CHAPTER 6

6.1K 795 17
                                    

Bahaya, Gue cemburu, masa iya sih? Kalau ga, kenapa gue kesel liat foto Keyla di dompet Ali?

💓💓💓

Hari kedua di Paris, Prilly terbangun di pukul 9 pagi, semalam mereka terlalu asik mengobrol sampai lupa waktu, dan baru sampai hotel pukul 2 subuh.

Hal yang pertama ia lakukan ialah memastikan Ali berada di sebelahnya. Kali ini pria itu terlihat masih terlelap, biasanya Ali selalu lebih dulu bangun dari Prilly, mungkin akibat kelelahan.

Prilly memandangi dengan seksama wajah Ali yang terlihat innocent saat tertidur. Bulu matanya terlalu lentik untuk seorang pria, dan bibirnya yang berisi terlihat menggiurkan untuk dicoba. Nyaris sempurna, jika saja sikapnya tidak menyebalkan, mungkin Prilly dengan mudah akan jatuh cinta padanya.

Ia memutuskan untuk bangun dan segera mandi, sebelum Ali bangun dan mendapatkannya dengan muka bantal. Baru saja ia hendak masuk ke dalam kamar mandi, dirinya tertarik melihat dompet Ali yamg tergeletak di nakas.

Perlahan dan tanpa suara, Prilly mendekati nakas di sebelah Ali dan meraih dompetnya. Dibukanya dengan hati-hati, isinya seperti dompet kebanyakan, uang cash tak terlalu banyak, dan segala jenis kartu yang tersusun rapi di dalamnya. Satu hal yang membuat Prilly semakin penasaran, selembar kertas seperti foto terselip diantara kartu-kartu tersebut.

Ditariknya perlahan, benar saja, sebuah foto, di sana Ali sedang duduk berdampingan dengan Keyla yang tampil anggun, sepertinya di sebuah acara pesta.

Keduanya tampak serasi, foto yang diambil secara diam-diam tapi menampilkan kemesraan yang membuat iri siapapun yang melihatnya. Lagi-lagi Prilly harus melihat foto kebersamaan Ali dan Keyla.

Prilly meletakkannya kembali ke posisinya, seolah foto tersebut tak pernah dilihat orang lain selain sang empunya dompet. Diletakkannya kembali dompet Ali di atas nakas, dan ia bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

💓💓💓

Hari ini Prilly dan kawan-kawan menjadwalkan liburannya dengan berkeliling Kota Paris. Tentu saja para pasangan mereka terpaksa ikut karena Ali juga ikut.

Prilly memperhatikan Ali yang selalu sibuk dengan telepon genggamnya, sepintas Prilly mendengar nada serius dari Ali, sepertinya membicarakan soal pekerjaan.

Ya, Prilly akui, selama 2 hari kemarin, Ali terlihat tak mau menjawab telepon, tapi hari ini ia sudah beberapa kali mengangkat panggilan yang masuk. Bahkan sampai tidak bisa diajak berfoto bersama.

Prilly tak mau mengganggunya, wajah Ali tidak sesantai kemarin, salah-salah Prilly yang akan kena lagi. Jadi sebisa mungkin Prilly membiarkan Ali menyelesaikan pekerjaannya.

"Prill, makan.. malah bengong" Karmel menyadarkannya dari lamunan.

"Udah kenyang gue, kebanyakan makan gelato tadi" jawab Prilly asal.

"Kenapa? Berantem lagi?" Tanya Karmel sambil berbisik.

"Siapa? Gue sama Ali? Enggak ko, ko lo bisa mikir gitu?"

"Daritadi pagi, lo berdua ga kliatan ngobrol, sibuk masing-masing, beneran berantem?"

"Enggak Mel, ga ada apa-apa kok, gue cuma ga mau ganggu Ali aja, dia lagi diteleponin orang kantor dari tadi" jawab Prilly lagi.

"Oohh..kirain berantem lagi, by the way, tuh jam kece juga ya di tangan lo, pinter banget si Ali ngasih kadonya" ledek Karmel yang membuat Prilly tersipu.

Karmel satu-satunya orwng yang tahu cerita tentang jam tangan dan pertengkaran mereka kemarin.

Prilly tidak bisa memendamnya sendirian, ia sempat dibuat kesal oleh sikap Ali yang selalu berubah-ubah sesuka hatinya saja.

Susahnya Bilang CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang