CHAPTER I - MEET AGAIN

595 30 2
                                    

Jiyeon berada di suatu tempat yang tak ia kenal, tempat tersebut sangat indah dengan hamparan rumput hijau bak permadani yang membentang luas.

Jiyeon terus berjalan mengikuti nalurinya dan berhenti ketika ia melihat sebuah bangku yang dilindungi pohon besar yang rindang.

Di sana duduk seorang pria yang tidak ia kenal karena wajahnya tertutup cahaya matahari. Jiyeon perlahan melangkahkan kakinya mendekat dan berusaha untuk melihat pria itu walaupun sepertinya percuma karena cahaya matahari menutupinya.
Tiba-tiba terdengar suara berisik dan keras entah dari mana.

Jiyeon terbangun

Ya.. Semua itu hanya mimpi, mimpi yang sama selama kurang lebih seminggu berturut-turut selalu menghantuinya.

"Mimpi itu lagi" desis Jiyeon. Sungguh bisa dikatakan Jiyeon sudah bosan, meski begitu ia masih penasaran dengan pria yang mungkin adalah orang yang sama

Jiyeon yang sudah terjaga dari tidurnya langsung bergegas menuju kamar mandi kemudian berganti pakaian yang rapi dengan sepotong roti bakar di mulut, ia kemudian berpamitan dengan oppanya dan siap berangkat ke kampus.

Jiyeon memang baru sebulan menikmati bangku perkuliahan, tapi ia sudah sangat lelah karena tugas yang benar-benar setinggi gunung, bagi Jiyeon hari ini adalah hari yang paling melelahkan dan membuatnya malas untuk datang ke kampus.

Sekarang adalah hari Senin yang seharusnya menjadi hari pembuka semangat, tapi tidak. Jiyeon menganggap hari Senin adalah hari sialnya karena harus menghadapi dosen yang amat sangat membosankan, entah karena mata kuliahnya adalah sejarah Bahasa Jepang atau memang dosennya yang tidak bisa menghidupkan suasana kelas, membuat Jiyeon serasa mendengarkan seseorang membacakan buku dongeng yang membuatnya ingin tidur padahal kuliah hari ini jadwal terpagi.

"Jiyeon-aa..." sahut Kim Yuri dan Kim Yuna lantang. Yuri dan Yuna si kembar yang merupakan teman satu kelas yang tak sengaja Jiyeon temukan saat ujian masuk universitas, mereka juga merupakan happy virus yang menumbuhkan semangat bagi Jiyeon. "Kenapa kau cemberut begitu, mana semangat pagimu" protes Yuna kepada Jiyeon yang sangat lesu. "Ah... apa kalian dengar berita baru pagi ini" sambut Yuna bertanya, Yuri dan Jiyeon menjawab dengan mengangkat bahu mereka, "aku dengar ada idol yang bakal kuliah bareng kita, katanya sih member Seventeen", mendengar itu Yuri dan Jiyeon hanya bisa menggeleng, karena mereka tau Yuna adalah Carat. "OH!!... ITU DIAA" teriak Yuna histeris sambil mengeluarkan kamera kesayangannya kemudian berlari menuju van yang sedang dikerumuni wanita-wanita yang sama histerisnya dengan Yuna. "Ahh... diaa sangat gila dengan Seventeen, di rumah dia selalu cerita tentang Seventeen, bahkan di kamar ada poster yang sangat besar, sarung bantal dan gulingnya... terpampang muka orang yang mungkin tidak mengenalnya" curhat Yuri menceritakan bagaimana sang adik sangat gila terhadap Seventeen, Jiyeon tak bisa memberikan reaksi selain menggelenggkan kepala tanda tidak mengerti dan heran.

Dari van hitam tersebut akhirnya keluarlah sosok idola yang berwajah imut namun terlihat seksi yang memiliki tinggi sekitar 177 cm dengan rambut upper cut dan berponi tipis berwarna hitam, ia mengenakan kaos turtleneck berwarna hijau lumut dengan luaran jaket jeans dengan celana jeans yang ditemani sepasang sneaker berwarna hitam. Dia tak lain dan tak bukan adalah Kwon Hoshi yang merupakan leader dari grup ternama, Seventeen.

Hoshi yang keluar dari van hitam tersebut langsung menyambut dan menyapa ramah para fans yang telah menyambutnya dengan histeris. Tak hanya itu, Hoshi juga memberikan sejumlah fans service seperti berfoto bersama dan meladeni fans yang meminta tanda tangannya. Setelah sibuk melayani fans, Hoshi yang digiring bodyguard-nya melalui fans yang masih bersorak-sorai menuju ke kelas tempat ia akan belajar.

Yuri dan Jiyeon yang berada tak jauh dari kerumunan itu hanya bisa berdecak heran melihat wanita-wanita puber yang masih berteriak histeris pada seseorang yang tidak mengenal mereka secara pribadi khususnya Yuna yang masih shock dan mematung di tengah-tengah kerumunan itu, sungguh kini jiwa dan raga nya seakan-akan terpisah karena Hoshi, bahkan ia tidak mendengarkan Yuri yang memanggil namanya ratusan kali membuat Yuri harus menghampirinya dan memukul kepala Yuna dengan sedikit keras agar jiwa dan raganya kembali bersatu seperti semula. Tapi itu tidak membuat jiwa Yuna yang sudah melayang terbang kembali sepenuhnya, menyebabkan sisa-sisa kehisterisan Yuna yang tadi tidak keluar akhirnya keluar. Yuna memegang pipinya dan bergumam tidak percaya akhinya ia bisa bertemu dengan idola yang ia kagumi, "biarkan dia tidak mengenalku aku tidak peduli selagi aku masih bisa melihat dan mendengarkan suaranya saja itu sudah lebih dari cukup" begitu kira-kira katanya. Karena kesal Jiyeon akhinya menyeret Yuna yang masih setengah sadar menuju kelas.

