Part 6 - Feeling Strange

8 2 0
                                    

Sesampainya di mobil kami diam sibuk dengan pikiran masing-masing atau lebih tepatnya aku sendiri yang merasasa sibuk sendiri akan kejadian tadi. Sudah dua kali aku mendengar dua orang yang mengatakan Bapak pada Veno. Apa jangan-jangan dia sudah tua. Kenapa dari tadi dia selalu di panggil Bapak dan terlebih tadi orang terakhir yang tak sengaja bertemu dengan kami membicarakan tentang meeting yang terasa sangat aneh jika di pikirkan kenapa orang itu memberitahu kan meeting itu pada Veno. Ini sungguh aneh.

“Eh Veno yang tadi itu siapa?” kata ku memecah keheningan antara kami.

“Yang mana??” katanya pura-pura lupa ck dasar orang ini

“Yang tadi tentu saja. yang memanggilmu dengan sebutan Bapak??”

“Orang kantor Papa” singkat seperti biasa tanpa mengalihkan pandangannya

“Tapi kenapa dia bilang ada meeting yang seakan akan dia tujukan untuk kamu?? Aneh gak sih?? Kalau itu meeting Papa kamu kenapa bilangnya ke kamu??”

“Dia emang kayak gitu suka lupa”

“Kok tambah aneh yah kalau di pikir??”

“Yang neh tuh kamu? Udah tahu aneh tapi di pikirin… dasar aneh”

“Iiiih dasar nyebelin…”

“Dih sok ngambek”

Aku hanya meliriknya tajam. Dasar manusia kutub ini bisa aja yah bikin orang kesel gitu. Tak lama kemudian kami tiba lagi di kampus lagi tapi Veno tidak ikut keluar juga.

“Kamu gak ada kelas lagi?” kataku sambil membuka pintu mobil

“Gak ada, lagi buru-buru ada urusan”

“Oh ya udah aku kuliah dulu yaaa” ku tutup pintu mobil dan melambaikan tangan setelah mobil Veno melaju.

Veno POV
.
.
.
Huuhf ku Tarik nafas panjang hampir saja aku ketauan runtukku dalam hati. Ini semua gara-gara Pak Adi alias sekretarisku yang bodoh itu. Dengan lancarnya dia mengatakan jadawalku di hadapan gadis aneh itu untung saja dia percaya. Tapi tidak semua kesalahan itu karena Pak Adi karena aku tidak mengatakannnya juga pada dia. Untuk menghindari hal ini terjadi lagi akau akan memberi tahu kepadanya nanti.
.
.
.
Selama menyetir aku masih mengingat jelas kejadian tadi. Setelah di pikir-pikir bukan kan aku melakukan hal eneh bersama gadis aneh itu?? Tidak biasanya aku merasa dekat dengan orang yang tidak terlalu ku kenal. Apalagi ini aku baru menganalnya dua hari ini. Dan apa tadi itu?? Aku mengajaknya berangakat bersama, mengajak nya makan bersama dan bahkan aku menyuapinya makanan dari piring dan sendok yang sama denganku. Aku merasa ini benar-benar aneh. Aku merasa sudah berteman lama dengan gadis itu dan dengan mudahnya aku berinteraksi di luar kehendakku. Gadis ini benar-benar menarik untuk di telaah.

Dan apa-apaan ini aku mengingatnya sambil tersenyum sperti orang gila?? Oh ya tuhan... Aku menggelenggkan kepala ku aku rasa akan terbawa aneh karena terlalu memikirkan gadis aneh itu. Kulajukan mobilku ke kantor unttuk melakukan meeting yang tadi baru sempat ku ingat.
.
.
.
Normal POV
Ku langkahkan kaki ku menuju kelas selanjutnya setelah kelas Pak Hari yang kosong tadi. Baru saja tiba di koridor ada sekumpulan anak yang berkumpul memengelilingi seseorang. Entah apa yang mereka lihat tapi kudengar ada alunan music akustik gitar yang mengiringi seseorang itu yang sedang bernyanyi. Ku coba mendekat kearah kerumunan itu dan

Degh~

Degh~

Aku mengenali suara berat ini. Ini suara dia. Ku coba dekati kerumunan itu dan benar saja aku melihat dia bersama seorang wanita yang sambil terus tersenyum padanya. Sedangkan si lelaki bernyanyi untuknya dengan memetikan sinar gitarnya senada dengan lagu yang dia nyanyikan.

Dear No OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang