"Ya ampun, beb, lo nangis?"
Joohyun menoleh ke arah Kang Seulgi yang sudah berdiri di kubikelnya seraya menunjuk mukanya. Tangan Joohyun terangkat, mengusap pipinya, dan benar ada air mata yang tergenang dari kedua matanya. Joohyun bahkan tidak menyadari bahwa rupanya sedari tadi dia menangis seraya mengetik laporan keuangan pada layar komputer di depannya.
"Mata gue kelilipan." gumam Joohyun asal.
"Kelilipan tapi kok sampai sesenggukan?" kilah Seulgi, "Seminggu ini lo jadi aneh deh, semenjak habis ikut rapat mingguan sama si bos. Lo kenapa, sih? Emang lo bikin masalah kemarin Senin?"
Bukan masalah lagi, ini bencana! Menumpahkan kopi panas ke ata celana DKK dan sialnya dia akan bekerja dengan lelaki kampret itu!
Memang semenjak kejadian empat hari lalu dimana Kim Seokjin memberitahunya bahwa dirinya akan menjadi sekretaris sang Direktur Utama, Joohyun jadi banyak diam dan melamun. Pasalnya, dia hanya takut menghadapi sosok calon bosnya yang disebut-sebut tirani dan otoriter, hingga membuat banyak pegawai tidak betah dan lebih memilih untuk resign.
Jika seperti ini, lalu bagaimana nasib rencana dan target yang telah disusunnya selama setahun ini untuk mengikuti arisan mobil dan liburan ke Thailand? Joohyun stres berat, frustasi memikirkan bagaimana nasibnya nanti setelah bekerja di bawah Kim Suho.
"Nggak ada apa-apa." gumam Joohyun lesu.
"Nggak ada apa-apa tapi mata lo bengkak minta ampun."
Joohyun menghela napas. Sebelum dirinya menjawab, Son Seungwan sudah berjalan menuju kubikelnya dan duduk di sebelahnya setelah memastikan Pak Seokjin tak ada di sana.
"Gue ada gosip baru!" dan ketika Seungwan melihat Joohyun yang baru saja membuang tisyunya, Seungwan mengernyit, "Lah, lo kenapa Hyun? Lo abis nangis? Jangan bilang lo kena PHK!"
"Amit-amit jabang bayi! Enggak, lah. Arisan mobil gue belum tuntas udah main PHK aja," rengut Joohyun jengkel. Di saat seperti ini, kedua temannya malah menertawakannya. Tapi mau bagaimana lagi, Seulgi dan Seungwan bahkan tidak tahu apa yang terjadi padanya kemarin Senin dan perihal dirinya yang akan dipindah posisi menjadi sekretaris big boss mereka.
"Nimbrung dong, kepo gue ada gosip baru apaan," ujar Seulgi seraya keluar dari kubikelnya dan langsung duduk di atas meja. Seperti biasa, kepala mereka mendekat membentuk lingkaran.
Seungwan mulai berbisik, "So, gue kan tadi abis dari toilet, tuh. Terus pas gue lagi pipis, gue denger anak-anak HRD lagi bicarain kalau ada karyawan dari divisi kita yang bakal dimutasi jadi sekretarisnya si DKK. Gila, kan!"
Kepala Joohyun sontak menjauh, memperhatikan kedua sobatnya yang saling bertatapan dengan mulut menganga lebar. Pusing langsung! Seulgi bahkan sampai menggeleng-gelengkan kepalanya, sama sekali tidak menyadari perubahan drastis ekspresi Joohyun yang sudah mual dan hampir muntah saat itu juga.
"Gila banget! Siapa coba yang mau jadi sekretarisnya si DKK! Belum ada sebulan udah langsung keluar gue jamin!" bisik Seulgi heboh.
Seungwan mengangguk, "Madesu banget, masa depan suram! Gak ada harapan kalau sampai jadi sekretarisnya tuh orang," perkataan Seungwan membuat Joohyun memejamkan matanya dan mulai memijit kepalanya, "Tapi siapa coba dari divisi kita yang bakal dimutasi?"
"Park Sooyoung mungkin," komentar Seulgi, "Kalau lo perhatiin, selama ini yang jadi sekretarisnya Pak Suho bodynya bohay semua. Sedangkan dari divisi kita yang paling memenuhi kriteria dia ya si Sooyoung, walaupun dia baru setahun kerja di sini."
"Iya mungkin, ya. Kasian amat si Sooyoung, belum ada setahun bakal dipecat DKK. Mantap jiwa."
Joohyun menghela napas seraya memejamkan matanya penuh frustasi, "Udah ah, gosip mulu kerajaan lo pada. Gak pusing apa? Kerjaan gue belum rampung, nih. Pusing kepala gue denger si DKK mulu. Balik gih kalian ke meja. Hush hush..."
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS✔
Фанфик[sudah dibukukan & tersedia di Playstore.] Bae Joohyun sama sekali tidak pernah menikmati pekerjaannya semenjak menjabat sebagai sekretaris pribadi Direktur Utama di tempat perusahaannya bekerja. Kim Suho, sosok bos gila kerja dan otoriter yang sama...