Tak disangka, Hoshi mengambil jurusan yang sama dengan Jiyeon dan si kembar dengan kelas yang sama. Yuna menjadi tidak konsen dengan pelajaran karena selalu memperhatikan Hoshi yang berada satu baris di depannya. Jiyeon dan Yuri hanya bisa menatap dengan tatapan 'ah sudahlah', hingga berakhirnya pelajaran Yuna masih memperhatikan Hoshi dan ketika dosen keluar Yuna mengambil buku yang ada di meja secara random dan bergegas menuju bangku di mana Hoshi berada dan meminta tanda tangannya

Yuna kembali ke tempatnya dengan perasaan sangat sangat sangat senang sambil memeluk buku yang tadi diambilnya namun Jiyeon menyambutnya dengan tatapan yang sedikit kesal, bagaimana tidak, karena buku tersebut miliknya dan Jiyeon tidak suka jika bukunya dicoret dengan coretan yang tidak penting seperti tanda tangan misalnya.

"Kalau begitu kita bertukar buku saja" usul Yuna dengan wajah aegyo-nya yang biasanya tidak bisa di tolak oleh Jiyeon "Tidak aku tidak mau" jawab Jiyeon singkat, "kalau kau tidak mau ya sudah apa boleh buat, aku pun tak bisa merobek bagian tanda tangannya" Yuna merajuk. Jiyeon menyerah, dan meredam kemarahannya pada Yuna.

Saat di kantin Jiyeon cs yaitu si kim kembar Mingyu dan Dokyeom berkumpul dan menghabiskan sarapan pagi mereka. Jiyeon dan Mingyu telah berteman sejak kecil karena mereka adalah tetangga dekat. Karena saking dekatnya mereka sering disebut sebagi pasangan kekasih padahal tidak mereka hanya berteman. Di universitas Mingyu mengambil jurusan yang berbeda dengan Jiyeon meskipun begitu mereka masih berteman dengan baik hingga sekarang. Bagaimana dengan Dokyeom? Dokyeom adalah teman sepermainan dengan Mingyu. Jiyeon pernah berkata kalau teman dari teman-temannya adalah temannya juga dan jadilah ia dan Dokyeom berteman.

Di sela-sela menyantap sarapan paginya Dokyeom menyela dan berkata bahwa Yuna sangat aneh hari ini, karena biasanya dia yang memiliki nafsu makan paling besar tapi kali ini ia hanya melihat buku cetak bertuliskan 'SEJARAH BAHASA JEPANG', "apa dia salah makan obat, kenapa dia bersahabat dengan buku horor itu" sahut Dokyeom, Jiyeon dan Yuri menjawab dengan gestur tangan yang artinya 'jangan tanya hal itu' Dokyeom yang mengerti menganggung dan langsung melanjutkan makannya.

**

Sepulang kampus Jiyeon langsung menuju kamarnya, melempar tas nya kesembarang arah dan menghempaskan badannya ke kasur dan memandang lama langit-langit kamarnya sampai ia tersentak karena suara Seungcheol oppa yang memanggilnya untuk turun dan menyantap makan siangnya, Jiyeon pun turun dan langsung menuju ruang makan.

Di tengah-tengah menyantap makan siang Seungcheol oppa menyetel acara musik di televisi. Kala itu boyband Seventeen sedang diwawancara. "Bukankah itu boyband yang sedang tenar sekarang ini" tanya Seungcheol oppa menunjuk televisi, "Hmm" jawab Jiyeon lesu "bukankah dia sekampus denganmu" sambung Jihoon oppa sambil menujuk Hoshi yang sedang di wawancara dengan sumpitnya, Jiyeon melihat televisi sebentar dan menjawab lesu kemudian menyantap nasinya, "Benarkah, pasti menyenangkan sekampus dengan artis" sahut Seungcheol, "Tidak juga" jawab Jiyeon pendek dan sepertinya ia kehilangan nafsu makan dan kembali ke kamarnya, Jihoon langsung marah-marah kepada Jiyeon "Ya... Lee Jiyeon" seru nya.

Keesokan harinya Jiyeon berangkat ke kampus dengan tampang lesu, sangat lesu, tak ada semangat sedikit pun. Jiyeon terkejut ketika keluar dari gerbang. Bagaimana tidak, seorang pria tengah menunggunya. Ia sangatlah mengenal pria itu, pria itu memiliki postur tubuh yang sama dengan pria yang selalu mengisi mimpinya beberapa hari terakhir ini.

"Annyeong, lama tak bertemu" sambut pria itu

selamat datang reader ku . ini tulisan pertama ku yang sebenarnya udah pernah di publish tahun 2017 tapi sempat aku unpublish sampe akhirnya aku memutuskan buat di publish lagi. jadi mohon maaf jika penulisannya sedikit berantakan..

HIS REGRET [Hoshi Svt] (on revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang