LABYRINTH
©2017, influenceaurora
🍁-🍁-🍁-🍁-🍁
Quebec bukanlah kota yang ramah untuk Mark. Lahir dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di Kanada tidak membuatnya ramah terhadap kota itu. Ia merasa asing, entah mungkin karena kendala bahasa. Berbeda dari provinsi lain di Kanada, orang-orang Quebec cenderung berkomunikasi dengan Bahasa Perancis yang tentunya tidak Mark ketahui.
Mobil Jaguar black metalic milik Mark memasuki area basement gedung pencakar langit enam puluh tiga lantai milik Clavetd Group. Sesegera mungkin pria itu memasuki lobby setelah ia keluar dari kendaraan itu, diikuti oleh Herin dan Haknyeon di kedua sisinya. Dua orang pria berjas abu-abu tua lantas menyambutnya, menerangkan jika pimpinan group ingin bertemu dengannya sebelum rapat dimulai. Mereka juga yang akan mengawalnya menuju ruang CEO.
Rombongan Mark pun kini menuju lift yang akan membawa mereka menaiki gedung.
"Siapa nama presentatornya?"
"Katy Acasha Kim? Yang aku tau, desainer ini berhasil naikin penjualan New Look New York summer special edition tahun lalu. Baju rancangannya juga sold out dalam rentang dua puluh empat jam setelah peluncuran perdananya. It sounds amazing because she's still a rookie in her class," jelas Herin.
Pintu lift pun terbuka dan mereka tak mendapati seseorang dalam benda itu.
"Dari vibe-nya, dia cukup potensial buat kita bawa ke Perancis," timpal Mark lantas rombongan itu memasuki lift. Haknyeon lalu memencet tombol yang akan membawa mereka ke lantai tiga puluh dua.
"Aku juga berpikir seperti itu. Lagipula ini proyek besar dan pasarnya Paris, pusat mode dunia. Mana mau dia menolak?"
"Kita tinggal lihat saja bagaimana presentasinya nanti. Aku tidak akan ambil risiko kalau kemampuan publik speaking-nya bad. Percuma."
Herin melirik Mark sekilas lantas menepuk pelan baju pria itu, "Jangan sembarangan, Mark. Dia berhasil menembus pasar New York, so Paris must be nothing."
Pintu lift pun terbuka yang menandakan jika mereka sampai di lantai 32.
"Who knows?"
Rombongan itu pun berjalan menelusuri lantai itu hingga mereka tiba di ruang CEO.
Jung Chanwoo selaku direktur utama Clavetd Group pun menyambut mereka di ruangannya.
"Hai, Mark. Long time no see. Bagaimana kabar Anda?" sapanya yang lantas mengulurkan tangan buat menjabat tangan Mark.
"Saya baik. Walaupun masih repot karena bolak-balik Paris-Seoul-Vancouver."
"Gila. Sukses ya sekarang. Anda melebihi ekspektasi saya. Padahal dulu Anda sempat menolak saat akan saya tempatkan di anak perusahaan bisnis. Saya hampir saja mengangkat Anda menjadi direktur rumah sakit di Seoul. Emang sudah bakat," timpal Chanwoo.
"Itu semua juga berkat dukungan Anda."
"Ya sudah, duduk dulu. Kita mengobrol sebentar tidak apa-apa."
Mark, Chanwoo, Herin, dan Hankyeon langsung duduk. Sementara dua orang berjas abu-abu tadi pamit undur diri.
---
"Bin, sudah kau persiapkan semua?"
Moon Bin menoleh dan mendapati sosok Chanwoo dan Mark memasuki ruang rapat, "Sudah beres semuanya, bos."
"Oke. Kenalkan, ini Mark, pemilik Paris High Style Magazine. Dia bisa bahasa Korea, tenang aja."
Moon Bin langsung menjabat tangan Mark serta dibalas senyum ramah pria Kanada itu.
"Ya sudah langsung dimulai saja. Cepat panggilkan presentatornya," titah Chanwoo yang kemudian mengarahkan Mark untuk duduk. Moon Bin segera melaksanakan perintah atasannya dan undur diri sebentar.
Sambil mengisi waktu luang, Mark dan Chanwoo kembali mengobrol. Bahasannya tak jauh dari bisnis dan pasar. Ya, karena mereka memang tidak terlalu dekat dan berteman atas dasar saling untung saja.
Beberapa saat kemudian, Moon Bin kembali dengan diikuti dua wanita yang mungkin merupakan presentator produk hari ini.
Yang pertama agak tinggi, memakai kemeja biru muda bermotif garis vertikal dan rok span abu-abu sambil membawa sebuah laptop dalam dekapannya.
Yang kedua agak lebih pendek, memakai kemeja bermotif floral dan rok span warna kuning sambil menenteng tas dan sebuah map berwarna biru.
Mark terperajat. Ia begitu terkejut dan tubuhnya mendadak kaku selagi tatapannya terus terarah pada wanita itu.
Wanita itu belum menyadari jika ada sepasang mata yang memerhatikannya sejak memasuki ruangan. Ia masih sibuk mengurus berkasnya dan mempersiapkan presentasinya kali ini.
Setelah beberapa menit, persiapan pun selesai. Ia bergerak menuju podium dan siap dengan presentasinya.
"Bonjour. Good morning. I'm Katy Acasha Kim from Claire Ralph Fashion, Toronto."
Hingga sepasang manik Mark bertemu dengan milik wanita bernama Katy itu yang membuat pria itu begitu yakin sekaligus tak percaya dengan apa yang ia lihat.
'Kim Yerim?'
to be continued
---
Maaf ya jadi panjang banget gini. Ngga kebiasa nulis banyak ucapan sih. Sukanya ngebanyakin narasi wkwkwk.
Jangan lupa vote dan komen :)
[REVISED]
KAMU SEDANG MEMBACA
Labyrinth
RomanceMark mencintai Yeri dengan rasa sakitnya, sementara Yeri membenci Mark dengan torehan luka di hatinya. Dua arus yang saling bertubrukan ini ke mana akan bermuara jua? LABYRINTH ©2019, influenceaurora
