Bab XIII

16.5K 898 23
                                    



Venus POV





"Tunangan ?" tanyaku lagi untuk meyakinkan bahwa aku mungkin salah mendengar ucapan nenek sihir dihadapanku ini

"Iya."

"Bukan ! Jangan seenaknya berbicara, jalang !!" ucap Dimitri tegas yang membuat kami berdua menatapnya dengan pandangan terkejut

"Kau memanggilku jalang dihadapan dia ?!!" teriak Viona histeris menyebabkan pengunjung menatap kami bertiga dengan pandangan bahwa kami adalah tontonan yang menarik

"Dimitri.. Ayo, pulang saja.." ucapku pelan sembari menarik tangannya untuk tidak menghiraukan raungan wanita gila dihadapan kami

"Berhenti kau wanita murahan !! Kau merebut semua milikku ! Pertama Alaska, sekarang Dimitri ?! Cih ! Kau benar-benar murahan !! Tak menyangka. Apa ini didikan orang tuamu ?! Benar-benar, jangan-jangan Mama mu itu seorang jalang ?!" kata Viona pedas membuat langkahku berhenti karena mendengar ucapannya yang menyebut Mommy seperti itu

"Apa maksudmu ?" tanyaku padanya dengan wajah menahan amarahku

"Hentikan Viona ! Kau memuakkan ! Berhenti menganggu gadisku. Dan enyahlah !!!" ucap Dimitri tegas dengan tatapan dinginnya yang menusuk

"Cih !! Jangan kira kau akan bebas dariku ! Dimitri hanya milikku. Ingat itu gadis murahan !" ancam Viona dan berlalu meninggalkan kami berdua

"Kau baik-baik saja, sayang ?" tanya Dimitri lembut

"Yaa. Hanya saja aku sedikit terkejut karena ia mengatakan Mommy.."

"Abaikan saja, sweety.. Aku tahu bahwa Mommy-mu bukanlah wanita seperti itu. Terbukti dari putrinya yang manis ini. Benarkan ?" goda Dimitri sambil tersenyum miring membuat wajahku memanas

"Lihat saja, pipimu bahkan sudah memerah seperti itu." ucapnya lagi dengan mendekatkan wajahnya tiba-tiba membuat tubuhku kaku dan juga jantungku berdetak keras dan berharap ia tak mendengar suara jantungku yang berdebar keras

"Semoga ia tak mendengarnya.. Aku malu... Astagaaa.. Jantung, berhentilah !!!! Jangan berdetak sekeras itu !!!"

"Ingin aku cium dan juga gigit saat ini juga" ucapnya lirih ditelingaku sembari mengelus pipiku tentu saja mengakibatkan wajahku semakin memerah

"Ehemm.. Maaf, Tuan.. Tapi ini .." terdengar sebuah suara yang untungnya menghentikan Dimitri, karena aku yakin setelah ini akan terjadi sesuatu yang akan menyebabkan kami berdua menjadi sampul dimajalah lagi

"Ahhh.. Sudah ?? Terima kasih ya.." ucapku yang sebenarnya aku peruntukan tindakannya yang tadi sambil menerima handphone kami berdua

"Wahhh.."

"Suka ?"

"Iyaaa. Hihii" ucapku semangat karena menyukai case ini

"Ya sudah. Sekarang kita akan ke mana ?"

"Hmmmm.. Bagaimana nonton ?" saranku ragu karena melihat wajahnya yang sepertinya tak tertarik dengan usulku

"Yakin ?"

"Hmmm.. Aah ! Ke Central Park saja. Ayooo.." usulku semangat dan segera menarik tangan Dimitri

"Hati-hati, sweety.. Atau kau akan terjatuh." ucap Dimitri karena melihat tingkahku yang seperti anak kecil

"Iyaaaa"





*************





My Possessive FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang