CHAPTER 12

2.9K 347 69
                                    

Gue ga tau hubungan ini mau disebut apa, tapi yang pasti, gue selalu pengen selalu ada di deket Ali. Rasanya pengen ikut kemanapun dia pergi.

💓💓💓

"Prill, udah sampe" Ali membangunkan Prilly yang tertidur selama perjalanan dari Bandung.

Prilly membuka matanya perlahan, dan tersenyum saat menyadari Ali sedang mengusap pipinya lembut sambil tersenyum ke arahnya.

"Sorry, aku ketiduran" jawabnya dengan suara parau lalu membetulkan posisi duduknya.

"Gapapa, kamu cape banget kayanya" ucap Ali dengan nada menggoda.

"Siapa yang bikin aku ga bisa tidur? Tengah malem ngajak nyari mie kocok" balas Prilly dengan wajah kesal.

"Hahahaha, maaf, aku berasa ngidam banget, pokoknya harus dapet mie kocok sebelum pulang, tapi kamu juga menikmati kan, jalan-jalan sama aku, sampe ga mau pulang ke hotel" godanya lagi.

"Ge er, aku cuma pengen lihat Bandung waktu malem kaya apa, udah ah, kalau debat sama kamu ga ada habisnya" ucap Prilly sambil keluar dari mobil.

"Prill, aku mau dimasakkin mie kocok kaya kemarin ya" pinta Ali tiba-tiba membuat Prilly ternganga tak percaya.

❤️❤️❤️

Prilly terduduk lelah di sofa living room appartmentnya, setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah yang sudah ditinggal 2 hari. Samar-samar ia mendengar suara Ali yang sedang berbicara di telepon dengan seseorang. Awalnya ia tidak peduli karena sudah pasti urusan kantor, tapi melihat ekspresi wajah Ali yang terlihat kesal membuat Prilly penasaran juga.

Baru saja ia hendak menghampiri suaminya, tapi telepon sudah ditutup Ali.

"Siapa Li?" tanyanya penasaran.
"Bukan siapa-siapa" jawabnya cepat, tapi wajahnya tidak bisa menutupi amarahnya.

Prilly tidak melanjutkan aksi mencaritahunya, karena Ali sudah keburu masuk ke kamar mandi.

Ia sempat berniat membuka HP Ali yang diletakkan di nakas tempat tidur, tapi ia mengurungkan niatnya, karena takut Ali marah.

Dan kebetulan ponselnya berdering, Prilly mengamati HP Ali lamat-lamat, panggilan dari nomor tak dikenal, beberapa detik tak diangkat, sambungannya terputus. Tapi tak berapa lama kembali berbunyi, dan dari nomor yang sama. Kali ini Prilly memberanikan diri untuk mengangkatnya, karena takut ada hal penting yang ingin disampaikan si penelepon.

"Hallo" belum saja Prilly bersuara, sudah terdengar suara dari seberang, suara perempuan.

"Hallo" Prilly menjawab dengan tegas.

Tak ada tanggapan, dan sedetik kemudian panggilan terputus. Prilly merasa heran, dan cepat-cepat meletakkan HP Ali di posisi semula karena Ali sudah keluar dari kamar mandi.

"Kamu ga mandi?" Tanya Ali yang tidak merasa curiga sama sekali.

"Iya, ini mau mandi" jawab Prilly bergegas masuk ke kamar mandi.

Ia masih penasaran dengan si penelepon misterius itu, kira-kira siapa wanita itu, dan mengapa ia langsung memutuskan teleponnya setelah mendengar suara Prilly.

Prilly menyalakan shower dan mencoba untuk menghilangkan pikiran negatif yang ada di kepalanya.

💓💓💓

Ali duduk di sofa sambil menonton siaran televisi yang sebenarnya tidak ia hiraukan. Pikirannya melayang entah kemana, Prilly sudah menyadarinya sejak Ali melihat pesan di Ponselnya. Sepertinya dari orang yang sama yang membuat Prilly penasaran. Dengan sedikit keberanian, Prilly mendekati Ali yang masih terdiam dengan tatapan kosong.

Susahnya Bilang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang