Part 2 - Dia

27 2 0
                                    

Pagi ini aku duduk di bangku paling belakang seperti hari biasanya. Entah kenapa aku sangat menyukai duduk di belakang karena dari sini aku bisa melihat keseluruhan yang terjadi dalam kelas. Pagi ini kelas Pak Jonas. Pak Jonas dosen yang paling disegani di kampus ini. Entah mungkin dari sikapnya yang disiplin membuat beliau ditakuti oleh mahasiswanya.

Dari arah depan terlihat anak-anak grasak-grusuk entah apa yang mereka bicarakan, sepintas aku mendengar mahasiswa pindahan. Entahlah aku tidak terlalu mau memusingkan berita-berita yang belum tentu benar. Tak lama kemudian Pak Jonas masuk kedalam ruangan, sontak aku menutup buku yang aku baca. Beliau masuk dengan gaya garangnya seperti biasa.

"Selamat pagi suadara-suadara" sapa Pak Jonas dengan nada tegas namun tetap berwibawa.

"Selamat pagi Pak" jawaban dari teman-teman mahasiswa.

"Oke pagi ini saya tidak datang sendiri. Saya membawa seseorang yang datang dari jauh. Yang akan bergabung dengan kelas kita mulai dari sekarang dan selanjutnya. Baiklah silahkan masuk saudara."

Terlihat seseorang masuk dari luar. Pertama kali aku melihatnya tak bisa kupalingkan mata ini untuk tidak melihatnya. Dia lelaki yang sangat tampan, menawan, terlihat dingin dan terlihat sombong. Dia berparas menawan, berbadan tinggi, berkulit putih, rambut hitam yang tersisir rapi acak menampakkan kesan bad boy. Tak ada satu cacat dari keseluruhan dirinya. Lelalaki ini nyaris sempurna. Tapi hanya satu yang tidak terlihat dari wajahnya senyum dari dirinya.

"Hallo namaku Veno Bastian, kalian bisa memanggilku Veno." sesi perkenalan yang sangat singkat padat dan kurang jelas menurutku. Dan terlihat sudah dari parasnya juga menggambarkan orangnya yang sangat dingin, arogan dan tak tersentuh.

Dari depan teman-temanku sudah mulai bergosip tentang sikap Veno Bastian yang irit bicara tadi. Tapi banyak juga yang mengagumi ketampanan seorang Veno Bastian. Pak Jonas juga mengatakan pada Vano untuk memilih tempat duduk yang kosong. Entah itu keberuntungan atau kebutulan dia duduk disebelahku. Kutolehkan wajahku padanya, cukup lama aku melihatnya sampai dia menegur ku dengan kata-katanya yang tajam.

"Tidak bisakah kau fokus pada materi yang di berikan oleh bapak itu! dari pada terus melihat ke arah ku?" tampa melihat kerahku.

"Hah? ah y-a maaf.." ya tuhan orang ini benar-benar sinis sekali, padahal dia mahasiswa baru disini. Untung saja dia tampan kalau tidak aku yakin dia tidak akan bersikap seperti ini. Runtuk ku dalam hati.

Tak mau berfikir lebih jauh tentang manusia dingin itu aku kembali fokus pada perkuliahan yang diberikan Pak Jonas. Dan tak butuh waktu lama aku tenggelam dalam keseriusanku memahami perkuliahan Pak Jonas.

Setelah 2 jam berlalu Pak Jonas mengakhiri perkuliahan yang cukup menguras otak tadi. Dan titambah tugas tambahan yang beliau berikan padaku, yang juga membuatku merasa tidak sanggup untuk meng"ia"kan dan menolak permintaannya.

"Dan untuk anda saudara Veno agar lebih mengenal kampus kita aku menyuruh anda saudari Audiriana untuk mengajak Veno berkeliling kampus kita. Bisa kan?"

"Em-mm maaf Pak tidak bisakah tugas itu diwakilkan pada teman-teman yang lain??" tolakku secara halus. Memikirkannya saja aku merasa takut untuk berbicara pada manusia dingin itu.

"Oke baiklah kalau kamu tidak mau saya akan menyuruh-"

"Maaf Pak saya akan pergi dengan perempuan ini saja"

What the hell!! laki-laki ini aku hanya membelalakkan mata akan jawabannya. Dan apa tadi katanya?? Perempuan ini?? Hey!! Aku punya nama Bung. Bahkan Pak Jonas menyebutkan namaku tadi. Benar-benar manusia dingin ini.

"Oke baiklah jika itu mau anda. Pada anda saudari Audriana mohon kerjasamanya."

Tak bisa membantah lagi perkataan Pak Jonas aku menganggukkan kepala ku dengan amat sangat terpaksa. Aku hanya menunduk lesu sambil membereskan buku-buku ku kedalam tas yang ku bawa. Belum juga aku selesai membereskan buku ku, aku melihat manusia dingin itu meninggalkan kelas. Aku buru-buru memasukkan buku ku kedalam tas dan menyusulnya keluar.
.
.
.
.
.
.
"Hey kau mau kemana??" tanya ku setelah berhasil berjalan disisinya

"Pulang tentu saja" katanya enteng

Apa katanya tadi?? Pulang?? "Pulang?? Bukannya kau ingin berkeliling melihat kampus kita??

"Lain kali saja" katanya enteng dan pergi meninggalkan ku

"Ckckck apa-apaan orang itu?? Datang begitu saja pergi begitu saja. Hiiis menyebalkan sekali." omelku padanya yang pergi begitu saja.
.
.
.
.
.
TBC
Berharap ada yang vote & comment yaah walaupun ceritanya absurt hehehe....
Sisilkyungsoo12😊
4 Juli 2017


Dear No OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang