"Kekasih?" Tanya Yoongi. "Tapi bukankah kau bilang Jiminssi sudah memiliki seorang anak? Berarti dia telah bersuami, bukan?"
Namjoon menggeleng. Jimin meremas jemarinya gugup, bahkan sepandai-pandainya ia berakting untuk tenang, pikiran dan hatinya berdegup kencang karena khawatir. Ini adalah situasi di luar kendalinya, situasi yang benar-benar di luar ekspetasinya. Dua lelaki dengan status pertemanan kental bertemu dengan seorang Park Jimin yang notabene bukan siapa-siapa.
Terlebih dua lelaki di hadapan Jimin saat ini adalah orang-orang penting dan memiliki hubungan dengan dirinya. Walaupun salah satu dari mereka berdua adalah suami dan yang satunya adalah malaikat penolong, tetap saja Jimin harus bertindak secara netral, karena sepertinya Namjoon tidak mengetahui keadaan sebenarnya dalam hubungan Jimin dan Yoongi. Atau sebenarnya Namjoon tau, tetapi bersikap seolah tidak tau?
"Eum, maaf. Aku harus cepat-cepat pulang. Yah, seperti kalian tau, aku memiliki seorang anak yang masih kecil. Anakku pasti menunggu di rumah. Maaf, Presdir dan Oppa. Aku undur diri." Jimin berdiri lalu membungkuk dengan hormat pada kedua lelaki tersebut. Setelah mengambil tas nya, ia bergegas keluar cafè dan memberhentikan sebuah taksi untuk pulang.
"Dia cantik kan hyung?" Ucap Namjoon ketika Jimin sudah menghilang dari hadapannya.
Yoongi masih terpaku dengan kepergian Jimin. Matanya tidak rela melepas wanita yang ia cintai pergi begitu saja tanpa penjelasan. "Eoh, iya.. Jimin memang cantik." Ucapnya asal.
"Aku ingin segera melamarnya. Bantu aku ya, hyung. Aku akan meminta bantuan Hoseok juga. Agar acara lamaranku lancar. Dan juga.. aku ingin orang-orang terdekatku hadir menyemangatiku."
Yoongi tercekat. Dadanya bergemuruh tak karuan. Menahan rasa kesal, marah, kecewa dan sedih yang seolah tak henti bergejolak dalam dirinya. Jika bisa Yoongi terjun ke dalam jurang laut yang paling dalam untuk menebus dosanya pada Jimin, maka ia rela melakukannya sekarang agar terlepas dari rasa yang sangat menyakitkan ini.
Yoongi sudah cukup menderita dengan penolakan Jimin. Sudah sabar menunggu, dan sudah pasrah dengan apapun yang Jimin lakukan kepadanya.
Tapi untuk kenyataan yang satu ini, Yoongi masih sulit untuk percaya.
"Melamar? Bukankah kau bilang dia sudah memiliki anak? Berarti dia sudah menikah dan memiliki suami, bukan?"
Namjoon tersenyum sambil menggeleng. "Jimin di tinggal oleh suaminya. Aku juga terkejut ketika mengetahui Jimin hamil dalam keadaan di tinggal suaminya."
"Ditinggal? Haha, suaminya brengsek." Yoongi tertawa hambar.
"Maka dari itu, aku sangat membutuhkan bantuan dan dukunganmu hyung."
Yoongi hanya bisa tersenyum seperlunya dan mengangguk lemah. "Kalau begitu, aku pulang dulu. Sampai jumpa, Namjoon." Pamitnya.
.
.
.Yoongi sampai di rumah setelah menjemput Jiyoon di rumah Myungeun. Ia tidak melihat keberadaan Jimin, padahal wanita itu tadi pamit duluan untuk pulang. Ponselnya pun tidak bisa dihubungi. Yoongi semakin khawatir karena di luar hujan derasnya semakin menganas.
"Papa."
Yoongi menoleh mendapati Jiyoon yang sudah membawa handuk berwarna pink bergambar bintang siap untuk mandi. "Ya. Sayang?"
"Mama belum pulang, papa sudah telepon mama?"
"Sedang papa usahakan. Nampaknya mama mu terjebak hujan. Berdoa saja agar mama tidak kenapa-kenapa."
KAMU SEDANG MEMBACA
I don't care
Fanfiction"Kau boleh melakukan apapun sesuka hatimu. Akan ku ijinkan mengakses semua kepemilikanku, tapi satu hal yang harus kau tahu. Aku tidak akan peduli lagi dengan kehidupanmu." - Park Jimin. Park Jimin di pertemukan kembali oleh seseorang dari masa la...