Chapter 4

2.1K 196 9
                                    

"Yatuhan jihoon...kau sangat basah!" teriak seorang lelaki paruh baya yang melihatku tengah berada diambang pintu.
"Cepat! mandi air hangat dan ganti pakaianmu, kau bisa sakit kalo begini" dia masih setia mengoceh sambil menarik pergelangan tanganku masuk kedalam ruangan bernuansa putih.

Kondisiku sekarang memang sangat basah, sudah mati matian aku mempercepat kendaraanku ternyata dipertengahan jalan mereka keluar dari persembunyian dan berhasil membasahi kota beserta diriku.

"seharusnya kau tidak datang jika kau sudah tau akan hujan." dia terus menceramahiku sambil menampakkan wajah khawatir dan panik, aku hanya bisa tertawa pelan melihat tingkahnya.

"paman aku tidak apa-apa. hanya basah sedikit tidak akan membuatku sekarat" kataku yang dihadiahi tatapan melotot darinya.

"jaga mulut mu jihoon! cepat naik keatas dan bersihkan dirimu jika sudah, kau langsung istirahat tidak usah kerja" paman mendorongku dengan cepat menaiki anak tangga.

Aku berusaha menahan langkahku menggunakan tumit.

"tapi..tapi paman tidak usah begitu" kuhentikan langkahku dan berbalik kearahnya, dia berhenti mendorongku dan memandangku dengan sendu. Oh tidak!...

"hhhh...paman hanya khawatir denganmu jihoon, aku tidak ingin melihatmu sakit. Maafkan paman jika membuat mu risih" lirihnya menundukkan wajah. aku menandang nya dengan rasa bersalah. Oh tuhan! aku tidak bermaksud menolak atau membantah perkataan nya tapi memang aku sangat ingin bekerja hari ini.

ahh aku belum memperkenalkan nya ya? Sekarang akan kuperkenalkan.

Dia? Pamanku sekaligus ayahku. Namanya franscisko smith, dia adalah kakak kandung dari ibuku liana smith. Mereka anak dari kakek dan nenek ku (robbin smith dan hye chun) jika ada yang bertanya mengapa namaku berbeda jauh dengan ibu, kakek dan paman? Itu dikarenakan kakekku memang bukan berasal dari korea selatan dia adalah seorang warga asli LA (amerika serikat), namun kakek pindah dan menetap disini karena pekerjaan dan kemudian menikahi nenek ku yang notabene adalah warga asli korea selatan. Ibuku dan paman pun menikahi warga asli korea selatan juga.

Paman frans adalah pemilik toko tempat dimana aku bekerja sekarang. Umurnya kini telah berusia 56 tahun dan belum memiliki anak, sekitar beberapa tahun yang lalu istrinya dinyatakan mandul oleh dokter. Istrinya yakni bibi eun gi amat terpukul atas takdir tersebut, dia menangis tak henti henti dan berulang kali meminta maaf kepada paman bila ia tidak bisa memberikan nya keturunan.

Saat mengetahui berita tersebut apa reaksi pamanku?

Pergi meninggalkan istrinya, mencari wanita lain lalu menikah dan memiliki keturunan...

Sayang nya!

Pamanku tidak seperti itu. dia adalah lelaki setia yang teramat mencintai istrinya, walaupun aku tahu dia tidak sepenuh nya rela seperti yang dikatakan ibu, tetapi paman sungguh menjadi lelaki harapan bagi setiap wanita. Selalu menghibur istrinya dan berada di sisi nya.

Sampai aku lahir kedunia.

Paman dan bibi sangat bahagia. mereka selalu mengunjungi ibu, memberikan hadia hadiah dan selalu bermain bersamaku. Aku telah dianggap anak mereka sendiri, sedikit luka saja mereka akan panik setengah mati. Akupun sangat menyayangi mereka berdua. Setalah ibu mereka adalah orang terpenting yang andil bagi kelangsungan hidupku.

"oh paman... kau sama sekali tidak membuatku risih, aku menyayangi mu paman. Maafkan aku" kuraih tangan keriputnya dan kukecup penuh sayang.

"yasudah aku izinkan kau bekerja tapi ingat! Jangan sampai kau kelelahan dan sakit, jika itu terjadi kau tahu apa yang akan paman lakukan? " tanya nya memicingkan mata.

PANWINK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang