Ask

3.3K 284 20
                                    

Tom Riddle meremas ujung kemejanya dengan gestur gelisah. Kakinya berusaha diam dan tidak menghentak-hentak seperti orang gelisah. Sebelumnya dia melakukan itu, tapi mendapat glare dari matron disini. Dia sudah mencoba tersenyum charming untuk menenangkan mereka, tapi sepertinya tidak ada pengaruhnya. Tom menghela napas lelah. Rasanya dia diperlakukan seperti anak sekolahan. Demi jenggot Salazar, umurnya sudah lebih dari setengah abad.

Tom merasa gelisah menunggu. Tidak biasanya dia menunggu selama ini. Biasanya jika dia menunggu terlalu lama, dia akan meng-crucio  orang yang membuatnya menunggu. Tapi masalahnya dia tidak mungkin meng-crucio orang ini. Bisa-bisa dia mati kalau berani melakukan itu. 

"Mr. Riddle"

Akhirnya orang yang ditunggunya datang. Bocah-- ah bukan pemuda bermarga Potter itu muncul dengan muka datar. Dia menggunakan dress robe ala bangsawan wizard yang biasanya hanya dia lihat dipakai oleh Lucius. Tapi rambut berantakan khas Potter masih sama seperti sebelumnya. Luka petir di dahinya tertutup poni yang diatur sedemikian rupa, walau begitu sedikit garis tetap kelihatan. Tom Riddle mengangguk dan berdiri mengikuti Potter pindah ke suatu restoran. Mereka tidak duduk disana melainkan ke ruangan khusus untuk rapat di dalam restoran. Hanya ruangan kecil yang muat untuk rapat enam orang. 

"Silakan pesan makanan, bill-nya aku yang bayar."

"Aku bisa membayar bagianku Mr.Potter."

"Aku yang mengundangmu kemari Tom, sudah sepantasnya bagiku menjamu tamu."

Tom akhirnya diam. Tidak baik jika dia menggerutu karena masalah makanan. Setelah pelayan pergi, datang pelayan lain yang menyediakan teh dan biskuit untuk menunggu makanan mereka jadi. Tom memperhatikan Potter meminum tehnya dengan anggun, sangat berbeda dengan Potter yang biasanya.

"Jadi, bisa kita mulai sekarang?"ujar Tom.

 "Jika kau memaksa."

"Apa maksudmu mengenai hal yang ingin ku ketahui."

Sebelum Potter menjawab, aku merasakan adanya dinding magis yang tak kasat mata di bangun di sekitar Tom. Kemungkinan juga termasuk silencing spell dan mantra proteksi lainnya untuk pembicaraan. Tom merinding saat mengetahui bahwa Potter melakukannya tanpa tongkat dan juga tanpa suara. 

"Aku yakin kau pasti tertarik. Ini mengenai Dumbledore."

Tom menaikkan alisnya.

"Jika kita membahas orang yang sudah lama mati, atau gosip mengenai orang itu seperti yang ditulis Rita Skeeter, aku tidak tertarik."

"Tapi bagaimana jika yang bersangkutan ternyata belum mati."

Tom memicingkan matanya.

"Jangan berbohong. Aku mengambil elder wand dari mayatnya sendiri!"

"Pernah dengar tentang Golem?"

Sekedar pengetahuan demi kelancaran cerita. Golem adalah makhluk buatan hasil transfigurasi sedemikian rupa yang dapat dibentuk semirip mungkin dengan manusia. Bisa dibilang golem adalah boneka pengganti. Kegunaannya tergantung wizard yang membuatnya.

"Apa buktinya kalau Dumbledore belum mati?"

"It's complicated"

"Aku sudah datang kesini baik-baik untuk bicara denganmu. Aku ingin tahu apa yang kau tahu! Jangan mengetes kesabaranku!"

Harry menghela napas. Dia menyeruput tehnya lagi dengan tenang. Kening Tom berkedut kesal melihatnya.

"Kalau kau sama tergila-gilanya dengan Deathly Hallows, kau pasti tahu tentang resurrection stone." ujar Harry tenang.

Golden brat and his Shadow Knight (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang