26. Kunjungan Mertua

17.5K 1.6K 8
                                    

"Hoamm~"

"Berhentilah menguap di depan makananku, bodoh! Kau bisa mengotorinya!" bentak Alana pada Bagas begitu lelaki itu menguap lebih dari tujuh kali.

"Aku mengantuk," gumam Bagas dengan kedua mata yang kian menyipit. Ia lalu menopang dagu dengan salah satu tangan, sementara tangannya yang lain ia gunakan untuk memegang sendok.

"Kau pikir hanya kau yang mengantuk, huh? Aku juga lelah, apalagi sekarang kedua kakiku jadi pegal gara-gara heels bodoh itu. Jadi berhentilah mengeluh dan habiskan saja sarapanmu."

Bagas mendelik, ia lantas menjawab dengan nada ketus, "baik, baik. Cerewet sekali."

Mereka menghabiskan sarapan tanpa adanya drama adu mulut seperti biasanya. Entah karena lelah atau memang malas berdebat, keduanya fokus dengan kegiatan masing-masing.

Selesai sarapan, mereka berdua segera bergegas menuju ke sekolah. Tidak menyenangkan sekali rasanya setelah mengadakan acara pernikahan yang melelahkan, mereka masih harus berangkat ke sekolah dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Belum lagi mereka harus menyiapkan mental untuk menghadapi berbagai ledekan dari temen-teman mereka yang kemarin datang.

Bagas menguap begitu ia dan Alana sampai di halte. Keduanya naik bersama dengan orang-orang yang juga tengah berada di sana, dan duduk di kursi yang berbeda serta berjauhan. Di belakang, Bagas memilih untuk mendengarkan musik lewat earphone. Sementara di depan, Alana memilih melihat pemandangan di luar.

Mereka pun langsung turun sesaat setelah bus yang mereka tumpangi itu berhenti di halte yang berada didekat sekolah mereka.

"Hei!!" seru seseorang. Keduanya serentak mereka menoleh ke sumber suara.

'Damn it!' Bagas merutuk dalam hatinya dan ia rasanya ingin menghilang dari sana.

"Lihatlah, siapa ini?" Dika menatap Bagas dan Alana bergantian.

"Kalian benar-benar terlihat berbeda." Arya tiba-tiba berdeham.

"Jangan berkata yang tidak-tidak," lirih Bagas penuh penekanan.

Alana yang memang tidak berniat meladeni orang-orang aneh itu pun langsung memilih pergi dari sana. Ia tidak ingin membuang-buang tenaga hanya untuk mengomeli teman-teman Bagas.

"Bukankah kalian satu kelas?" Raka melirik Alana yang baru saja berbalik. "Kenapa dia meninggalkanmu?" Ia menahan tawanya saat melihat ekspresi Bagas.

"Kurasa semalam terjadi sesuatu. Heh, kau terlalu kasar, ya?" Dika mencolek dagu Bagas dan langsung ditepis oleh lelaki itu.

"Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak!"

Ketiga temannya malah terbahak, membuat Bagas semakin naik darah.

"Oh, bukankah seharusnya kau menyuruh Alana memakai syal?" Arya menambahkan seraya menaik-turunkan kedua alisnya.

"ARYA SIALAN, AWAS KAU!"

Arya berlari secepat kilat dengan Bagas yang mengejar di belakangnya.

***

"Heh, kau kenapa?" tanya Mita sembari memasukan bukunya ke dalam tas. Ia melihat gadis yang duduk di depannya itu beberapa kali menghela napas, seolah ada sesuatu yang mengganggu pikirannya.

"Leherku sakit." keluh Alana tanpa megubah posisinya. Ia memijat lehernya lalu bersandar.

Menyadari ada yang tidak beres, Mita lalu menoleh ke belakang, tepat ke arah seseorang yang kini tengah membaca komik.

"Oy, Bagas! Apa yang sudah kau lakukan pada Alana, hah?!"

Mendengar itu kedua mata Alana membulat dan gadis itu memutar tubuhnya ke belakang. "Apa yang kau bicarakan?!"

Stupid Marriage (New Version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang