PART 10

13.6K 805 8
                                    

Jangan lupa Vote and Komen ya guys 😘.
Silahkan di setel lagu di Mulmed.

Happy Reading...

Kaisar menatap panglima Li, Rei, Jie. Kaisar duduk di dalam kereta kuda yang di kawal pengawalnya menggunakan kuda masing-masing.

Kaisar dan 3 Panglima tengah melakukan perjalanan menuju kerajaan Angin, melakukan pembahasan bala bantuan kerajaan Langit untuk kerajaan Angin.

Sekitar menempuh perjalanan kurang dari dua hari, akhirnya mereka telah tiba di kerajaan Angin. Kaisar turun dari dalam kereta kudanya, ia berjalan memasuki Aula kerajaan Angin tempat Sang Raja berada.

Raja kerajaan Angin telah duduk di singgah sananya, bersama sang ratu yang berada di samping kiri raja dan putrinya di samping kanan raja.

Kaisar menampilkan wajah datar andalannya. Raja kerajaan Angin menatap Kaisar kerajaan Langit dengan tatapan teduh.

"Terima kasih telah datang atas undangan yang aku berikan Kaisar Eiji" Ucap Raja kerajaan Angin.

Kaisar Eiji hanya mengangguk sekilas, tetapi tatapannya masih mengarah ke arah Putri kerajaan Angin yang tengah menundukan wajahnya.

Raja kerajaan Angin berdehem, "Bisakah kita memulai pembahasan untuk bala bantuan kerajaan Angin kaisar?" Tanya Raja.

Kaisar menatap sang Raja, "Silahkan di mulai Raja, anda menginginkan berapa jumlah pasukan dari kerajaan Langit?" Tanya kaisar to the point.

Raja memasang wajah seriusnya, "Aku ingin prajurit berjumlah 500 saja untuk membantuku di peperangan nanti" ucap Raja.

Kaisar menganggukan kepalanya tanda setuju, "Sebagai gantinya tawaran apa yang anda berikan kepadaku, kalau kerajaan anda menang?" Ucap Kaisar mengangkat alisnya angkuh.

Raja berfikir sejenak, lalu tatapannya beralih ke arah sang Putri, "Aku akan memberikan Putriku sebagai permaisuri di kerajaan Anda Kaisar" ucap Raja mantab.

Kaisar tertawa renyah, "Maafkan Hamba Raja, akan tetapi aku telah memiliki Permaisuri. Aku ingin putri anda menjadi salah satu selirku, Bagaimana?" Tanya Kaisar dingin.

Raja, Ratu dan Putri mereka serentak terkejut dengan kabar yang baru mereka dengar. Raja menghembuskan nafasnya panjang, "Baiklah Kaisar, jadi kapan pasukan anda akan datang ke kerajaan Angin?" Tanya Raja setelah setuju dengan tawaran Kaisar.

Kaisar tersenyum puas dalam hati, "Secepatnya setelah aku menikahi Putri anda sebagai selirku" ucap Kaisar dingin.

Putri kerajaan Angin yang tak lain Yoshiko Yuka Hiroki, yang biasa di panggil Putri Yuka menatap Kaisar dengan pandangan kecewa.

"Acara Pernikahan kaisar dan Putriku, akan dilakukan besok hari di kerajaan Angin. Apakah tidak apa-apa Kaisar?" Tanya Raja.

Kaisar berfikir sebentar lalu menganggukan kepalanya tanda setuju. Pembahasan telah selesai, Raja kerajaan Angin membawa menempatkan Kaisar di dalam istana Ruby tempat para bangsawan atau raja menginap.

Kaisar mengistirahatkan badannya yang sedikit pegal di atas peraduan di dalam kamar. Ia mengistirahatkan sejenak matanya untuk tidur memulihkan energinya kembali.

----

Di kerajaan Langit, Yumi tengah mencelupkan kakinya di dalam Danau. Ditemani pelayan setianya Mei yang terus memperhatikan Permaisuri.

"Mei apakah mencintai itu semenyakitkan ini?" Tanya Yumi pelan dengan wajah sendunya.

Mei terdiam sejenak, "Tidak juga Yang Mulia, Mencintai itu indah dan menyenangkan. Seperti layaknya kita mencintai orang tua kita, akan tetapi itu bagi kita yang sama-sama saling mencintai. Tapi bila hanya satu pihak saja yang mencintai akan ada di mana masa menyakitkan itu ada di hati kita, apalagi melihat orang yang kita cintai lebih baik kepada wanita/pria lain nya" ucap Mei panjang lebar.

