"Ini sudah yang ke berapa?"
Badannya tinggi. Rahangnya tegas. Hidungnya mancung. Tatapannya tajam. Rambutnya ditata rapi ke atas. Wangi colognenya yang maskulin memenuhi satu ruangan. Ruangan kerjanya.
"Yang baru saja keluar, yang ke dua puluh tujuh, Pak." yang menjawab, merujuk pada sekretaris yang baru saja keluar seraya menangis sangat histeris.
Sama sekali tak ada respon. Pria tadi memasukkan kedua tangannya di saku celana, berjalan ke arah jendela kaca mati dengan bentang lebar, memperlihatkan hiruk pikuk kota Jakarta yang tak pernah sepi. Dahinya mengernyit.
"Kalau bapak berkenan, besok saya akan buka tes dan wawancara, untuk isi posisi sekretaris yang kosong. Atau nggak usah saja, Pak? Kalau bapak merasa kurang puas, saya dengan senang hati bisa handle sendirian."
"No need," pria tadi menoleh, tanpa membiarkan tubuhnya bergerak seinci pun dari jendela, "Saya sudah ketemu orang yang tepat," ada hening sejenak, "Yang nggak akan saya pecat. Sampai kapan pun."
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS✔
Fiksi Penggemar[sudah dibukukan & tersedia di Playstore.] Bae Joohyun sama sekali tidak pernah menikmati pekerjaannya semenjak menjabat sebagai sekretaris pribadi Direktur Utama di tempat perusahaannya bekerja. Kim Suho, sosok bos gila kerja dan otoriter yang sama...