Rizky nazar. Seorang aktor muda yang sedang naik daun. Banyak sudah film, ftv dan sinetron yang diperankannya. Seorang workaholic di usianya yg baru menginjak 21 tahun. Anak kedua dari 2 bersaudara. He is a family boy. Sayang sekali dengan mama dan...
Didalam sudah berkumpul para kru dan para pemain anak sekolahan. Satu persatu mulai merberikan kesan dan pesan. Tawa, cerita dan haru jadi satu. Semua tertawa saat mengingat kejadian lucu yang pernah dilewati. Cerita-cerita selama shooting.
Kebersamaan yang harus diakhiri setelah sinetron yang mereka buat selama ini harus berakhir.
Semua menjadi satu. Tak peduli kru atau pemain. Semua keluarga. Saling bersalaman satu sama lain, berfoto bahkan mungkin sampai ratusan kali pun rasanya tak cukup untuk saat ini. Setelah itu satu persatu pun pamit pulang.
"Broo gue balik duluan ya." Pamit verrel ke rizky.
"Buru-buru banget sih lo."
"Iyanih gue ada acara ntar siang sama nyokap. Jangan lupa rencana jalan kita."
"Siapp!"
"Satu lagi." Kata verrel mendadak serius.
"Apaan?"
"Inget pesen gue tadi. Kapan lagi? Syifa cewek yang spesial. Pasti banyak yang deketin dia. Sebelum lo keduluan, gue saranin mending lo jujur aja sama dia. Siapa tau dia beneran khilaf mau nerima lo. Hahahaha"
"Sialan, Apaan sih lo." Kata rizky sambil tersenyum.
"Yeeee gue serius..."
"Kak aku juga balik ya." Tiba-tiba syifa menghampiri mreka.
Rizky keliatan kaget.
"Iya dek, aku jg mau balik. Oh iya katanya rizky mau ngomong, cuma dia malu. Jadi daripada die keburu berubah pikuran lagi, mending aku balik dulu ya. Daaahhh...." verrel pun pergi meninggalkan rizky dan syifa.
"Mau ngomong apaan kak?" Setelah sedikit menimbang-nimbang saran verrel tadi, akhirnya dia pun memberanikan diri.
"Hmmm cut, besok pergi yuk."
"Oh yang pada mau nonton tadi?"
"Eh bukan. Maksud gue kita aja." Kata rizky sambil menggaruk rambutnya untuk nutupin rasa gelisahnya. Takut-takut syifa menolak.
"Aku sama kakak?"
"Iya. Eh tapi kalo lo masih capek gpp sih. Ntar kita atur lagi aja."
"Oohh... ntar dikabarin lagi ya kak."
"Okelah. Gue tunggu ya cut."
"Iya. Yaudah aku balik ya." Katanya sambil melambaikan tangannya. Rizky membalasnya dengan lambaian tangan. Melihat sosok syifa yang mulai hilang dari pandangannya...
-Risky's POV-
Siang ini jalanan lumayan macet, tapi ngga bikin ngurangin senyuman gue. Suasana hati lagi bagus.
Setelah semaleman gue nunggu-nunggu kabar dari dia. Harap-harap cemas. Tapi emang malam itu sih katanya dia lagi family time. Gue ngga mau ganggu dia juga.
Dan pagi tadi syifa telepon gue dan ngabarin kalo dia mau pergi sore ini. Langsung girang lah gue. Begitu sampe rumahnya gue siap-siap dikit. Pake parfumr, rapihin rambut dan baju. Gue turun buat pamit ke ortunya.
"Berangkat dulu tante." Kata gue sambil salim ke nyokap nya syifa.
"Iya ky. Hati-hati ya nak." Kali ini syifa yang salim ke nyokapnya.
"Assalamualaikum..."
Begitu didalem mobil gue masi juga senyum-senyum aja sambil sesekali noleh ke dia.
"Kak kenapa sih? Ada yang salah ya sama aku?" Katanya sambil
"Engga kok, ngga ada yang salah sama elo."
"Terus kenapa dong mukanya begitu?" "Ini muka udah ke set gini cut kalo gue lagi sama lo. Ceria setiap saat."
"Hahahaha dih alaayyyy." Katanya sedikit terbahak.
"Abis kakak si. Orang film baru setengah jalan udah tidur aja. Jangan salahin aku dong kalo aku isengin. hahahahha"
"Ya ngga dimasukin pop corn juga kali cut idung gue..."
"Biarin wleeee."
Sekarang kita lagi nunggu makanan dateng. Setelah pergi nonton, panggilan perut tak bisa diabaikan.
"Isengin tuh yang lain... elus-elus kek pipinya atau lo pegang tangan guee."
"Diiiihh itu mah maunya kakak aja."
"Rizky..." Tiba-tiba ada yang manggil nama gue.
"Eh beneran kamu. Aku pikir tadi salah liat."
"Hei al, sama siapa?" Kata gue sambil cipika cipiki ke dia.
"Sama temen aku tuh. Kamu sama siapa?"
"Oh iya. Kenalin ini syifa, syifa ini allya."
Gue kenalin mereka berdua. Allya itu sahabat gue dari smp. Kebetulan nyokap kita temenan, jadilah kita akrab juga.
"Sorry ya masih belum sempet ketemuan."
"Iya ngga papa. Tante ika juga bilang kemaren, km abis kelar shootingnya."
"Iya baru dua hari lalu."
"Yaudah ky, aku balik dulu ya. Kayanya temen aku udah kelar tuh."
"Oke. Bye ya. Ati-ati."
Begitu allya pergi, gue mulai ngobrol lagi sama syifa.
"Dia sahabat aku waktu smp cut. Nyokapnya temen nyokap gue juga."
"Ohh..." katanya sambil sibuk ngeliatin hp nya.
Dia kok mendadak jadi diem gini. "Cut..."
"Hmmm" *masi ngeliatin hp nya*
"Nih makan dulu cut."
Dia terus berdiri ngefoto-foto makanan kita. Terus pas udah, langsung makan tanpa ngomong apa-apa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Enak ngga? Gue nyoba dong." Gue terus ambil sedikit makanan dia. Dia masih aja mainin hp nya.
"Cut lo lagi ngeliatin apa si?" Gue iseng nengok ke hp nya."
"Noooo. Kata dia ngejauhin hp nya dari gue."
Kok gue jadi insecure ya. Jangan-jangan gue beneran ada saingan nih.
"Kenapa si cut kok mendadak diem?"
"Ngga papa kak."
Gue becandain aja deh. "Lo ngga lagi jealous sama allya kan cut?"
"Ya engga lah kaakkk. Ngapaiiin?"
"Abisnya diem aja. Masa ada orang ganteng gini dianggurin."
"Hahahahha ngaco ih. Udah tuh makannya diabisin."
"Nah gitu dooong. Masa diem aja." Tapi gue sih mendadak jadi dikit GR. Apa iya dia beneran jealous sama allya. Eh tapi kalo beneran jealous berarti..... 😏😏😏