Wajah Yumi semakin sendu dan mendung mendengar ucapan Mei. Matanya juga menjadi berkaca-kaca, siap kapan saja air matanya akan jatuh.

Mei yang melihat wajah dan mata Permaisuri menjadi panik sendiri. Ia tidak bermaksud untuk membuat hati sang Permaisuri sedih.

"Maafkan hamba Yang Mulia permaisuri, hamba tidak bermaksud untuk menyakiti hati yang Mulia" ucap Mei menunduk berkali-kali.

Yumi menatap Mei, ia menjadi bersalah sendiri melihat tingkah Mei yang menyalahkan dirinya sendiri, "Tidak apa-apa Mei, seperti aku yang sedikit sensitif belakangan ini" ucap Yumi tersenyum lembut.

Mei membalas senyum lembut Yumi, "Apakah Yang Mulia sedang patah hati?" Tanya Mei hati-hati.

Yumi terdiam sejenak, ia mengambil nafas panjang, "Sepertinya begitu Mei, Diwaktu sebelum menjadi miliknya dia begitu perhatian dan sedikit lembut. Akan tetapi setelah menjadi miliknya dia menjadi pribadi yang dingin dan tak tersentuh." Ucap Yumi.

"Apakah itu Yang Mulia Kaisar Eiji, Permaisuri?" Tanya Mei.

Yumi tersenyum, "Kamu telah menebaknya Mei, aku tidak tau lagi akan gimana menghadapi sikap dinginnya. Setiap kali aku bertanya dia semakin marah dan mendiamkanku seharian".

Mei menjadi sedih mendengar ucapan Permaisuri Yumi, "Yang sabar Permaisuri, mungkin Kaisar sedang banyak pikiran atas tugas kerajaan yang ia tanggung. Tetap semangat Permaisuri, dan jangan mudah putus asa atau menyerah" hibur Mei sambil tersenyum.

Yumi balik tersenyum, sambil kembali menatap hamparan danau yang di turuni bunga sakura.

---

Sudah seminggu berlalu Kaisar tidak pernah datang ke kediamannya istana Shiro.

Kesehatan Yumi juga sedikit tidak baik, ia sering merasakan mual dan tidak ada satu makanan pun yang masuk kedalam tubuhnya.

Wajah Yumi terlihat pucat dan juga badannya mulai sedikit kurus. Mei telah berusaha membujuk Permaisuri untuk membawakan tabib kerajaan. Tetapi Yumi bersikeras selalu menolak tawaram Mei.

Mei sudah tidak tega melihat Permaisuri yang semakin lemah, ia bergegas berjalan menuju istana Kuro.

Mei menatap para pengawal yang menjaga pintu gerbang istana Kuro, "Izinkan aku Masuk, ada yang ingin aku bicarakan penting kepada Yang Mulia kaisar" ucap Mei.

Pengawal gerbang awalnya berusaha untuk tidak memberikan izin, tetapi Mei bersikeras untuk masuk kedalam.

Akhirnya Mei di berikan izin untuk masuk. Ia berlari tergesa-gesa menuju kediaman sang Kaisar.

Nafas Mei terputus-putus akibat lelah berlari, "Panglima Li Apakah yang Mulia kaisar ada di dalam?" Tanya Mei kepada Panglima Li.

Panglima Li terlihat menatap Mei, ia akhirnya tau bahwa Mei adalah Pelayan setia Permaisuri, "Yang Mulia sedang tidak bisa di ganggu" ucap Panglima Li.

Mei terslihat kecewa, "Sampaikan pada Yang Mulia Kaisar, keadaan Permaisuri sedang tidak baik, ia menolak untuk di bawakan tabib kerajaan" pesan Mei kepada Panglima Li.

Panglima Li menganggukan kepalanya sebagai tanda ia akan melaksanakan pesan itu.

Mei pergi keluar istana Kuro, menuju Istana Shiro kembali. Mei menatap Permaisuri sendu dan mata yang berkaca-kaca.

"Permaisuri, sebaiknya anda aku panggilkan tabib Kerajaan demi kesahatan anda" ucap Mei dengan suara bergetar.

Yumi membuka matanya sejenak, ia tersenyum menatap Mei yang terlihat sedih. "Tidak apa-apa Mei, sebentar lagi aku akan sembuh. Aku tidak perlu di panggilkan tabib kerajaan, karena aku rasa, aku tidak sakit." Ucap Yumi dengan suara lemah.

Yumi kembali menutup matanya, ia merasakan bahwa ia baik-baik saja. Tidak lama Yumi jatuh tertidur.




Tbc.

Black Devil King [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang