part 1

10.2K 404 23
                                    

-Author's POV-

Siang ini seluruh pemain anak sekolahan larut dalam haru biru. Perpisahan setelah 4 bulan hampir 24/7 bersama. Perpisahan memang selalu tidak menyenangkan. Dan pasti semua orang benci itu.

"Janji yaaa kita masih keep in touch." Kata megan sambil menghapus air matanya.

"Pastiii..." sahut rizky dan syifa.
Mendadak langsung pada heboh.

"Ciyeee samaan."

"Duh jawabnya barengan."

"Uhuk keselek gue."
Kata gita, anrez dan bella bergantian.
Lagi-lagi syifa hanya tersenyum. Rizky yang terlihat salah tingkah, mulai terbaca gerak geriknya oleh verrel.

"Tuh ky jodoh. Udah nunggu apalagiii?"

"Gila lo rel!" Kata rizky sedikit malu.

"Abisan lo jg sih. Udah tau kita bakalan pisah masih aja jaim. Kapan lg brooo..." bisik verrel ke rizky yang sepertinya tak di dengar yang lain.

Rizky mulai terdiam...

"Dek jangan senyum aja. Gimana dong kelanjutannya? Kurang beberapa jam lagi nih." Kata chico sambil nyenggol rizky. membuyarkan lamunannya.

"Gimana apanya kak?" Lagi-lagi syifa menjawab sambil tersenyum.

"Keduluan yang lain ngga nanggung nih gue." Lagi-lagi goda chico ke rizky.

"Udah dek sama kakak aja." Kali ini verrel pun ikutan.

"Nah tuh. Keduluan kan." Chico dengan kompaknya terus ngelanjuti candaannya.
Rizky bener-bener mati gaya.
***

Shooting dihari terakhir pun dilanjutkan. Scene demi scene mulai dimainkan hingga malam larut. Waktu semakin sedikit.

Rizky mencoba tetap tenang. Walau sebenernya dia mikir juga. Mikir cara menaklukkan ego nya. Harusnya bisa sesimple biasanya. Entah kali ini banyak pertimbangan yang dia pikirkan.

"Nih kak." Kata syifa meberikan sepotong kue bekalnya.

"Thanks."

-Rizky's POV-

"Nih kak."

"Thanks." Kok gue jadi kagok. Ngga bener nih.

"Ibu masih nungguin?" Gue memulai pembicaraan.

"Engga. Udah balik tadi abis isya." Katanya sambil mengunyah kuenya.

"Terus ntar baliknya gimana?"

"Belom tau. Tergantung kelarnya jam berapa. Kalo malem ini kelar ya sama bang anwar atau bang randi. Kalo masih sampe besok mungkin ibu yang ngejemput."

"Hmmmm...." yah gagal. Batin gue.

"Kenapa emang?"

"Ngga papa. Kirain mau balik sama gue." Kata gue pelan.

"Hmm knp kak?" Kayanya dia ngga denger.

"Eh tuh udah dipanggil. Yuk balik ke set." Kata gue ngalihin pembicaraan.

"Oh ayok."

"Bentar cut." Kata gue nahan tangannya.
Dia noleh. Pandangannya seolah nanya 'kenapa?' gitu.

Terus gue lari ninggalin dia. "Bye cut. Gue duluan yaaa."

Gue sempet liat muka keselnya dicampur senyum. "Dih awas ya kak."

Dapet satu senyuman lagi, batin gue sambil senyum.

-Author's POV-

Rizky dan syifa duduk disebuah kursi taman sambil menatap ke langit malam ini. Langit sedang bersahabat. Tak hujan. Mungkin langit sadar. Dua orang yang saling berdebar ini sedang ingin menatapnya.

Rizky mulai memetik gitar yang ada ditangannya dan menyanyikan sebuah lagu. Surat cinta untuk starla. Syifa yang sejak tadi menatap langit, mulai memperhatikan rizky. Bait demi bait dinyanyikannya.

"Bila habis sudah waktu ini. Tak lagi berpijak pada dunia. Telah aku habiskan sisa hidupku hanya untukmu. Dan tlah habis sudah cinta ini. Tak lagi tersisa untuk dunia. Karna tlah kuhabiskan sisa cintaku hanya untukmu..."

Rizky berhenti menyanyi lalu menatap wajah syifa sambil tersenyum.

"Loh kok udahan? Lanjutin dong." Syifa meminta rizky melanjutkannya.

Rizky meraih tangan syifa. Menggenggam keduanya. Syifa terlihat kaget.

"Gue ngga mau buang waktu lebih banyak lagi dengan ngebohongin perasaan gue ke elo. Mungkin selama ini lo masih ngerasa ini semua cuma sebatas persahabatan aja. Gue terlalu egois karena selalu sembunyi dibalik gelar sahabat. Gue sadar. Gue mau lebih dari itu."

Syifa diem dan ngelihat ke arah mata rizky yang serius.

"Lo mau ngga jadi pacar gue?"
Sekarang syifa mulai senyum ke rizky.

"Iya gue mau."

Rizky keliatan seneng lalu memeluk syifa erat. "Makasih ya. Gue janji bakalan selalu ada buat lo."

Malam yang indah itu jadi saksi, betapa persahabatanpun bisa jadi awal dari cinta...

"CUT!!!!" teriak sang sutradara.
Rizky mulai melepaskan pelukannya. Walaupun sebenernya tak ingin.
Semua kru dan pemain lain mulai tepuk tangan dengan riuhnya. Scene terakhir selesai juga.

"Kalian emang jagonya bikin baper deh." Kata seorang kru.

"Panka juaraaaa." Teriak yang lain.

Syifa tersenyum. "Tos dong kak. Akhirnya kelar juga."

"Iya. Gue bakal kangen nih sama lo." Rizky malah memeluk syifa lagi.

"Kan kita masih bisa ketemuan lagi ntar."
Tanpa sadar semua mata tertuju pada mereka.

"Duhhh pelukannya udahan kali. Masa masih dilanjut aja." Goda verrel.

Rizky kaget dan menoleh ke arah suara itu. Lagi-lagi salah tingkah.

"Oh jadi yang tadi masih kurang ky?" Kali ini chico yang menggoda.

"Udah udah kak. Kasian kak rizky nya." Kata Syifa, yang kasian melihat rizky terpojok.

"Ciyeeee ngebelain nih." Verrel masih pantang nyerah.

"Yuk pada kumpul ke dalem. Kita penutupan bentar." Kata seorang kru yang ngehampiri mereka.
'Fiuuhh selameeet' batin rizky.

To be continue...

I Still Fall For You EverydayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang