18. Undangan

16.6K 1.6K 18
                                    

From : Bagas

Temui aku di rooftop sekarang .

Arya mengerutkan dahi begitu membaca isi pesan yang dikirimkan oleh Bagas. "Kenapa tiba-tiba dia memintaku ke sana?" ujarnya. Ia segera membalas pesan yang dikirimkan Bagas.

To : Bagas

Ada apa? Aku sedang malas pergi ke mana pun. Cuaca cukup panas di luar sana. Kenapa tidak kau saja yang ke sini? Aku ada di kelas.

(Send)

Beberapa detik kemudian ponsel milik Arya kembali bergetar.

From : Bagas

Cepat kemari kau, Arya! Atau aku akan menghancurkan kelasmu!!

"Ya Tuhan, dia memang selalu bertingkah seenaknya." Arya mendengkus pelan dan beranjak dari posisinya.

Sesampainya di sana, ternyata ia juga melihat teman-temannya yang lain.

'Ada apa ini? Kenapa perasaanku mendadak tidak enak?' batinnya.

"Kemarilah," titah Bagas. Suaranya terdengar berbeda dari biasanya dan itu agak mengerikan.

Arya perlahan berjalan mendekatinya. Ia berdiri di sebelah Raka dan Dika yang sudah terlebih dulu sampai di sana.

"Sebenarnya ada apa ini? Cuaca hari ini sedang panas, kenapa menyuruh kami keluar?" tanya Arya.

"Hm, tidak biasanya kau memaggil kami seperti ini. Apa ada yang perlu kau bicarakan?" sambung Raka.

Pria itu menatap mereka tajam. Hingga ....

PLETAK

PLETAK

PLETAK

Ketiga orang itu langsung mengerang seraya memegangi kepala mereka.

"Astaga, sebenarnya kau ini kenapa?!" protes Arya dengan kepalanya yang terasa berdenyut. Jika saja dia berada di sebuah film kartun, ia yakin pasti kepalanya sudah mengeluarkan benjolan sebesar bakpao.

"Kau! Berani sekali kau mengatakan hal yang tidak-tidak kepada semua orang!" balas Bagas garang.

"Apa maksudmu? Mengatakan soal apa?"

"Kau mengatakan pada Dika kalau tadi malam aku berkencan dengan seseorang!"

"Tapi aku hanya mengatakannya pada Dika saja." Arya berkata dengan lirih.

Bagas menggertakan giginya. "Dan gara-gara mulut besar kalian sekarang semua orang jadi tahu, bodoh!"

"Hah? Tapi--"

"Jangan mengatakan hal yang konyol atau aku akan mencekik lehermu sampai putus!" ancam Bagas dengan kedua mata yang sudah memelotot.

Mendengar itu, Arya refleks memegang lehernya.

"Lalu kenapa aku juga terlibat? Aku bahkan tidak berniat sama sekali memberitahu hal seperti itu. Ya ampun ... " protes Raka. Ia tidak ikut-ikut menyebarkan gosip itu namun ikut terkena batunya.

"Sebagai peringatan agar kau menutup mulutmu," tegas Bagas. Ia mengusap wajahnya kasar.

"Jadi ucapan Arya itu benar? Kau benar-benar berkencan dengan Alana?" Dika berkedip dua kali.

Bagas kian geram. Bagaimana bisa Arya secara blak-blakan mengatakan nama gadis itu pada Dika? Kurang ajar sekali.

"Jangan mengatakan hal yang tidak-tidak! Karena aku sedang tidak berkencan! Paham?! Jika kalian mengatakan hal bodoh seperti itu lagi, aku tidak akan segan-segan menjahit mulut kalian!" Bagas menatap ketiga rekannya dan mendengkus pelan, lalu pergi dari sana.

Stupid Marriage (New Version) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang