Aware

3.5K 300 14
                                    

Masa penyembuhan Snape bukan masa yang mudah dan menyenangkan. Kakinya yang sama sekali tidak bisa digerakkan membuat mobilitasnya sulit. Dia harus rela membiarkan Potter membantunya jika ingin bergerak. Apalagi dia tidak bisa pergi ke kamar mandi. Maka seperti orang sakit lainnya, dia buang air kecil di pisspot. Itu menjijikan dan tidak higienis. Belum lagi dia harus melakukannya di depan Potter, hal ini benar-benar sangat memalukan. Potter akan mengelapnya setelahnya tanpa berkata apa-apa. Snape belum bisa mandi karena luka di lehernya. Jadi sekali lagi, Potter yang akan mengelap tubuhnya, mengganti bajunya, dan tentu saja, melihatnya telanjang. Snape tak bicara banyak, hanya menggerutu tiap Potter menyentuhnya.

Setidaknya Potter tidak lagi berusaha melakukan mouth-feeding seperti saat pertama dia sadar. Tangannya yang masih gemetar untuk memegang benda masih belum cukup kuat untuk memegang sendok tanpa menumpahkan makanannya. Jadi kembali Potter yang menyuapinya. Dia juga akan mengelap sudut bibirnya jika ada yang tercecer sedikit. Severus Snape jadi benar-benar merasa seperti bayi.

"Apa kau tak punya tempat lain untuk dikunjungi Potter?"

Snape akhirnya bertanya setelah dua minggu dalam perawatan Potter. Dia baru saja selesai mencoba menggerakkan kakinya (dengan bantuan Potter lagi) untuk merangsang sarafnya. Dia masih juga merasakan kakinya mati rasa.

"Hmm..Dursley sudah pindah entah kemana dan Hogwarts sedang masa renovasi. Sebenarnya seluruh wizarding world Britain sedang berusaha membangun kembali kota mereka. Aku yakin aku akan lebih bermanfaat disini denganmu."

Snape memutar otaknya mencari hal lain untuk ditanyakan. Bukan berarti dia ingin mengobrol dengan Potter, tapi terjebak disini berminggu-minggu dan hanya ditemani bocah itu membuat Snape jenuh. Satu-satunya makhluk yang bisa diajak bicara disini hanya Potter saja. Sebenarnya ada hal lain seperti membaca buku atau koran untuk menghabiskan waktu. Daily Prophet sangat detail menjelaskan bagaimana perkembangan pembangunan wizarding world pasca rezim Dark Lord. Walaupun bisa dibilang sebenarnya mereka sedang berada diujung tali truce antara Dark Lord dengan Harry Potter, perang benar-benar berakhir.

"Potter, kenapa kau menolongku?"

Dari semua pertanyaan yang ada diotak Snape, akhirnya hal itu yang ditanyakan olehnya. Kenapa Potter menolongnya? Kenapa dia sampai susah payah membawanya ke Veela Court untuk diobati? Kenapa tak membiarkannya mati? Bukankah Potter membencinya?

"Hmm...pertama namaku Harry, Severus kau harus belajar memanggilku dengan namaku. Dan untuk pertanyaanmu, tentu saja karena kau mate-ku"

Snape berusaha tidak menunjukkan kekagetannya. Tapi sepertinya dia gagal karena smirk Harry.

"Jangan bercanda Po-Harry"

"Aku tidak bercanda Severus." Harry berjalan mendekati tempat tidur Snape dan duduk dipinggirnya. "Hari itu, setelah aku melihat ingatanmu di pensive, binding yang mengikat di core milikku lepas. Kemudian aku sadar bahwa aku bukan hanya manusia biasa. Aku Veela, mungkin setengah veela berhubungan hanya ibuku yang keturunan veela, dan kau adalah mate-ku." 

Harry mengelus pipi pucat Snape dengan jarinya. Matanya terlihat teduh dan penuh rasa sayang.

"Walau kau bukan mate-ku pun aku pasti akan berusaha menyelamatkanmu. Kau orang paling berani yang pernah kutemui Severus."

Pipi pucat Snape merona merah. Seorang Severus Snape, dungeon bat, greasy git Potion Master yang sering menyiksa Harry Potter hanya karena wajahnya mirip ayahnya, blushing.  Harry mengakui kalau warna merah di kulit pucat itu terlihat adorable. Dia jadi ingin sering-sering membuat Snape blushing kalau hasilnya seperti ini. Bahkan sepertinya Snape juga bingung mau berkata apa lagi.

Golden brat and his Shadow Knight (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang