CHAPTER V - BOX OF MEMORIES

155 14 0
                                    

Jiyeon menaiki bus, sambil membawa box. Jiyeon berniat mengembalikan semua barang yang diberikan Hoshi padanya dulu.

Jiyeon meletakkan box itu di depan rumah Hoshi, tanpa diketahui siapa pun.

**

Pagi harinya Jooheon berteriak karena menemukan sebuah box misteri di depan rumahnya. Hoshi berniat untuk membuka box tersebut, namun dihalau oleh Hyung-nya. Ia takut jika itu dari sasaeng atau anti yang isinya benda-benda aneh.

"A Hyung! Ini bukan apa-apa" tepis Hoshi

Dan Hoshi benar, box itu bukan berisi benda-benda aneh, melainkan kenangan-kenangannya bersama Jiyeon. Hoshi hanya bisa diam mematung

"Oh! Mwoya? Apa ini, bukankah ini dari Lee Jiyeon?" Jooheon sangat antusias dan ia langsung tahu bahwa itu benar-benar dari Jiyeon, karena di sana terdapat foto-foto Jiyeon bersama Hoshi, di sana juga terdapat sepucuk surat dengan pesan kecil di depannya. Hoshi langsung merenggut kertas itu.

Semua barangmu sudah ku kembalikan, aku berharap dengan sangat kau tak mencariku lagi

Begitu bunyi pesan yang ditulis Jiyeon.

"Aku rasa dia tak kan memaafkanmu" Jooheon memecah lamunan Hoshi.

"Hmm... Aku rasa juga begitu. Ia tak akan memaafkan orang brengsek seperti ku" jawab Hoshi sambil mengemasi box tersebut dan membawanya ke kamarnya.

"Tapi... kau akan menyerah begitu saja. Setidaknya kalian bisa menjadi teman lagi. Aku tahu benar bagaimana Jiyeon, dia bukan tipe anak yang menyimpn lama dendamnya" ucap Jooheon mengekori adiknya

"Benar, bahkan dia bukanlah orang yang gampang marah. Tapi aku sudah melukainya cukup dalam. Melihatku saja mungkin dia tak sudi.

**

Di perjalanan menuju kampus, Jooheon yang sedang mengantar Hoshi, melihat Jiyeon tengah berdiri di halte bus. Tanpa aba-aba Jooheon langsung berhenti di depan Jiyeon dan mengajak Jiyeon untuk berangkat bersama.

"Aah, tak apa oppa. Aku bisa naik bus"

Namun Jooheon menolak penolakan Jiyeon dan menarik Jiyeon secara paksa untuk masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil suasananya sangat hening dan canggung. Aura dingin menyerbak.

"Wah! Hari ini cerah sekali... A! Jiyeon-a, apa kau tak keluar hari ini?" tanya Jooheon memecah keheningan.

"Ah! Tidak oppa"

"Aaaa... Wae, padahal cuaca sangat mendukung hari ini. Pergilah keluar bersama Hoshi, hari ini ia kosong" ucap Jooheon

"Hyung!" bentak Hoshi dengan tampang tak percaya.

Setelah turun dari mobil. Hoshi meminta maaf atas perlakuan Hyungnya. Namun, Jiyeon tak merespon sedikit pun.

"Baiklah, teruslah anggap aku seperti angin, ada tapi tak terlihat"

"Aku sudah katakan, aku sudah mengembalikan semua milikmu"

"Kau belum mengembalikan satu, maafku" jawab Hoshi santai dan berlalu meninggalkan Jiyeon

Mendengar itu Jiyeon hanya bisa menahan amarahnya, terlihat dari raut muka yang ia tunjukkan.

**

Saat ini Jiyeon and the gank minus Mingyu dan Yuri berkumpul di tempat tongkrongan favorit mereka, sambil menunggu jam kuliah berikutnya.

"Hmm, Jiyeon-a kau dulu bersekolah di SMA XX kan?" tanya Yuna

"Hmm" jawab Jiyeon sambil menyantap ramyeon cup-nya.

"Ah.. kalau begitu kau pernah bertemuu dengan Hoshi oppa dong? Nama aslinya Kwon Soonyoung, ia juga bersekolah di sana"

Sontak pertanyaan Yuna membuat Jiyeon tesedak. Ia tak menyangka Yuna akan mempertanyakan hal itu.

"Apa-apaan itu, bisa-bisa nya kau malah mempertanyakan hal itu, bukan tugas atau pelajaran yang tak kau mengerti" ucap Dokyeom sedikit kesal.

"Aku hanya penasaran, kalau memang benar berarti sangat menyenangkan sekali jika seseorang yang dulu kau kenal menjadi seorang bintang sekarang" jawab Yuna mengelas

Kebenaran yang tidak diketahui oleh Yuna itu adalah nyata, bahwa seseorang yang ia kagumi dekat dengan sahabatnya sendiri. Tapi apa yang membuat Jiyeon seolah-olah tidak mengenal Hoshi dan malah terlihat membencinya.

Di sisi lain Yuri tengah diwawancara oleh Jeon Wonwoo mengenai seni dan teater, guna untuk melantik Yuri menjadi anggota sah dari klub sastra dan seni. Tak hanya itu, Yuri juga diminta untuk bernyanyi, berdrama dan menari. Tak disangka, pertunjukan singkat yang ditampilkan Yuri sangat sempurna. Yuri bernyanyi dengan indah, ia juga berdrama sangat lancar melakoni monolog dalam skrip drama yang telah ditentukan sebelumnya, tariannya juga sangat lihai. Bagaimana tidak, dulunya Yuri anggota dari sanggar teater, jadi baginya itu adalah hal mudah meskipun sesungguhnya ia sangat gugup.

Yuri berhasil lolos untuk dilantik menjadi anggota klub sastra, dan Yuri terkaget karena Wonwoo memberinya selamat. Sebelumnya Yuri tak pernah berinteraksi dengan Wonwoo, ia bahkan takut dengan Wonwoo, jika bukan karena Jiyeon mungkin saja dirinya tidak jadi memberikan formulir pendaftaran itu.

Yuri menceritakan semuanya pada Yuna dan Jiyeon. Betapa kagetnya Jiyeon mendengar semua cerita Yuri. Karena selama yang ia kenal Wonwoo oppa jarang memuji, bahkan memberi selamat.

"Aku tak pernah mendengar ia memberi selamat ke orang lain sebelumnya. Pada Jihoon oppa juga tidak pernah.. Apa dia sakit.. " ucap Jiyeon yang membuat si kembar tertawa.

**

Di rumah, sudah berkumpul Seungcheol dan Wonwoo oppa, dan juga Dokyeom dan Mingyu. Hari ini Jihoon mengundang mereka untuk bermain play station bersama. Saat melihat Jiyeon turun dari lantai dua, Wonwoo langsung memanggilnya.

"Ya! Apa kau punya nomor telefon Yuri"

"Ada dong. Tapi tak akan ku berikan" jawab Jiyeon sambil meneguk air putih.

"Kalau oppa suka dengannya mintalah langsung dengannya. Jangan dengan ku. Aku tak ingin mengurusi hubungan orang lain" sambung Jiyeon berlalu dengan nada lebih keras dari sebelumnya. Membuat seisi rumah tercengang.

"Wah.. Akhirnya ada yang bisa meluluhkan hati es Wonwoo-hyung. Daebak!" ucap Dokyeom

"Yuri? Kim Yuri. Aku kenal dia" tambah Mingyu

"Wah... Aku jadi penasaran" sambung Seungcheol

"Jika itu teman Jiyeon, aku ragu. Pasti dia tidak normal" celetuk Jihoon

Wonwoo yang merasa tersudut mencoba mengalihkan situasi dengan melontarkan pertanyaan  tentang game.

Di dalam kamar, Jiyeon tengah asik membuat tugasnya yang sudah menumpuk. Sesekali ia melihat ke arah atas lemari. Ia teringat akan box yang telah ia antar ke rumah Hoshi.

"Benar, biarkan orang-orang membuat kenangannya sendiri. Walaupun itu sakit" gumamnya.


HIS REGRET [Hoshi Svt] (on revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang