VIOLET'S POV
"what the hell!", teriakku setelah melihat bercak darah disana. Kenapa harus sekarang? Di depan Vin pula! Memalukan! Aku langsung berlari ke dalam kamar mandi. Setelah mencuci semuanya, barulah aku mandi. Aku mandi dengan santainya dan aku teringat sesuatu. "pembalutku masih ada nggak ya? Kalo sampe abis, mampus!", kataku pada diri sendiri. Oke, kuatkan hatimu nak. "Vin", panggilku memberanikan diri.
"bisa minta tolong carikan pembalut di lemariku?", plis masih. Ia terdiam sejenak dan mengatakan, "baiklah. Tunggu sebentar". Plis masih. God, please help me!. "nggak ada, V", jedyer. Aku seperti tersambar petir. Terus gimana dong? Masak aku nyuruh Vin buat beli pembalut? Kan nggak lucu banget. Tapi kalo enggak gitu, terus nasibku gimana? Ah, bodo!.
"V?", panggilnya menyadarkanku dari lamunan memusingkan ini. "bisa minta tolong belikan?", kataku ragu-ragu. "baiklah", jawabnya tanpa bertanya apapun. "tolong cepat", kataku cepat sebelum Vin pergi. Ku dengar dari balik pintu kamar mandi, sepertinya Vin sudah pergi. Aku memakai kimono ku dan keluar untuk melepas semua sprai ini.
OMG! Banyak banget sih. Capek kan aku bersihinnya, ugh. Aku merendamnya dengan pencuci baju yang sangat ampuh. Sekitar 5 menit saja, nodanya sudah bersih. Kemudian aku memasukkannya ke dalam mesin cuci. Ku tekan tombol dry cleaning. Sambil menunggu cucianku, aku memasang sprai yang baru kemudian masuk lagi ke dalam kamar mandi.
"V, ini milikmu", terdengar suara Vin yang terdengar seperti musik piano yang indah. Thanks god. "thanks", kataku sambil membuka sedikit pintu kamar mandinya. Aku mengambilnya dan menutup pintunya kembali. Aku segera ganti baju dan keluar. Duh, gilak! Malu maksimal! Aku mencoba untuk tak melihat Vin. Aku mengeringkan rambutku kemudian berbaring di sebelahnya. Membelakanginya. Aku tidak sanggup melihat wajahnya setelah kejadian malam ini. 'why you so stupid?', gerutuku dalam hati.
AUTHOR'S POV
"V, kenapa kamu diem aja?", tanya Vin setelah melihat Vio tidur membelakanginya. 'duh, kenapa dia mesti tanya sih', batin Vio gemas. Vio kemudian terduduk menghadap Vin. Vin menatapnya bingung. Vio menghirup oksigen dalam-dalam. Mencoba menenangkan degup jantungnya dan wajahnya karena malu.
"Vin, makasih uda beliin pembalut tadi dan maaf uda nyuruh kamu beliin. Aku tau itu memalukan tapi emang ini keadaan mendesak. Aku bakal lakuin apa aja buat nebus rasa terimakasihku dan rasa malu mu", kata Vio satu nafas sambil menutup matanya. Vin tersenyum kecil melihat tingkah Vio. 'aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini', batin Vin cerdik.
"apa saja?", tanya Vin memastikan. Vio membuka matanya dan mengangguk pelan. "i allow to kiss you anytime, anywhere in a week", kata Vin cepat. "what?!", respon Vio berteriak. "katanya apa saja", goda Vin. Vio menghembuskan napas pasrah. "okay", jawab Vio pelan. "i want that now", kata Vin serius. "not now", jawab Vio tegas lalu tidur membelakangi Vin lagi. "come on", kata Vin sambil memeluk Vio dari belakang. Vin dan Vio sama-sama tidak bisa tidur dalam terang. Jadi, Vin pun mematikan lampu tidur nya.
VIOLET'S POV
Kenapa rasanya panas sekali? Perlahan kubuka kedua mataku. Samar-samar aku melihat seseorang memelukku. Mataku tepat di depan dada nya sekarang. Siapa ini?. Aku mendongak sedikit dan ternyata itu Vin. Sejak kapan kami tidur dalam keadaan seperti ini?. Ku amati wajahnya yang tenang saat tidur. Jantungnya berdetak teratur, menenangkan. Ah, rasanya nyaman sekali. 'Vio, wake up! You must go to school right now!', teriak batin Vio yang membuatnya sadar seketika.
"Vin, bangun deh. Uda pagi. Aku kudu berangkat sekolah nih. Kamu nggak kerja apa?", tanyaku sambil menepuk pipi Vin pelan. "give me a kiss", kata Vin tanpa membuka matanya. "seriously?", tanyaku sedikit terkejut. "kalo enggak, lebih baik seperti ini terus", jawab Vin santai. "okay", kataku sambil mengecup pipi Vin cepat. "done. Just let me go right now! Please!", teriakku sambil mendorong tubuh Vin. Vin yang tanpa perlawanan melepaskanku dan aku segera berlari ke kamar mandi sebelum dia berubah pikiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Right?
RomanceDisinilah aku sekarang. Di rumah mewah nan luas dan hanya memiliki 2 penghuni, aku dan suamiku. Ewh, sedikit aneh mengatakan bahwa dia suamiku. Aku menikah satu minggu yang lalu. Alasannya klise, sering kalian dengar pastinya, karena kami saling mem...