechan bin kesumbat dengan kalimat kalimat penerangan hasil bimbingan Ruqiyah massal di mesjid kampung sebelah, si haechan minta maaf dan bilang ga akan mengajari si renjun gombal lewat kertas lagi.
Namun, langsung Private lesson.
Hingga akhirnya padahal diluar lagi terik teriknya matahari menyinari bumi, Haechan bela belain pergi dari rumahnya ke rumah kalian.
Katanya sih demi sahabat.
Padahal demi AC dan Wifi dalem hatinya.
"Dek. Gombalan gua pada normal kok. Abang kamu aja tuh yang ngga disiplin dalam menerapkan gombalan gua."
"Apanya yang kaga disiplin, tem!? Tulisan lu aja tuh yang lebih menyedihkan dari kisah kontestan mikrofon pelunas hutang!"
"Wah lu nonton njun!? Tadi malem yang menang siapa!?"
"Eh yang menang si kakek kakek itu loh! Sebel deh. Padahal kan lebih semok si cewe!"
"Ah yang bener!? Sialan dah. Gua ketiduran!!"
"Ga gaul lo! Eh tapi suara si kakek lumayan loh. Roma kelapa kalah!"
"INI KENAPA PADA RUMPI MIKROFON PELUNAS HUTANG!!? "
Malika a.k.a Haechan dan Renjun pun kicep.
"Oke bang kedelai yang dibesarkan dengan sepenuh hati---"
"Hecan aja napa sih neng."
"Oke, bang hecan. Coba buktiin kalo gombalan bang hecan pada normal."
"Oke. Tes ke eneng nih?"
"Kaga. Ke Abang Renjun."
Renjun merinding disko.
"Ga ah. Gua ga homo neng. Ke eneng aja ya kan?"
"Seterah."
"Ekhem."
Sepertinya gombalan yang ini kekuatan dan levelnya akan lebih tinggi dibandingkan versi abangmu tadi.
Sepertinya malem nanti lu bakalan minpi buruk..
.
.
.
.
."Neng, bapaknya nelayan ya?"
Kamu pun mengangguk. "Iya. Kok tau?"
"Soalnya--"
Sayangnya omongan haechan dipotong Renjun.
"EH KAMU NGEHINA BAPAK GUA YA. LU JUGA DEK, LU MASA GATAU PEKERJAAN BAPAK KITA!? BAPAK KITA KAN PEKERJAANNYA BUKAN ITU!!"
Duh renjun goblog amat sih.
"Abang diem atau kubuat jadi nelayan?" ucapmu mengancam ke renjun.
Renjun diem.
Lu nengok si haechan lalu memberi tanda signal supaya dilanjutin.
"Eh.. Soalnya kamu telah menjaring hatiku neng."
Renjun angkat suara lagi.
"Lah yang nelayan kan bapaknya kenapa anaknya yang menjaring--"
Dikarenakan kesel level kuadrat, kamu pun lari masuk ke kamar kamu.
"GOBLOG SEMUA GOBLOG!! ABANG ATAUPUN TEMENNYA SAMA AJA GOBLOG! EFEK DIBESARKAN DENGAN SEPENUH HATI EMANG! MASUK MIKROFON PELUNAS UTANG AJA SANA UDAH!" teriakmu kesal sebelum masuk ke kamarmu dan menutup pintunya dengan agak kasar.
.
.
.
."Oke. Kapan kita pergi daftar ,can?"
"Sekarang aja hayu?"
.
.
.
.
.Kamu yang ga sengaja denger pun kembali mengehela nafas berat.
"GOBLOG SEMUA GOBLOG!!"
#WriterBlocksKilledMe

KAMU SEDANG MEMBACA
Abang - Renjun
Short StoryPunya abang kek renjun gimana sih? *Diupdate kalo ada inspirasi*