#8

75 2 0
                                    

   Setelah Ziva, Meira, dan Ernest berada di dalam pesawat dengan tujuan Bali bertemu dengan klien yang akan menikah.

Saat semua sudah siap dan akan take off. Lalua terdengar suara pilot yang membawa pesawat mulai berbicara untuk memberi tau bahwa pesawat akan terbang landas.

     " Perkenalkan saya Alva, pilot yang akan membawa pesawat ini dengan tujuan Bali. Penerbangan menuju Bali  akan kita tempuh dalam waktu kurang lebih 1 jam, dengan ketinggian jelajah 32.000 kaki di atas permukaan air laut."

Kok nama pilotnya gue tau ini,-batin Ziva

Ziva yang melihat Ernest yang sibuk dengan game, dan headphones yang menyumpal kupingnya, Ziva mulai membuka pembicaraan  "Raa.. gue mau cerita sama loe" ucap Ziva kepada Meira, yang agak ragu.

"Cerita aja gue siap dengerin kok" ucap Meira menyakinkan.

"Ra. Lo inget gak cowok yang gue ceritai ke loe, cowok yang cium gue waktu di Paris, cowok yang ngaku-ngaku jadi suami gue" ucap Ziva mencoba menjelaskan.

"Ya gue inget kok cerita Loe, kenpa emang Zi?"

"Tau gak ternyata itu cowok udah punya anak.!" Nada pembicaraan Ziva mulai dengan penekanan.

"Haa.. gila serius Lo.. aduh bom banget Zi, udah punya istri dong" tanya Meira.

"Emang bom, tapi mana gue tau, waktu itu gue ketemu dia di nikahannya bang Igo. Gue kira dia tamu kak Luna.. taunya dia tamu bang Igo Ra" memperjelas ceritanya.

"Heh.. kok bisa jadi bawa-bawa bang Igo.? Aduh cerita Lo kok bisa gini sih"

"Ya lah.. orang kemarin bang Igo ajak ke cafe waktu Lo lagi survei tempat Ra, jadi loe mana tau" memberi penjelasan kepada Meira.

"Gila.. terus ekspresi loe gima pas ketemu tu cowok zi.? Kaget gak, jerit gak atau loe kejang-kejang" pertanyaan bodoh apa ini Humaira.

"Kampret. Loe pikir gue anak SMP yang ketemu sama Aliando smpek jerit-jerit gigit akuh Aliando terus kasi leher gue" jawab Ziva.

"Eh kok malah merembet kesana sih. Jadi gimana terus sama si cowok yang saiapa bener namanya Al Al Alvin ya kaloq gak salah?" Tanya Meira..

"Alva Humaira. Ya gitulah dia temen SMA bang Igo ternyata, Ra. Tapi loe tau hal paling bom ra. Dia pilot Ra"

"Serius, kata orang pilot itu cakep loh.. cakep gak si Alva itu zi?"

"Apaan. Sih malah nayak cakep atau gak. Loe tau dia pilot yang bawa pesawat ini Ra". Memperlengkap ceritanya.

"Serius. Kenalin gue dong. Mumpung kita satu pesawat zi" ngerek Meira kepada Ziva.

"Eh.. semprul. Ogah loe udha punya Ernest.. gue gak mau" kekeh tidak mau.

"Yaelah pelit amat. Bilang aja Lo cemburu." Meira merwa puas melihat ekspresi Ziva.

  Satu jam lewat ternyata pesawat sudah sampai di Bali.

  "Para penumpang yang terhormat, sesaat lagi kita akan mendarat di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai perbedaan waktu antara Bali  dan Jakarta adalah 1 jam. Kami persilahkan kepada anda untuk kembali ke tempat duduk anda masing-masing, menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka di hadapan anda, dan mengencangkan sabuk pengaman. Akhirnya kami seluruh awak pesawat Fain Air di bawah pimpinan kapten Alva mengucapkan terima kasih telah terbang bersama kami, dan sampai jumpa di lain penerbangan lain waktu. Terima kasih"

***

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang