#19

46 1 0
                                    

Mampus gua musti Jawab apaan? Gue bingung, ya Tuhan - batin Ziva.

Kalau dia mau berarti besok gue ketemu Ziva lagi dong, semoga dia mau - batin Alva.

"Mama." Panggil Sacshi memecah lamunan Ziva.

"Eh.. ya sayang, besok pagi Sacshi berangkat jam berapa biar Mama jemput ya." Tanya Ziva,

"Jam 7" bohong Rahayu. Padahal Sacshi masuk sekolah jam 8.

"Berarti besok aku kerumah Mama jam 06:30 ya," tanya Ziva kembali.

"Ya jam segitu aja," jawab Rahayu lagi.

Sacshi yang dari tadi duduk di atas pangkuan Ziva tak terasa sudah tertidur. Lalu Ziva mencium pipi Sacshi dengan tulus.

"Ziva, jadi kamu adiknya Igo? Kok Mama gak tau kalian bersaudara" tanya Rahayu, yang mulai kepo dengan pacar anaknya ini.
Eis, pacar pura-pura lebih tepatnya.

"Jelas, karena abang dari SMP udah sekolah di Jakarta, bang Igo sekolah di Jakarta karna temenin Papa yang punya perusahaan di Jakarta, Papa gak ajak aku, sama adik aku ke Jakarta katanya biar mereka yang Bolak balik Jakarta Bandung. Di Bandung aku tinggal bareng Mama, bsreng Kakek nenek, karena emang Mama asli Bandung" jelas Ziva menjelaskan.

"Oo.. pantes dari dulu, Mama cuman tau Igo dong. Terus Papa kamu asli mana?" Rahayu kembali bertanya.

"Papa asli Makassar," jawabnya.

Tenyata Alva memperhatikan pembicaraan Mamanya dan Ziva, Alva tersenyum melihat ocehan, padahal bukan sesuatu hal yang lucu.
Lalu di sela-sela obrolan Ziva dan Rahayu, handphon Rahayu berbunyi,

"Permisi dulu ya Papa Alva telpon, Mama pmusti pulang dulu, ada urusan mendadak, nanti Mama jemput Sacshi" ucap Rahayu kepada Alva dan Ziva,

"Jangan mah, entar aku aja yang anter Sacshi pulang, gak ngerepotin kok"

"Makasih banyak ya, Mama ngerasa gak enak sama kamu" lalu Rahayu keluar dari kamar tempat alva di rawat.
Di saat cuman ada Alva dan Ziva di dalam ruangan itu, dan Sacshi yang sedang tertidur di atas pangkuan Ziva, suasana tampak canggung.

"Hmm" deheman yang di mulai dari Alva.

"Kamu mau minum?" Tanya Ziva.

"Gak, aku cuman mau bilang maaf Mama aku bayak nanya, dan soal Sacshi aku juga minta maaf kamu jadi ikut repot" ucap Alva meminta maaf tulus.

"Gak apa-apa kok, ibu-ibu emang gitu kan, kalau masalah Sacshi, aku senang kok, soalnya aku emang suka anak kecil" Jawaban itu membuat Alva berbicara hal bodoh.

"Kalau gitu kamu mau kita besok punya anak berapa sama aku Zi" pernyataan bodoh apa ini Tuhan

"Heh, anak sama kamu?" Ziva tampak bingung sekaligus kaget.

"Eh.. lupain ja Zi, omongan yang tadi gak penting, eh tadi gimana kerjaan kamu," ucap Alva mengalihkan pembicaraan.

"Umm. ya, tadi ada mbak-mbak yang aneh Va,"

"Aneh gimana Zi"

"Ya, mbak-mbak aneh itu orang yang mau pakek jasa EO aku, kamu tau yang bikin aneh dia minta konsep pernikahannya aneh tau" Ziva menceritakan apa yang Meira ungkapan tentang konsep pernikahan tema ala-ala dugem. Alva langsung tertawa dengan ocehan Ziva dan mulai terbiasa.

"Hahahaha, seriusan itu mbak-mbak mintak tema dugem, astaga terus anak kecil yang dateng ikut mabok dong Zi, hahahaha aku gak abis bikir"
Alva tertawa sambil memegang perutnya.

"Eh. Va, kamu tau, bukan Meira doang yang kasian, tapi aku sama Ernest juga,"

"Emang kamu sama Ernest kenpa lagi" tanya Alva.

"Kamu tau mbak-mbak itu minta konsep undangnya, pengen nuansa botor bir. Jadi undang-undangnya itu di cetak terus di masukin ke dalam botol bir. Gila. Masa terus gue ke bar buat minta bolot bekas. Yaelah, di kira gue pemulung, terus tau dia minta gaun pernikahannya super super minim, macam kurang bahan. Aduh binggu gimana cara jahitnya Va, sebenarnya aku udah kayak orang stres tau mikirinya" jelas Ziva.

"Kenapa gak di tolak aja sih Zi, kan sekarang kasian di kamu sama yang lain."

"Bayaran gedek Va, gue butuh gaji karyawan juga kali, tapi gak apa deh yang penting gue jalanin ja dulu"

Zi, jangan senyum kaya gitu di orang lain, sumpah senyuman loe bikin gue pingin cium bibir loe kayak waktu di Paris, ajrisss otak gue mesum. - batin Alva

***

CaptainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang