CHAPTER 9

6.8K 860 52
                                    

Gue boleh ge-er kan, dibilang cantik sama Ali. Setidaknya gue mulai yakin kalau dia itu cowo normal yang suka sama cewe. Apalagi pas liat muka saltingnya dia kemarin, gue pasti bisa bikin dia jatuh cinta.

💓💓💓

"Selamat pagi pak Ali" seorang pria memakai kemeja putih dengan dasi terikat di lehernya menyapa Ali dengan ramah.

"Pagi pak Adi" sahut Ali tak kalah ramah.

"Selamat ya Pak, bakal jadi calon bapak, saya seneng dengernya, sehat-sehat ibu dan bayinya" ucapnya lagi yang kali ini dibalas dengan tatapan terkejut Ali.

"Maksudnya?"
"Iya Pak, saya dengar dari mertua Bapak, kalau bu Prilly sedang hamil muda, itu kan kabar baik banget pak" jawabnya santai.

Sedangkan Ali, terpaku diam pada posisinya.

"Permisi pak, saya turun duluan" pria berdasi itu berpamitan dan keluar dari lift tersebut, meninggalkan Ali yang masih belum bisa menerima kenyataan.

Bagaimana bisa kabar itu sudah menyebar di kantor dengan cepatnya, bagaimana ia bisa menyiasati kabar tersebut.

Ali keluar dari lift tepat di lantai 5, ia berjalan ke arah ruangannya dengan pikiran yang masih kebingungan.

Saat ia masuk ke dalam ruangannya, ia kembali dikejutkan dengan keberadaan Kevin yang sudah duduk seperti menunggu penjelasannya.

"Nah, dateng juga lo, Li, lo harus jelasin ke gue, gimana ceritanya Prilly bisa hamil? Lo bilang kemarin belum ngapa-ngapain dia, ko bisa? Trus Prilly hamil anak siapa? Atau lo yang boongin gue, sebenernya lo sama dia udah.."

"Vin, bisa denger penjelasan gue dulu?" Tanyanya tegas.

"Lah emang harus, lo harus jelasin ke gue"

"Bisa sambil duduk?" Tanya Ali yang mulai merasa pusing.

Kevin mengikutinya dan duduk tepat dihadapannya, ia sudah tak sabar mendengar penjelasan Ali.

"Cepetan cerita !"
"Sabarrr.. gue napas dulu" ucap Ali melonggarkan dasinya.

Dengan tarikan nafas panjang, Ali memulai ceritanya, tak ada yang terlewat, semua diceritakannya secara rinci pada Kevin. Kevin mengerutkan keningnya, sesekali ia manggut-manggut seolah paham akan posisi Ali.

"Gitu Vin.."
"Ehmm.. kalau menurur gue sih ini bukan masalah besar, lo tinggal hamilin Prilly aja beneran, selesai"
"Vin..kan tadi udah gue ceritain, ga segampang itu"

"Li, di sini, yang jadi masalah cuma kepastian dari lo, kenapa lo ga bisa memulai hubungan dengan wanita lain termasuk Prilly? Pelan-pelan Li, tapi bukan berarti no action"

Ali terdiam, bingung harus menjawab apa. Ia memperhatikan Kevin sejenak, lalu tertunduk menghela nafas pelan.

"Li, mungkin ini jalan Tuhan buat bantu lo keluar dari rasa bersalah dan sakit hati, Prilly is your wife, lo minta Prilly untuk jadi istri yang baik buat lo, tapi apa lo udah berusaha jadi suami yang baik buat dia?"

Ali mengangkat wajahnya, ucapan Kevin cukup menohok baginya, seperti tersadar dari sebuah lamunan.

"Besok lo harus berangkat ke New York selama seminggu, gue harap, lo udah punya kepastian buat Prilly malam ini, inget Li, kalau kalian ga ikutin saran gue, berarti kalian harus siap-siap buat skenario Prilly hamil" ucap Kevin lalu keluar dari ruangan Ali.

💓💓💓

Prilly terduduk di meja makan sembari mengaduk adonan di hadapannya. Ucapan Karmen tadi pagi cukup mengganggu pikirannya.

Susahnya Bilang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang