VIN'S POV
Aku melihat keluar jendela. Tak lama, ada seorang pramugari mengisyaratkan untuk menggunakan sabuk pengaman dan aku melakukan instruksinya. Setelah beberapa jam terbang, kulihat cuaca sedang tak baik hari ini. Aku berdoa semoga Tuhan masih melindungiku dan mengizinkanku kembali pada Vio.
Guncangan dalam pesawat semakin kuat. Semua penumpang di instruksikan untuk menggunakan alat nafas. Aku selalu berdoa di dalam hati. 'Tuhan lindungi aku. Karena aku harus melindungi kedua orang tua ku dan juga istriku', batinku. Hujan semakin keras dan petir terus menyambar. Aku mendengar sebuah ledakan yang keras. Pesawat yang kunaiki oleng dan jatuh bebas ke dalam laut.
Kepalaku terbentur benda keras yang tidak kuketahui itu apa. Aku terjebur ke dalam sebuah air yang dalam. Hantaman yang keras membuat tubuhku nyeri. Aku mencoba untuk keluar dari tempat yang penuh air ini tapi kepalaku semakin sakit. Aku tetap berusaha. 'aku harus selamat', tekadku dalam hati dan gelap.
Argh, kepalaku sakit sekali. Aku perlahan membuka mataku dan aku mendapati seorang wanita dan laki-laki paruh baya di sampingku. "ayah, dia sudah bangun", samar-samar aku mendengarnya. "ayah kan panggil dokter", katanya lalu keluar ruangan. Tak lama seorang dokter dan suster pun datang.
"tuan, apa anda mendengar saya?", tanyanya yang kubalas dengan anggukan. Tubuhku terasa lemas dan kaku sekali. "biar saya periksa", katanya kemudian memeriksaku. "kami akan melakukan CT Scan untuk mengetahui apakah ada kerusakan di dalam tubuhnya", kata dokter itu kemudian pergi. "terimakasih dok", kata wanita itu.
"syukurlah, kamu bangun. Sudah hampir 8 bulan kamu koma", katanya. 8 bulan? Pantas saja tubuhku terasa sangat kaku. "apa yang terjadi padaku", kataku lirih setelah berusaha sangat keras untuk mengeluarkan suara. "kamu tidak ingat? Kamu mengalami..", kata-katanya dipotong. "sudahlah. Biarkan dia istirahat terlebih dahulu", kata laki-laki paruh baya yang membuat wanita itu diam. "sebaiknya kamu istirahat", katanya lalu mengajak wanita itu pergi.
Aku tak ingat apapun yang sudah terjadi denganku. Aku mencoba mengingat-ingat. Otakku bagaikan kertas kosong yang tak meninggalkan jejak apapun. Tunggu dulu, siapa namaku?. Aku mencoba mengingat-ingat dan percuma saja. Kepalaku malah jadi pening.
Sudah beberapa minggu aku di rumah sakit. Setiap minggu aku kembali ke Rumah Sakit untuk terapi agar otot-otot gerakku kembali seperti semula. Dokter juga mengatakan bahwa aku lupa ingatan ketika mengalami kecelakaan pesawat waktu itu.
"Deino!", panggil Queenzy. Dia wanita yang ada di rumah sakit dan ayahnya, Freddy, mereka yang menyelamatkan dari kecelakaan maut yang menimpaku. "ya?", tanyaku. Aku sudah semakin terbiasa dengan keberadaannya. Hampir satu tahun aku tinggal bersama mereka. Freddy juga memberikanku posisi di perusahaan.
Pekerjaan ini sepertinya tidak asing. Jadi kupikir, mungkin dulu aku juga bekerja dalam perusahaan. 4 tahun berlalu, posisiku sekarang adalah sebagai Direktur Utama Fred Group. Perusahaan ini bergerak di bidang periklanan.
"dad memanggilmu", kata Que. "ada apa?", tanyaku bingung. "tidak tahu. Lebih baik kamu menemuinya saja. Siapa tahu penting", jawabnya. "oke", kataku lalu berjalan menuju kamar tuan Peter. Aku mengetuk pintunya dan mendengar suara dari dalam kemudian masuk.
"anda memanggilku tuan?", tanyaku. "iya. Duduklah", katanya dan aku duduk di hadapannya. "apa kamu sudah merasa lebih baik sekarang?", tanyanya lembut. "sudah lebih baik", jawabku cepat dengan senyuman. "ehm, begini. Saya mendapat pekerjaan dari perusahaan di Indonesia. Saya pikir saya akan pergi kesana sendiri, tapi tubuh saya menolak. Sepertinya saya sudah tidak kuat untuk perjalanan jauh", jelasnya panjang lebar.
Aku mendengarnya dengan seksama. "maukah kamu mengurus pekerjaan saya yang ada di Indonesia?", tanyanya akhirnya. "saya harus kesana kapan?", tanyaku. "besok lusa. Bagaimana?", tanyanya memastikan. "baiklah, tuan. Saya akan menuruti permintaan tuan. Bolehkah saya minta berkas dan yang lainnya mengenai pekerjaan itu?", pintaku. "saya akan berikan nanti. Terimakasih", katanya tulus. "bukan masalah bagiku", kataku.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
loha gaeeess! Allo comeback nih ;)) kayaknya ini satu langkah Vin kembali ke Vio deh. yuk stay tuned teruusss!!! hope you like it and i'm waiting for your like and comment ;))
-salam Allo-
KAMU SEDANG MEMBACA
Am I Right?
RomanceDisinilah aku sekarang. Di rumah mewah nan luas dan hanya memiliki 2 penghuni, aku dan suamiku. Ewh, sedikit aneh mengatakan bahwa dia suamiku. Aku menikah satu minggu yang lalu. Alasannya klise, sering kalian dengar pastinya, karena kami saling mem...