Chapter 1

6.4K 91 9
                                    

Summary: Apa jadinya jika Naruto memiliki seorang adik dan seorang kakak? Lebih parahnya mereka berdua itu mengidap brocon yang sangat parah. Belum lagi masalah lain yang menghampirinya di sekolah. Bagaimana kelanjutannya? Just read the fic :v

Enjoy it.

Naruto Point of View

"Yo Naruto! Ohayou." Kiba menyapa ku. "Ah, ohayou Kiba." Aku menjawab salam dari kiba. Ah iya, aku lupa. Perkenalkan namaku Uzumaki Naruto. Ya Uzumaki. Uzumaki yang itu. Uzumaki yang terkenal dengan perusahaannya, Uzumaki Corp. Perusahaan paling besar di Jepang, ya selain Uchiha Corp, Senju Corp, Hyuuga Corp, dan juga Otsutsuki Corp. Ah iya, perkenalkan yang barusan menyapa ku merupakan salah satu dari beberapa temanku. Namanya Inuzuka Kiba. Tunggu, kalian mungkin bertanya-tanya kenapa orang seperti ku, yang merupakan anak dari konglomerat terbesar di Jepang hanya memiliki beberapa teman? Jawabannya karena aku saat ini menggunakan marga ayahku, yaitu Namikaze. Jadi untuk nama ku saat ini adalah Namikaze Naruto. Ya selain karena aku tidak suka menyandang nama marga keluarga ku yang Uzumaki itu, aku juga lebih suka dengan nama Namikaze Naruto. Untuk perkenalan lainnya kita lanjut nanti saja, karena saat ini salah satu temanku sudah datang.

"Ohayou Sasuke." Kiba kembali menyapa orang yang baru saja datang tersebut. "Hn." Jawab orang itu singkat. Ya, benar sekali, tidak salah lagi orang yang barusan adalah Uchiha Sasuke. Anak dari pemilik Uchiha Corp saat ini dan juga sahabat ku sejak kecil. Catatan, si teme ini (begitu aku memanggilnya) memiliki wajah yang sangat datar, bahkan lebih datar dari dada shizune-san (#plak). "Seperti biasa kau hanya menjawab salamku dengan kata sakti itu teme." "Hn.". Ah sudahlah lupakan si teme itu. Saat ini aku sudah memasuki gerbang sekolah. Terlihat beberapa anak juga sudah berada di dalam sekolah, entah itu sedang mengobrol dengan teman mereka atau hanya sekedar mendengarkan musik dari smartphone. Kembali tatapan itu, tatapan takut kepada ku. Ya, sebenarnya aku sudah sedikit terbiasa dengan tatapan itu. Ya mau bagaimana lagi, dengan wajahku yang seperti ini, pasti membuat orang-orang ingin menjauh dari ku. Ya walau aku sengaja memasang wajah seperti ini, tapi tetap saja kadang aku merasa sedikit risih dengan pandangan itu. Ingat cuma sedikit. Ah sudahlah abaikan mereka, lagi pula aku tidak pernah menghiraukannya.

"Namikaze-san, tumben sekali kau tidak terlambat hari ini." kaicho menyapaku (menurutku). Ngomong-ngomong, orang yang barusan berkata pada ku adalah Sona Sitri, sang ketua OSIS di sekolahku. Orang-orang sering memanggilnya kaicho, karena dia memang pantas (menurutku lagi) untuk mendapat julukan itu. Dia adalah orang yang terkenal dengan ketegasan serta kedisiplinannya. Orang-orang di sekolah ini juga sangat menghormatinya. "Sepertinya begitu kaicho." Jawabku enteng. "Seharusnya kau seperti ini terus, agar tidak mendapat hukuman setiap hari." Kaicho memberi sedikit nasihat padaku.

End of Naruto Point of View

Sona Point of View

'Ahh, apa yang kau katakan Sona, kau bilang agar Naruto tidak terlambat, ini akan menghilangkan kesempatan ku untuk berkomunikasi dengannya.' Aku menepis fikiran ku itu, apa yang aku fikirkan, justru itu hal bagus walau itu mengurangi intensitasku dengan orang yang aku sukai itu. Ya, orang yang aku sukai. Mungkin sedikit aneh aku menyukai orang seperti Namikaze Naruto, seorang yang terkenal dengan berandalan di sekolah ini. Tapi bagiku itu bukan masalah, karena walau ia terkenal dengan nama Yankee Tokyo Akademi, bagiku itu hanya sebuah julukan. Lagi pula, dari data yang aku periksa, Naruto tidak pernah melakukan pelanggaran lain selain terlambat datang ke sekolah. Maka dari itu, hal seperti Yankee Tokyo Akademi sangat tidak cocok dengan nya, walau penampilannya yang yah sedikit 'liar'. Ah tak kusangka, saat fikiranku berdebat barusan, Naruto sudah tidak ada di depanku.

Good YankeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang