Award

4.2K 224 5
                                    

Jari kapalan yang kasar akibat pekerjaan kasar di masa kecilnya mengelus lembut surai hitam malam pemuda yang tidur dengan nyaman di kasur putih. Bibirnya turun ke cuping telinga dan mencium juga mengulumnya. Jemari tadi merayap berpindah ke tengkuk dan punggung membentuk garis lurus. Kecupan ringan dia torehkan ke leher pria yang masih menutup mata. Sunggingan senyum di bibir tipisnya tak bisa dia tahan kala patnernya mengerang terganggu akan ulahnya. 

"Severus..."

Suara lembut sebatas bisikan. Sesekali dia mencium tengkuk dan leher orang yang tertidur. Lidah merah mudanya keluar untuk menyecapi rasa kulit orang yang sudah resmi jadi pasangannya itu.

"Bangunlah..."

Mengerang terusik, pria itu akhirnya membuka mata. Mata hitam tanpa dasar itu masih berkabut oleh rasa kantuk. Wajah dengan senyum hangat menyambut indera penglihatannya.

"Harry.."

"Bangun Severus..."

Menarik diri ke posisi duduk Severus mencoba menghilangkan kantuknya. Ingatannya tentang kejadian pagi itu membuat dia menyadari satu hal.

Bonding

Potter

Dia menikah dengan Potter

Matanya terbelalak menyadari kenyataan. Pipinya memerah menyadari statusnya sekarang. Suara kekehan kecil terdengar di telinganya. Suara itu berasal dari pemuda bermata hijau yang selalu menarik hatinya.

"Sudah sadar, Severus?"

Ciuman ringan Severus rasakan di bibirnya. Begitu juga tangan hangat yang mengelus pipinya. Matanya terpejam menikmati kelembutan bibir itu. Tak terburu-buru, hanya sentuhan ringan.

"Sebaiknya kau mandi dulu. Kita akan makan malam..." bibir hangat tadi berpindah ke telinganya "...lalu kita lanjutkan acara kita" ujarnya sambil berbisik.

Severus merinding dibuatnya. Dia bisa merasakan semburat merah di pipinya tidak juga hilang, malah semakin bertambah. Severus bangkit dari posisinya dan bergegas ke kamar mandi. Meninggalkan pria bermata hijau yang tersenyum jahil ke arahnya.

Keluar dari kamar mandi kemeja hitam polos dengan celana hitam sudah tersedia di atas tempat tidur siap untuk di pakai. Tidak ada Harry di ruangan itu, jadi Severus bergegas memakai pakaiannya.

"Kau siap?"

Harry bersandar di ambang pintu. Setelan jas biru dengan kaos abu-abu dan celana denim hitamnya membuatnya terlihat dewasa. Kacamata bulat tidak lagi bertengger di hidungnya. Digantikan dengan lensa kontak bening. Rambutnya disisir rapi ke belakang, sehingga luka fenomenalnya terlihat dengan jelas di dahinya. Harry menggandeng tangannya dan menariknya keluar dari kamar hotel mereka.

Mereka makan malam di restoran yang masih satu komplek dengan penginapan mereka. Di depan sebuah kolam, di bawah langit cerah berbintang, dan lilin-lilin penambah kesan romantis. Satu set dinner dengan anggur merah kualitas tinggi. Suara lantunan musik romantis menemani acara makan mereka. Bagi Severus rasanya bagai mimpi. Baru kali ini ada seseorang yang begitu peduli padanya hingga melakukan semuanya sesempurna ini. Jika dia boleh menangis, mungkin dia sudah melakukannya dari tadi.

"Severus..."

Tangan hangat menyentuh tangan Severus yang terkepal di atas meja. Ibu jarinya mengelus jari-jari Severus, terutama jari yang sekarang ini sudah melingkar sebuah cincin crest Potter. Severus tak kuasa tersenyum. Dia membalikkan tangannya agar mereka bisa saling menautkan jari-jari mereka.

"Gryffindor... always with sentient"

"Anggap saja ini date pertama kita." 

Golden brat and his Shadow Knight (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang