2. Bad News

11.3K 1.8K 167
                                    

"Joohyun."

Bae Joohyun tengah mengetik laporan keuangan di layar komputernya ketika bosnya, Kim Seokjin memanggil namanya. Lelaki itu rupanya sudah berada di hadapannya.

"Iya, Pak?"

"Kamu ikut saya rapat jam sepuluh nanti ya di lantai enam belas."

Setiap hari Senin pukul sepuluh akan ada rapat yang diadakan oleh para Kepala dan perwakilan dari semua divisi bersama dengan para direktur dan Direktur Utama. Biasanya Kim Seokjin akan berangkat bersama perwakilan dari divisi mereka yaitu Mas Jongdae, salah satu staff senior di divisi keuangan.

"Saya? Tumben, Pak? Biasanya sama Mas Jongdae, kan?" tanya Joohyun.

"Jongdae hari ini cuti. Katanya dia ada jadwal check up rutin enam bulan sekali," jelas Seokjin yang ditanggapi dengan anggukan mengerti kepala Joohyun, "Kamu bisa, kan?"

"Bisa banget, Pak," jawab Joohyun antusias, "Saya bawa apa saja, Pak?" tanyanya.

Ini adalah yang pertama kali dirinya mengikuti rapat mingguan yang dihadiri oleh para pimpinan, dan tentu saja Joohyun sadar bahwa ini bukanlah rapat main-main. Dia harus siap sedia. Dan tentunya ini adalah momentum penting. Bisa saja kan setelah ini dia akan menjadi perwakilan staff divisi hingga pada akhirnya mendapatkan promosi?

"Bawa agenda, sama laptop. Jangan lupa file yang kemarin lusa saya kirim," jelas Seokjin lagi sebelum dia mengecek jam tangannya, "Nanti jam setengah sepuluh kita naik. Kamu siap-siap."

"Baik, Pak."

Joohyun tersenyum seraya mengangguk sebelum Kim Seokjin berbalik dan kembali masuk ke dalam ruangan. Tepat setelah pintu menutup, Seulgi dan Seungwan sudah berdiri dari kubikel mereka dan setengah berlari menuju kubikel Joohyun. Seperti biasa, Seungwan duduk di sebelah Joohyun, sedangkan Seulgi duduk di atas meja wanita itu.

"Ciyeee, yang udah dipercaya si bos ikut rapat mingguan ciyeee."

"Ciyeee yang bentar lagi dapet promosi ciyeee. Lo pokoknya kudu traktir kita-kita ke Skye sampe puas kalau lo beneran dapet promosi."

Joohyun tersenyum geli dan mengibaskan tangannya setelah Kang Seulgi menyolek dagunya, "Lebay deh lo pada, ini kan cuma rapat mingguan biasa. Grogi nih, secara rapat isinya cuma kepala dan perwakilan divisi."

"Dan jangan lupa ada si DKK di dalem," ujar Seungwan, "Lo ati-ati. Jangan sampe bertatapan mata sama dia. Jangan ngomong sebelum dia yang ngijinin. Pokoknya, lo duduk anteng aja deh kalau nggak pengen kena PHK."

Perkataan Son Seungwan terdengar berlebihan, tapi memang itulah adanya. Beberapa bulan yang lalu pernah terjadi insiden dimana salah satu perwakilan dari divisi pemasaran menentang opini Kim Suho di dalam rapat hingga menimbulkan sedikit debat di antara mereka.

Walaupun pada akhirnya pernyataan Kim Suho benar dengan mutlak dan sudah terbukti kebenarannya sesuai dengan fakta dan analisa yang ada, siapa yang menyangka rupanya sikap pegawai tersebut dianggap sangat berlebihan oleh sang Direktur Utama itu sendiri. Seminggu kemudian, pegawai itu tidak pernah terlihat lagi, hingga sekarang. Desas-desus mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri.

"Serem. Kok gue jadi takut?" kata Joohyun.

"Yang penting lo diem aja merhatiin. Nurut sama si bos. Paling lo disuruh nyatet analisis sama hasil rapat. Gue denger dari Mas Jongdae sih gitu dulu." ujar Seulgi.

Joohyun mengangguk. Pukul setengah sepuluh kurang lima, dia sempat ke kamar mandi untuk membenahi make up-nya dan mengoleskan kembali lipstick yang berwarna lebih terang. Begitu kembali ke kubikelnya, rupanya Pak Seokjin sudah menunggu di depan mejanya.

BOSS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang