"Mama, kita mau kemana?" Jiyoon bertanya pada Mamanya yang fokus menatap jalanan ramai Seoul.
Merasa tidak ada jawaban, Jiyoon sekali lagi memanggil Mamanya sambil sedikit mengguncang-guncangkan bahunya. "Mama!"
Jimin tersentak. "Eoh, iya, sayang.. kita mau ke rumah Papa Taetae." Ucapnya sambil tersenyum manis ke arah Jiyoon.
"Kenapa kita tidak ke rumah Mima Jinnie?"
"Tadi Mama sudah menelpon Mima, tapi Mima bilang dia sedang ada di luar kota. Jadi kita tidak bisa menginap di sana deh."
Alis Jiyoon bertautan bingung. "Menginap? Kita akan menginap di rumah Papa Tae? Kenapa?"
"Eum.. itu.. Mama mau membahas sebuah proyek."
"Proyek? Proyek itu apa?"
"Pekerjaan, sayang."
Jiyoon mengangguk seolah mengerti, walaupun sebenarnya dia tidak mengerti sama sekali.
Jimin memutuskan untuk sedikit meredam amarahnya untuk tidak melihat suaminya di rumah. Suasana hatinya sangat kacau, mau marah-marah dengan Yoongi pun percuma, lelaki itu tidak mungkin menelan perkataannya sendiri masalah pekerjaan. Padahal, sebelum Yoongi memecatnya, ia memang sudah merencanakan pengunduran diri. Jimin merasa sekarang sudah waktunya untuk benar-benar mengurus keluarganya di rumah. Karena Yoongi sudah kembali.
Padahal, Jimin baru mengecap rasa memiliki keluarga kecil baru yang benar-benar seperti layaknya keluarga beberapa bulan kebelakang. Dimana ada suami, istri dan seorang anak yang melengkapinya. Kalau dipikir-pikir, Jimin baru merasa benar-benar bisa tersenyum tulus dengan wajah berbinar ketika Yoongi kembali.
Kehadiran Yoongi awalnya memang membuat Jimin merasa sakit hati, tapi lama-lama, akibat perlakuan Yoongi yang begitu manis, Jimin jadi tidak bisa berlama-lama membenci suaminya tersebut. Apalagi sex pertama mereka setelah delapan tahun, Jimin bersemu mengingat-ingatnya. Yoongi sangat berbeda dengan yang dulu, Yoongi yang sekarang lebih lembut, dewasa dan juga err sexy. Yang jelas, Jimin ingat betul ketika Yoongi menyebutkan namanya dalam setiap permainan mereka dengan nada sangat amat memuja. Tuh kan, Jimin jadi makin merona.
Imajinasi liar Jimin harus terhenti ketika supir taksi mengatakan tujuannya sudah sampai. Jimin menyerahkan beberapa lembar won kepada sang supir lalu turun diikuti Jiyoon. Ia membawa satu tas lumayan besar, berisi pakaiannya dan pakaian Jiyoon untuk persiapan kabur mereka berdua.
"Ma, ini rumah Papa TaeTae?" Tanya Jiyoon penasaran. Karena selama ini gadis kecil itu tidak pernah berkunjung ke rumah Papa Taetaenya.
"Mama juga tidak terlalu yakin, tapi tadi Papa Tae bilang sih alamatnya disini. Mama juga belum pernah kesini." Jimin memandang gedung apartemen yang menjulang tinggi.
Bukan itu yang menjadi permasalahannya, tetapi Jimin tau, kawasan yang Taehyung berikan sebagai alamat rumahnya itu kawasan elit. Sangat tertutup bagi orang yang bukan pemilik salah satu apartemen di gedung tersebut.
Jimin sampai di depan pintu masuk, dan langsung dihadang oleh seorang security yang mencoba tersenyum manis dan berusaha ramah kepadanya. "Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya si security.
"Saya mau berkunjung ke rumah Kim Taehyung." Ucap Jimin.
"Baik tunggu sebentar, Maam. Silakan ikut saya ke receptionist. " Terlihat sang security berbicara dengan wanita muda di balik meja besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I don't care
Fanfiction"Kau boleh melakukan apapun sesuka hatimu. Akan ku ijinkan mengakses semua kepemilikanku, tapi satu hal yang harus kau tahu. Aku tidak akan peduli lagi dengan kehidupanmu." - Park Jimin. Park Jimin di pertemukan kembali oleh seseorang dari masa la...