November // 十一月

723 116 11
                                    

2014年 11月

Sebenarnya kita sudah sekelas sejak bulan April, tapi kita nyaris tidak pernah saling bicara. Aku juga tidak pernah memerhatikanmu, meskipun teman-temanku selalu bilang kalau kamu adalah seorang yang kakkoii¹. Tempat duduk kita juga berjauhan di kelas, sehingga sulit bagiku untuk sekadar melihatmu.

Bulan November adalah bulan di mana aku mulai benar-benar melihatmu.

*

Saat itu musim gugur di bulan November. Waktu yang tepat untuk sepiring wafel dengan sirup mapel, setidaknya bagi Himuro Tatsuya--yang sudah lama tinggal di Amerika. Menemukan bahan untuk membuatnya tidaklah sulit, cukup membeli di supermarket terdekat.

Ia berjalan melewati sebuah TK alias taman kanak-kanak untuk mencapai supermarket yang jaraknya kurang lebih lima meter dari situ.

Lalu, seorang anak lelaki dengan topi kuning keluar seenaknya dari pagar pembatas TK, dan hampir menabraknya.

*

Umumnya, orang-orang akan memarahi anak kecil. Menganggapnya tidak tahu apa-apa dan ceroboh, melupakan bahwa siapapun pernah melewati fase kanak-kanak sebelum menjadi dirinya yang dewasa.

Tapi kamu berbeda.

Kamu tersenyum, berjongkok untuk menjajarkan pandangan pada anak kecil yang merupakan adikku, dan bicara dengannya.

Aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan, tetapi ketika aku menghampiri kalian, adikku langsung meminta maaf padaku. Dengan gembira ia menyebut namamu, Tatsuya-nii, seolah kalian sudah lama mengenal.

*

Tatsuya tersenyum tipis. Ia masih ingat peristiwa tersebut dengan jelas, terekam dalam ingatannya bagai kaset.

Anak lelaki itu cemberut, seperti lari dari sesuatu dan langsung terperangah melihatnya.

"Sumimasen²," kata anak itu.

Tatsuya menjajarkan pandangan dengan berjongkok di hadapannya. "Kau kabur dari sesuatu, ya?"

Anak lelaki itu tidak takut, justru mengangguk antusias. Mungkin, ada rasa tenang dan daya tarik tersendiri terhadap wajah Tatsuya.

"Oneechan menyuruhku makan perkedel buatannya, dan aku tidak suka," balas anak lelaki itu.

"Kenapa? Padahal oneechan-mu sudah susah payah membuatnya. Bahkan, ia meluangkan waktu untuk menggantikan ibumu memasak dan membawanya ke sini," tukas Tatsuya.

"Ibu sedang ke luar kota," ucap anak lelaki itu, lalu terdiam.

"Minta maaflah pada oneechan-mu. Tidak mudah lho, menggantikan posisi seorang ibu," ucap Tatsuya lembut.

Anak lelaki itu tergeming sebentar, sebelum mengangguk. "Oke, um..."

"Tatsuya."

"Oke, Tatsuya-nii!" seru anak lelaki itu, kemudian berlari meninggalkan Tatsuya.

Tatsuya mendongak, lalu menatap seorang gadis.

*

Aku masih ingat saat kamu memandangku untuk kali pertama. Adikku terus memelukku, dan aku mengusap helaian rambutnya, tetapi aku menatapmu.

Kamu mengulas senyum, sebelum melangkah pergi.

Menjauh, bersama guguran daun dari pohon di sepanjang jalan.

Tatsuya-kun, mulai bulan November saat itu, aku mulai menyukaimu.

*

Di sudut bawah kertas, terdapat daun kering berbentuk hati kecil yang ditempel dengan lem. Tatsuya tersenyum tipis melihatnya, lalu segera membaca selembar kertas berikutnya. Bulan Desember.

*

Catatan:

¹ Keren, tampan.
² Maaf, permisi.

(Ditulis 11 Juli 2017)

12 Months : Himuro TatsuyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang