CHAPTER 5

5.8K 784 24
                                    

Ga tau lagi mau bilang apa, liburan gue kali ini bakal ditemenin sama si manusia menyebalkan ini.

💓💓💓

Prilly mencari keberadaan Ali, sejak bangun tadi Ali tidak ada ditempat tidur. Semalam mereka baru sampai di Paris dan langsung beristirahat di hotel.

Setelah mencuci mukanya dan menyikat gigi, Prilly bergegas keluar kamar, mungkin Ali sudah berada di restoran hotel atau berkeliling hotel.

Suasana hotel tidak terlalu ramai, suhu di sana pun masih dibilang normal, Prilly hanya menggunakan tanktop dan hotpantsnya. Turun ke lantai dasar dan berjalan mengelilingi seluruh ruangan di hotel tersebut.

Tanpa sengaja ia melihat sosok Vita dan Bianca di tempat Gym. Sepertinya sedang berbicara dengan seseorang, tapi Prilly tidak dapat melihatnya, tertutup alat fitness.

Prilly memasuki ruangan yang dipenuhi alat olahraga tersebut. Dan ia terkejut bukan main saat melihat Vita dan Bianca sedang memperhatikan Ali, suaminya.

"Vita, Bian, kalian lagi ngapain?" Serunya menghampiri mereka. Ali, dan kedua temannya reflek menoleh ke arah Prilly.

"Kamu udah bangun?" Tanya Ali datar.

"Menurut kamu?" Jawab Prilly ketus.

"Heh Prill, jutek amat sih, lo kesambet setan Paris?" Sergah Vita menghampiri Prilly.

Prilly melipat kedua tangannya di dada.

"Lo tuh ye, cowo kece kaya Ali lo anggurin? Lo ga nafsu apa liat dia? Kalau ga, sini kasih gue aja, trus dia jutek darimananya sih? Daritadi gue sama Bian ketawa-ketawa aja sama dia" Vita berbisik ditelinga Prilly dengan penuh semangat.

"Sembarangan lo" Ucap Prilly mengalihkan pandangannya ke Ali, memperhatikan setiap gerak Ali.

"Lo ga liat tuh, badannya?keker abisssss, bisepnya Prill, sumpah ya, gue mah punya laki kaya dia maunya ngamar mulu" jawab Vita penuh kekaguman.

Prilly terdiam, suaminya itu jarang menunjukkan tubuhnya, tapi Prilly sering sekali memperhatikannya, Ali termasuk pria yang rajin berolahraga. Jadi tidak aneh jika badannya terlihat berotot.

"Biasa aja" gumam Prilly menutupi kekagumannya.

Ali sempat melirik ke arahnya, tatapan tajam yang mengintimidasi, membuat Prilly kesal setengah mati, bisa-bisanya Ali memiliki sikap yang berbeda saat dengan Prilly, tampang ramah yang ditunjukkan ke para sahabatnya tadi seolah menguap hilang entah kemana.

Prilly membalikkan tubuhnya hendak keluar dari area gym tersebut.

"Prill, mau kemana? Melengos aja, kenapa sih tuh anak?" Seru Vita heran.

Ali menoleh ke arah Prilly yang pergi begitu saja, ia tersenyum kecil menggelengkan kepalanya.

Prilly yang kesal akhirnya pergi ke restoran hotel untuk menyantap sarapannya.

Duduk di meja bagian luar persis di tepi kolam renang, matanya menatap malas ke arah makanan. Perasaan kesal yang ia rasakan akibat perlakuan istimewa Ali ke Vita dan Bianca menjadi penyebab utama nafsu makannya hilang.

"Kalau ga lapar jangan diambil banyak-banyak, sayang makanannya" sebuah suara membuat Prilly tersentak kaget.

Ali baru saja duduk di hadapannya, membawa sebuah piring berisi roti croissant dan selai. Tanpa menoleh ke arah Prilly sedikit pun, malah sibuk mengolesi rotinya.

Prilly tak ada niatan membalas sindiran Ali, ia mengalihkan pandangannya ke arah kolam renang.
Tiba-tiba Ali menyodorkan roti yang sudah diisi selai strawberry ditangannya ke arah Prilly.

Susahnya Bilang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang