11. Pertemuan Tak Terduga

9.1K 1.6K 236
                                    


Bagi Bae Joohyun, rasanya 24 jam dalam sehari sama sekali tidak cukup bila bekerja di bawah sang Direktur Utama perusahaan tempatnya bekerja, Kim Suho, yang notabenya selalu menomorsatukan pekerjaan di atas segalanya, termasuk jam tidur sekretarisnya sendiri.

"Muka lo suntuk amat. Gimana? Betah kerja sama big boss?"

Joohyun tersenyum masam ke arah Mas Jongdae, salah satu senior dirinya dulu saat masih bekerja di Divisi Keuangan. Mereka tanpa sengaja bertemu satu elevator bersama dengan Son Seungwan dan salah satu staff HRD yang entah Joohyun tahu siapa namanya.

"Ya gitu deh, Mas. Bisa lo lihat sendiri dari muka kusut gue selama hampir tiga minggu ini."

"Nah itu apaan di tangan lo, beb? Tumben banget lo bawa makan dari rumah ke kantor."

Seungwan menunjuk satu rantang aluminium yang dibawa Joohyun untuk bosnya tercinta, Kim Suho. Sejak minggu lalu pria itu memerintahkannya untuk membuatkan menu makan tiap pagi, hidup Joohyun yang sudah sibuk makin dibuat sibuk hingga menyita tenaga dan waktu tidurnya.

Dan bukan namanya Kim Suho, bos paling kampret sekantor itu jika tidak membuat Joohyun sangat kelimpungan dan kewalahan dengan sikap ajaib bosnya. Hari-hari awal, tidak ada makanan yang sesuai dengan selera. Joohyun bahkan harus berulang kali mengulangi masakan—yang sialnya, lelaki itu pada akhirnya malah lebih memilih untuk delivery makanan dari resto bintang lima.

Ini adalah hari ketiganya menyediakan menu makan pagi untuk bosnya. Dan masakan yang dimakan beliau tidak pernah lebih dari lima kali. Perlakuan lelaki itu bahkan sangat semena-mena padanya.

"Ini bukan buat gue, ini buat Pak Suho."

"Lah, sejak kapan big boss makan masakan rumahan?" tanya Mas Jongdae curiga.

Joohyun mengerdikkan bahunya. "Lo aja nggak tahu apa lagi gue. Mungkin tuh orang lagi pengen ngerjain gue."

Dan entah kenapa, Joohyun dapat mendengar suara tawa ketiga orang yang berada di dalam elevator. Salah satu staff bagian HRD bername tag Lee Hyeri yang rupanya menguping ikut berbicara, "Jadi mbak ini namanya Mbak Joohyun ya, yang mutasi dari accounting jadi sekretarisnya Pak Direktur?"

"Eh, iya, mbak. Kenapa?"

"Mbak di Human Resources lumayan terkenal, lho. Banyak yang bicarain mbak. Kadang malah banyak yang lirik-lirik pas mbak di lobby."

"Oh, ya? Kok bisa?" tanya Joohyun tertarik.

Siapa sangka begitu menjadi sekretaris sang Direktur Utama, dia menjadi terkenal? Mungin Joohyun sudah harus mulai membuka mode private instagramnya dan memulai endorse brand pakaian.

"Mbak udah hampir tiga minggu kerja sama Pak Suho tapi masih bertahan. Termasuknya lama lho, mbak. Kalau mantan-mantan sekretarisnya beliau dulu pasti surat resignnya udah sampai ke divisi kami duluan. Dulu sering Pak Suho marah-marah dateng ke divisi kita, bilang kalau nggak ada karyawan yang becus jadi sekretaris beliau. Tapi semenjak ada mbak, nggak pernah tuh Pak Suho koar-koar lagi." jelas Hyeri sambil tersenyum geli.

"Mungkin karena kinerja lo bagus di mata big boss, Hyun. Lo pas di accounting kan orangnya ulet, cekatan." kata Mas Jongdae.

Kinerja tinggi tetapi selalu salah di mata bos bukan opsi yang cukup bagus. Sering terpikirkan oleh Joohyun untuk mengajukan surat resign karena tekanan yang begitu berat bekerja di bawah Kim Suho. Rasanya kinerjanya selama ini tidak pernah dihargai. Semuanya harus sempurna sesuai dengan keinginan dan ekspetasi beliau.

BOSS✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang