Akhirnya(a)

132 13 0
                                    

Akashi dan Kuroko berjalan bersama menuju ruangan (y/name). Kuroko masih menatap Akashi dengan tatapan iri. Sedangkan Akashi tetap tersenyum seperti biasa

Kuroko sangat penasaran apa  Akashi juga punya perasaan pada (y/name). Tapi, jika iya, dia akan berencana untuk menjauh. Karena takut menjadi penghalang mereka.

"Akashi-kun." panggil Kuroko yang di belakangnya Akashi.

Akashi menoleh. Kuroko mengumpulkan keberaniannya. Dia memberanikan diri menatap Akashi.
"Aku sangat menyukai (y/name)." kata Kuroko dengan tegas.

"Aku tau."

"Eh?"

"Itulah kenapa aku menyuruhmu menjaganya. Dia juga menyukaimu."

"Benarkah?"

"Iya. Aku sangat pasti. Tatapannya itu sangat berbeda ketika bersamamu."

"Tapi-"

"Dia cuma kagum. Aku pernah mengajarinya rumus-rumus singkat. Masa kau tidak bisa membedakan tatapan suka dan kagum?"

Kuroko terdiam. Perasaannya jadi lebih lega. Jauh lebih lega. Dia tidak bisa menahan tawa atas kebodohannya. Akashi tetap saja tersenyum. Saat hampir sampai di depan ruangan (y/name), banyak perawat yang memasuki ruangan (y/name).

Kuroko dan Akashi melihat dari depan pintu. Terlihat kaki (y/name) memberontak kesakitan dan terdengar suara napas sesak. Ada perawat yang mendekati mereka.

"Apa kalian temannya? Kalian mau berkunjung kan? Tapi mohon maaf, pasien sedang tidak bisa dijenguk."

"Sebenarnya ada apa?" tanya Kuroko cemas.

"Pasiennya sedang sesak napas berat. Jadi, mohon maaf." kata perawat sambil menutup pintu.

Kuroko dan Akashi masih diam shock. Lalu, Akashi menelpon Marissa untuk memberitahunya. Dia tau kalau Kuroko tidak akan mau menbicarakan hal ini karena akan membuatnya kesal dan sedih.

Setelah selesai menelpon, Akashi langsung mengajak Kuroko pulang.

"Ayo kita pergi. Besok, kau bisa menjenguknya sendiri." kata Akashi.

Kuroko cuma mengangguk.

-  -  -

Tok tok

"Masuk!" ajak (y/name).

Saat pintu terbuka, terlihat Akashi masuk dengan senyum yang selalu dikembangkan.

"Ah, Akashi-kun. Maaf agak berantakan." kata (y/name) yang merapikan kain wol dan barang-barang merajut yang ada di atas kasurnya.

"Tidak apa-apa."

"Sendirian ya? Nggak pergi sama Kuroko-kun?" tanya (y/name)

"Tidak. Aku tidak melihatnya. Sejak kau masuk rumah sakit tiba-tiba, dia lebih sering menghilang." kata Akashi. "Ngomong-ngomong, sudah 3 hari kau tidur. Bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Akashi.

"Lumayan." jawab (y/name) sambil merajut.

"Dan juga, kenapa kau merajut di musim panas? Apa untuk persiapan musim dingin?" tanya Akashi.

"Oh! Jadi belum musim dingin ya? Wah... Aku ditipu sama Mari-chan deh.." gumam (y/name) sambil membereskan rajutannya.

"Lanjutkan saja. Untuk Tetsuya kan?" kata Akashi.

"Lho? Kok bisa tau?"

"Terlalu mudah ditebak." kata Akashi. "Kalau begitu, aku langsung pulang ya. Aku tidak bisa lama-lama." kata Akashi sambil berjalan menuju pintu.

I Love You [KNB#1 Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang