Prelude [Yeri]

1.2K 200 8
                                        

LABYRINTH©2019, influenceaurora

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LABYRINTH
©2019, influenceaurora


Hari sudah beranjak petang kala matahari menurunkan intensitas pancaran sinarnya di langit Toronto. Mungkin kalian boleh menganggap petang akan serta-merta membawa hening. Namun pada kenyataannya sayup-sayup keramaian justru terdengar dari kediaman keluarga Kim, tepatnya di ruang tengah lantai atas rumah besar itu.

"Lalu kapan Mom pulang? Ash ingin tidur sama Mom."

Yeri tertawa kecil mendengar seruan putra kembar bungsunya, Asher yang kini sedang memeluk boneka stitch. Di sampingnya ada kakak kembarnya, Aaron yang merangkul pundak Wendy manja.

"Kenapa? Apa Ron mengganggumu, Ash?

Kini iPhone pink Wendy berpindah ke tangan Aaron dan menampilkan full wajahnya. Yeri hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua jagoan kecilnya.

"Ash saja yang terlalu berisik, Mom." tukas Aaron tak mau disalahkan. Asher merajuk, lantas berusaha merebut ponsel itu dari tangan saudara kembarnya.

"Iih, Ron. Aku ngga berisik tau!" runtuknya keras-keras karena gagal merebut ponsel Wendy dari genggaman Aaron.

"Aaron, Asher, sudah. Kalian ngga boleh membuat Bunda repot. Sekarang, Mommy ingin berbicara dengan Bunda. Cepat kasihkan handphone-nya ke Bunda."

"Oke, Mom."

Selang sesekon kemudian, Aaron menyerahkan ponsel pink itu pada Wendy lantas kedua bocah kembar itu pun turun dari sofa dan melanjutkan permainan mereka masing-masing. Aaron asyik dengan balok lego sementara Asher mengelus-elus bulu Elnemo, seekor anjing ras besar berjenis samoyed peliharaan Jonghyun di sisi sofa.

"Bagaimana pekerjaanmu di Quebec? Kamu masih sibuk?"

Yeri menghela napas berat. Ia ingin bercerita. Berhadapan dengan Wendy selalu membuat mulutnya seketika gatal untuk bercerita. Kebiasaannya yang satu itu sulit diubah walaupun usianya kini sudah melebihi seperempat abad.

"Yeah, mungkin. Besok aku ada presentasi proyek skala besar di gedung utama CLAVETD. Desainku masuk nominasi koleksi musim gugur salah satu majalah terkenal di Paris. Aku harus bekerja keras untuk proyek ini."

"Jangan memforsil pekerjaan, Yeri. Kamu sudah cukup berusaha keras selama ini. Aaron dan Asher sangat membutuhkan perhatianmu di sini."

Wanita itu mau tak mau tersenyum pada sosok kakak iparnya. Rasa-rasanya ia ingin berteleportasi dari Quebec ke Toronto dan menenggelamkan diri di pelukan Wendy. Berada di pelukan wanita itu seakan-akan masalah yang menimpanya seketika lenyap dari dunia ini.

"Aku tau kok, Kak. Oh ya, di mana keponakan cantikku sekarang?"

"Celine masih keluar sama Jonghyun. Tadi bilangnya mau beli alat lukis buat tugas prakarya."

Yeri hanya ber-oh ria mendengar balasan Wendy.

"Oh ya, Yer, Celine minta kamu buat nemenin dia lomba lukis di sekolahnya jumat depan. Aku sama Jonghyun ngga bisa nemenin karena ada urusan di Ottawa. Kamu bisa pulang sebentar 'kan weekend ini?"

Dahi Yeri mengerut, ia heran. Biasanya Wendy akan menyuruh Joy untuk menemani Celine jika ia ada keperluan. Namun kali ini justru Celine sendiri yang meminta Yeri untuk menemaninya.

"Loh, ngga sama Joy aja?"

"Joy ngga bisa. Katanya ada kerjaan di Vancouver. Lagipula Celine masih ngambek sama dia soalnya waktu disuruh nemenin darmawisata ke museum, eh dia malah kabur hunting cowo ganteng."

Yeri tertawa terbahak-bahak setelah mendengarnya. Yeah, ia sudah menebak kejadian itu cepat atau lambat pasti akan terjadi, dan dang! Sangat 'Joy' sekali.

"Oke, aku usahain ya, Kak."

Tiba-tiba pintu ruangan Yeri diketuk dan yang muncul hanya kepala Nancy McDonie yang menyembul dari balik pintu.

"Katy, kita harus cepat ke ruang rapat. Sepuluh menit lagi bos sama perwakilan CLAVETD datang."

"Oh oke. Thanks, Nancy."

Yeri kembali menaruh atensinya pada layar ponsel dan saat itu Wendy sudah terfokus dengan tatapan 'ada-apa-?'.

"Kak, udah dulu ya. Udah ditunggu bos nih. Doain semuanya lancar biar weekend ini bisa langsung balik ke Toronto."

Wendy pun mengulas senyum, "Sip. Take care ya, Yer. Ron, Ash, wanna say bye-bye first to your Mommy?"

Mendengar seruan Bunda mereka, Aaron dan Asher kompak mengerubungi Wendy dan berebut ponsel. Namun wanita itu terlebih dulu mencegahnya. Sebaliknya ia meluruskan lengannya sehingga layar ponsel itu muat untuk menampilkan ketiga wajah mereka.

Melihat hal itu, benak Yeri begitu tersentuh. Kakak dan kakak iparnya memperlakukan kedua anaknya begitu baik, layaknya mereka memperlakukan Celine. Ia begitu lega dan bersyukur memiliki orang-orang itu di hidupnya.

"Bye-bye, Mom."

"Bye. Jaga kesehatan ya, jagoan."

Yeri menghela napas. Sesegera mungkin ia bangkit dan merapikan pakaiannya yang sedikit kusut. Lantas langkahnya mencetus pintu, meninggalkan ruangannya menuju ruang rapat yang telah Nancy beritahu.

to be continued

---

Istilah Prelude dalam KBBI berarti pendahuluan/yang mendahului. Nah dari Prelude-nya Yeri ini udah ketahuan kan beberapa poin dari cerita ini? Kalian boleh berasumsi kok, tapi jalan ceritanya tetap aku yang bikin hehe😊

Tersisa satu chapter lagi sebelum jalan ke cerita inti (dan aku memutuskan untuk mem-privat seluruh cerita intinya /maaf/) so you'd better prepare yourself because I really need your votes and comments😉

LabyrinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang