Haah kutarik nafas dalam-dalam hari ini aku merasa sangat lelah. Setelah kuliah terakhirku berakhir aku membereskan buku-buku ku kedalam tas. Rasanya benar-benar lelah dan ingin segera tiba di rumah. Ah seandainya ada seseorang yang datang menjemputku rasanya aku benar-benar tak bertenaga. Ya ini karena kejadian tadi siang yang sangat mengejutkkan dan menghancurkan segala usaha yang kulakukan 2 tahun belakangan ini untuk berhenti memikirkannya, meridukannya, dan dia berhasil membuatkku ingin memperjuangkannya lagi. Yang ku tahu akan berakhir sia-sia dan dia kembali mengatakan hal yang menyakiti hatiku.
Setelah selesai aku berdiri dan meninggalkan kelas. Ku pasang earphone di telinga ku berharap dengan mendengar lagu sedikit rasa lelahku menghilang. Ya tuhan ada apa dengan kakiku hari ini? Kenapa terasa lelah sekali hanya untuk melangkah. Tapi ku paksakan sesampainya di luar gedung aku berjalan tanpa menoleh dan tak memperhatikan jalan hingga ada seseorang yang menarikku. Kulihat tangan itu dan setelahnya aku memeluknya erat.
"Dia kembali kak?" tak terasa aku meneteskan air mata yang ku tahan sedari tadi
"Hmm aku tahu dia memberi tahuku kemarin, kau baik-baik saja?" katanya sambil mengelus kepalaku di dekapannya
"Tidak" melepasakan pelukannya dan berkata "disini terasa bahagia dan sedih. Disini bahagia karena dia kembali lagi aku bisa melihatnya lagi dan disini juga merasa sedih aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk membuktikannya. Karena dia bilang sudah muak disini terasa lebih sakit kak. Disini" ku sentuh bagian dadaku yang benar-benar terasa menyakitkan
Terasa Juna memelukku lagi. Ya untuk saat ini yang kubutuhkan hanya Juna. Kakaku. Entah pelukannya terasa nyaman dalam kondisi seperti ini.
"Tidak apa-apa semua akan baik-baik saja. kau bisa melewatinya seperti hari-hari kemarin. Kau tahu adikku itu sangat kuat hmmm~". Aku hanya bisa menganguk dalam dekapannya
"Sudah ayo kita kencan. Untuk kali ini aku bersedia menjadi pelarianmu" katanya menghiburku
Aku tersenyum padanya hanya dia yang tahu bagaimana cara menghiburku, ini salah satu alasan juga kenapa kakaku tidak memiliki kekasih di umurnya yang sekarang. Karena yang menjadi prioritas utamanya hanya aku.
"Hmm~ kau akan mengajakku berkencan??"
"Yes my little princess" hahah itu panggilan kecilku yang sangat mengelikan jika di ucapkan oleh kakaku ini
"Kemana saja??"
"Hmmmm~ every where, any whare"
"Oke call" kutarik dia menuju mobilnya ku lihat dia tersenyum dan mengacak rambutkku untuk saat ini keberadaannya sangat membantu ku. Selama perjalanan kakak ku mencoba menghiburku dengan dengan lelucon-leluconnya yang biasanya membuatku membuatku tertwa terpingkal-pingkal tapi untuk sekarang ini lelucon kakakku tidak berpengaruh banyak terhadap moodku yang kurang baik. Alhasil aku hanya tertersenyum menanggapinya. Hingga ingatan itu kembali berputar di otakku.
~Flashback~
"Hai kak??" Sapa ku padanya yang terlihat mengelap keringat sehabis latihan basket bersama teman-temannya
"Hmmm" jawabnya acuh tak acuh
"Capek ya Kak?" tanyaku kembali
"Hmmmm~" seperti enggan untuk berbicara padaku
"Oh ia Kak aku bawain air dingin nih buat Kakak minum" ku lihat botol minumnya habis jadi aku berinisiatif membawakan air minum ku untuknya.
Dia melirikku sekilas "Terimakasih" jawabnya dan menaruh minum itu di dekatnya. Awalnya aku yang bahagia karena dia mau menerima pemberiannku tapi akhirnya aku harus menelan kekecewaan karena dia tidak meminumnya. Tak lama ku dengar seseorang memanggilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear No One
RomanceMenceritakan kisah seorang gadis bernama Audriana Putri seorang mahasiswa yang merasa terabaikan oleh lingkungan hanya seorang teman yang dia miliki yang dianggap sebagai kacung oleh orang-orang dan dimanfaatkan oleh laki-laki yang hanya ingin meman...